Suami Misterius - BAab369 Lebih Sedih Daripada Ibunya Yang Mati

“Tidak ada gunanya menangis saat ini!” Yunita membuang kopernya, menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang.

“Kak, Bagaimana sekarang?” Elaine menangis dengan begitu menyedihkan, “Aku akan segera menikah dengan Andika, papa sekarang tidak memperbolehkan kita pulang, aku akan kehilangan martabat di tempat mertuaku.”

“Tutup mulutmu, tidak usah berakting menyedihkan didepanku, lakukan didepan suamimu.” Yunita melirik kejam Elaine, dia sudah malas berbicara dengan orang bodoh ini.

“Ma, Bagaimana menurutmu?” Yunita bertanya.

Rina mengerutkan wajahnya, “Kali ini, aku dijebak oleh Clara wanita sial itu. Benar-benar diam-diam menusuk, dan tusukannya kali ini cukup kejam.”

Setelah Rina selesai berbicara, dia menggenggam tangan Yunita dengan erat, “Yunita, pikirkan cara, tidak bisa biarkan orang licik itu mendapatkan apa yang dia inginkan.”

“Dia sekarang sudah mendapatkan.” Yunita berkata dingin. “Clara adalah cucu luar Kakek Qin, pasti bukan orang bodoh. Aku sudah menghabiskan banyak cara, dan waktu bertahun-tahun merencanakan, baru bisa membuat dia menjadi seseorang yang bodoh. Dan kalian, demi seorang pria, menghancurkan semua rencanaku.”

“Jika kalian ingin mendapatkan keuntungan, aku setuju, tapi akhirnya, tidak mendapatkan apa-apa.”

“Kak, sekarang sudah begini, apa ada untungnya kamu perhitungkan sekarang. Aku bodoh, kamu pikirkan sekarang kita harus bagaimana.” Elaine bergumam.

Yunita melirik dia dengan tatapan dingin, “Sekarang tidak ada solusi yang baik lagi, kecuali, kamu yang tanggung masalah ini. Dan biarkan mama kembali ke Keluarga Santoso.”

“Kenapa harus begitu! Bukan aku yang menyebarkan berita buruk papa, tapi Clara orang licik itu.” Elaine berkata dengan tidak puas.

“Walaupun seberapa liciknya Clara, tapi dia punya kemampuan. Kamu bahkan tidak bisa naik ke ranjang pria dengan benar. Clara sekarang ikut dengan Tuan Muda Keempat Sutedja, ada pendukung yang besar seperti itu, walaupun dia menyebarkan berita buruk, papa juga tidak berani melakukan apapun padanya. Kamu lihat dirimu sendiri, terus bergantung pada orang lain, lalu menyinggung nenek, lalu menikah dengan pengusaha kecil yang tidak ada apa-apanya.”

“Walaupun begitu juga tidak boleh mengorbankan aku. Jika aku mengakui masalah ini, Papa pasti tidak akan mengakui aku sebagai putrinya lagi. Tidak ada lagi keluarga, bagaimana aku bisa bertahan dirumah mertua kelak.” Elaine menangis sambil menarik tangan Rina.

“Keluarga Santoso tidak ada lagi Mama yang urus, nenek sebagai kepala rumah, kamu kira kamu masih bisa bertahan. Ada keluarga atau tidak, tidak ada bedanya.” Yunita berkata dingin. “Yunita.” Rina memotong pembicaraannya, karena menggerakkan bibirnya yang terluka, membuat dia sedikit kesakitan, “Tidak bisa, tidak boleh menyuruh Elaine menanggung ini semua. Wini wanita licik itu sudah keguguran, Ayahmu dan nenek sangat kesal, jika Elaine saat ini maju dan menanggung semua, pasti akan diusir keluar oleh ayahmu. Nanti dia tidak bisa mengangkat kepalanya di rumah mertua.”

Sudah seperti ini, masih menyelesaikan masalah dengan perasaan. Yunita mendeham, lanjut mengatakan, “Baik, karena kalian tidak setuju. Kalau begitu hanya bisa mengulur saja. Sampai aku dan Elaine bisa mendapatkan posisi stabil di rumah mertua, kamu baru bertengkar dengan ayah. Walau bagaimanapun kamu adalah istri sahnya, tidak mungkin akan langsung diusir keluar. Jika ingin bercerai, maka juga harus mendapatkan keuntungan darinya.”

Selesai mendengar, Rina mengangguk setuju. “Ini cara yang bagus. Asalkan kamu dan Elaine ada tempat yang bagus, aku tidak akan khawatir lagi. Ayahmu selingkuh, dan melakukan kekerasan padaku, aku dan dia tidak ada rasa apa-apa lagi. Dia selingkuh, juga melakukan kekerasan, jika bercerai, dia juga tidak akan mendapat keuntungan.”

“Ma, masih ada berapa banyak kartu di tangan ayah?” Yunita tiba-tiba bertanya.

Keluarga Evi saat itu, adalah keluarga kaya raya. Setelah Kakek Qin meninggal, semua kekayaannya jatuh ke tangan Yanto. Dulu tidak begitu buru-buru, karena mengira semua kekayaan itu cepat atau lambat akan jatuh ke tangan mereka, tapi rencana mereka tidak menunjukkan perubahan, Yunita merasa sudah saatnya menyusun rencana yang baru lagi.

“Tidak peduli ada berapa banyak kartu ditangannya, asalkan aku memegang kartu yang paling kuat, apa yang aku butuhkan ada selalu ada.” Selesai Rina berbicara, dia bertukar pandang dengan putrinya.

“Ma, Kak, apa yang kalian bicarakan.” Elaine bertanya bingung.

“Jangan bertanya untuk sesuatu yang tidak seharusnya kamu tanyakan.” Selesai Yunita berbicara, dia mengangkat kopernya. “Ma, kamu jaga diri baik-baik selama di rumah sakit, aku pergi dulu.”

“Kamu tidak tinggal sebentar temani Mama?” Elaine bertanya.

“Ada dokter dan suster dirumah sakit, masih bisa menyewa suster yang ahli untuk menjaga Mama. Untuk apa aku tinggal” Yunita berkata dengan tidak sabar, lalu bertanya, “Apa kalian tahu Wini ada dirumah sakit mana?”

“Untuk apa kamu bertanya orang licik tidak tahu malu itu?” Elaine merasa kesal ketika membahas Wini.

“Walaupun dia tidak tahu malu, tapi sekarang dia tidur satu ranjang dengan ayah. Jika dia berkata asal beberapa kata saja, cukup membuat kita menderita.” Yunita berbicara sambil menarik kopernya.

Kata-katanya menusuk telinga, membuat mata Rina merah, tertawa menyindir:”Walaupun kamu menjilat dia, dia tidak akan bisa satu hati dengan kita.”

“Tapi dia tidak boleh satu hati dengan Clara.” Yunita berkata sambil menggertakkan gigi. Sampai sekarang, mereka masih belum bisa melihat situasi dengan jelas, seperti bekerja sama dengan seekor babi.

“Masalah kali ini, sangat jelas Clara menggunakan Wini untuk menyerang kita. Jika dia melanjutkan menggunakan Wini untuk menyerang, kelak kita akan menderita banyak.”

Mendengar itu, Rina berkata:”Aku dengar dari nenek, Wini dirumah sakit kandungan.”

“Em, aku sudah tahu.” Setelah Yunita menjawab, membawa koper dan berjalan keluar.

“Ma, kalu lihat kakak, dari masuk sampai keluar, tidak ada kata-kata peduli yang keluar.” Elaine berkata dengan tidak puas.

“Aku hanya luka luar, tidak begitu parah. Yang kakakmu katakan benar, tidak boleh membiarkan Wini dan Clara berada di kapal yang sama.” Rini berbaring setelah selesai berbicara.

“Aku capek, kamu pulang saja dulu.”

Elaine melihat Rina sampai tertidur, baru pergi meninggalkan ruangan.

Diluar ruangan, Yunita belum pergi, sangat jelas sedang menunggunya.

“Kak, ada urusan lagi?” Elaine bertanya.

“Ikut denganku. Pergi melihat Wini.” Yunita berkata. “Ayah hari ini hanya melampiaskan amarah padamu, sekarang pergi dengan rendah hati, maka kamu masih bisa menjadi anak kesayangan. Jika kamu ingin menikah keluar dengan lancar dari Keluarga Santoso, dengarkan kata-kataku.”

“Oh.” Elaine mengangguk. Mengikuti Yunita pergi ke rumah sakit kandungan.

Rumah sakit kandungan, Kamar VIP pasien bersalin.

Wini berbaring di ranjang, wajahnya pucat, air matanya jatuh sambil melihat Yanto yang berada di samping ranjang.

“Abang sepupu. “ Wini memegang tangan Yanto, suaranya terdengar mencekik.

“Jangan menangis, kamu baru selesai operasi, tidak bagus untuk mata jika menangis terus.” Yanto menghiburnya. Kata-katanya baru saja diluncurkan,terdengar pintu kamar diketuk dari luar.

“Seharusnya suster datang untuk mengganti obat.” Yanto bangkit untuk membukakan pintu, melihat diluar adalah kedua putrinya, sangat terkejut. “Kenapa kalian bisa datang?”

“Papa, aku dengar Bibi baru saja melakukan operasi, kami datang menjenguk.” Yunita menjawab.

Ekspresi wajah Yanto dingin, sedikit ragu, lalu berkata:”Masuklah.”

Yunita memimpin Elaine berjalan masuk ke ruangan, keduanya seperti paduan suara, bertanya keadaan Wini dari sebelah ranjangnya.

Elaine mengerahkan kemampuannya, menangis sampai kehabisan napas, merasa lebih sedih daripada ibunya yang mati.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu