Suami Misterius - Bab 687 Tertidur Ketika Sedang Berciuman

Rudy masuk, berjalan ke depan jendela dan menutup tirai, lalu kembali ke ranjang, berbaring di sisi satunya lagi.

Dia secara alami mengulurkan satu lengan, menarik Clara dan selimut ke dalam pelukannya, dan mengulurkan tangan menarik selimut yang menutupi kepalanya.

“Tidurlah, aku temani kamu.”

Dia menempel di telinganya untuk berkata, suara yang merdu sedikit berhati-hati.

Clara terperangkap dalam pelukannya, tapi tubuh agak kaku, “Kamu memelukku, aku tidak bisa tidur.”

Rudy tidak melepaskannya, lengan yang melingkar di pinggangnya malah semakin erat.

Tubuh mereka menempel erat bersama, punggungnya menenempel di dadanya, sentuhan yang hangat dan keras.

“Hanya peluk sebentar, sebentar saja sudah bisa.”

Dia berbisik dengan suara rendah, suara hampir serak karena merasa tertekan.

Clara tidak bergerak, posisi di dalam dada sebelah kiri terasa sakit tanpa sebab.

Dagu Rudy berada di bahunya, bibir tipis menempel di pipinya, sesekali menciumnya.

“Clara, mungkin, sejak dari awal, tidak seharusnya aku mendekatimu.

Nasibku, ditakdirkan tidak akan memiliki kehidupan yang biasa.

Walaupun kita sudah kembali ke Jing, hidup juga belum tentu akan lebih baik, setelah aku masuk ke dalam pasukan, mungkin akan lebih sibuk, waktu untuk menemani kamu dan Wilson akan semakin berkurang.

Maaf, aku yang terlalu egois.

Dengan egois jatuh cinta padamu, ingin mendapatkanmu, ingin bersamamu sampai tua.

Terima kasih, kamu sudah membuat hatiku tergerak, membuat aku merasakan kehangatan dan kebahagiaan.

Tapi, yang bisa aku berikan padamu sungguh terlalu sedikit, bahkan bisa membuatmu berada dalam posisi bahaya.

Walaupun, aku berusaha sekuat tenaga ingin melindungimu, belum tentu bisa selalu aman.

Namun, harus bagaimana, aku tidak rela melepaskan tangan ini.”

Clara bersandar dalam pelukannya, sangat tenang tidak seperti biasanya.

Tuan muda keempat Sutedja begitu pelit bicara, jarang mengucapkan kata sebanyak ini.

Tapi, setiap kata adalah kata yang ingin Clara dengar.

Dia menggerakkan tubuhnya sebentar, lalu berbalik, sedikit mengangkat dagu untuk melihatnya.

Matanya gelap dan suram, seolah-olah bulan yang tertutup oleh awan gelap, menatapnya dengan tenang dan dalam-dalam.

Tatapan satu sama lain saling bertemu, matanya masih tetap cerah dan jernih, membuat dia tidak bisa mengendalikan perasaannya.

“Rudy, selain kata maaf dan terima kasih, apakah kamu tidak memiliki kata lain yang mau dikatakan padaku?”

Bukankah kamu sangat pintar mengucapkan kata cinta yang manis, kenapa tidak membujukku?”

Rudy mengangkat telapak tangannya, membelai kulit pipinya yang halus, jari-jari yang agak kasar, menggosok lembut pipinya.

“Apa yang ingin didengar?”

Dia mengangkat sudut bibir, tersenyum lembut sambil bertanya.

“Kamu mencintaiku, cinta mati, tidak bisa hidup tanpa aku, mohon agar aku tidak meninggalkanmu…..” Clara belum selesai bicara, Rudy sudah menundukkan kepala menciumnya.

Nafas maskulin yang kuat dan akrab mengelilinginya, sesaat dalam otak Clara menjadi kosong.

Ciuman hanya sesaat saja, Rudy segera melepaskannya.

Matanya yang gelap menatap dia dalam-dalam, suara rendah dan serius, bahkan terdengar sedikit berkuasa: “Clara, kamu tidak boleh meninggalkanku, tidak peduli terjadi apa pun.”

Clara mendengarnya, lalu menekuk sudut bibir, mengangguk sambil tersenyum.

Dia suka sikapnya berkuasa seperti ini.

Tubuh satu sama lain tetap menempel erat, ujung jari Rudy mengangkat dagunya, bibir tipis yang seksi menekan ke bawah lagi.

Kali ini, bukan hanya sekedar ciuman sebentar.

Dia tidak bisa mengendalikan diri terus berjerat dengan bibirnya, semakin cium semakin bergairah, dan semakin cium semakin bertenaga.

Clara sedikit terengah-engah oleh ciumannya, ditambah semalam sudah menghabiskan sepanjang malam di pusat penahanan, sungguh kelelahan sekali.

Dia pelan memejamkan matanya, awalnya masih mengikuti ciumannya, cium dan cium, kesadarannya perlahan menghilang, kemudian, tidak tahu apa pun lagi.

Rudy memeluk tubuh lembut wanitanya, di samping telinga adalah suara nafasnya yang teratur.

Dia tetap menatapnya dengan tatapan panas, juga sedikit canggung, kemudian, merasa tidak berdaya dan tertawa lepas.

Clara satu-satunya wanita yang bisa tertidur saat berciuman

Lengan Rudy tetap melingkar di pinggang lembutnya, sangat ingin memasukkan dia ke dalam tubuhnya sendiri, tidak akan pernah berpisah lagi.

“Tidurlah, mimpi indah.”

Rudy mencium keningnya, kemudian, tidur bersama sambil memeluknya.

….…Clara tidur pulas, dia merasa dirinya seperti bermimpi panjang sekali.

Dia memimpikan Evi Pipin, mimpi saat dirinya masih kecil, bersandar di atas lutut mamanya, mendengar mama menceritakan dongeng 《Cinderella》.

Dia membuka buku dongeng, di dalam buku ada gambar pangeran tampan, menunggang kuda putih yang tinggi besar, tangan memegang pedang pusaka, begitu tampan dan luar biasa.

Clara melihat dan melihat, tiba-tiba menemukan wajah pangeran berubah menjadi wajah Rudy.

Dia terkejut sekali, brukkk buku langsung jatuh ke bawah.

Kemudian, dia membuka mata, langsung bangun.

Di luar jendela tampaknya sedang hujan, langit kelabu, sedikit tidak bisa membedakan waktu.

Clara tidak tahu dia sudah tidur berapa lama, kepala terasa pusing dan berat.

Dia mengucek mata yang masih mengantuk dengan punggung tangannya, kemudian, bangun dari tempat tidur dan turun dengan kaki telanjang.

Clara berjalan ke samping jendela, mengulurkan tangan membuka jendela, udara yang sejuk berhembus ke sini sambil membawa uap air, rambutnya terangkat oleh tiupan angin.

Clara mengulurkan tangan memegang rambutnya, baru saja mau mengambil ponsel untuk melihat waktu, tapi pintu kamar terbuka saat ini.

Rudy berjalan ke dalam, mengenakan setelan jas, ekspresi wajah dingin dan berat, ketika melihat dia, baru muncul sedikit kehangatan, hanya saja alis tajam mengerut sejenak.

“Baru saja bangun tidur sudah ditiup angin dingin, apakah tidak takut pilek.”

Rudy melangkah ke sana, langsung menggendongnya.

Clara digendong dalam pelukannya, menggoyangkan sepasang kaki putih yang lembut.

“Tidak memakai sandal juga.”

Rudy menatapnya dengan tatapan tak berdaya.

“Tidak dingin.”

Clara berkata, kedua lengan secara alami melingkari lehernya.

Mengulurkan tangan menarik jasnya.

“Apakah mau pergi?”

“Eng.”

Rudy mengangguk, “Tidak akan pergi terlalu lama, sebelum langit gelap sudah akan pulang untuk menemanimu.”

“Oh.”

Clara menjawab sepatah, suasana hati tidak terlalu bersemangat.

Rudy tersenyum hangat, membujuk dengan suara lembut, “Sayang, pergi tidur sebentar lagi.

Tertidur ketika sedang ciuman, kamu membuat aku merasa sangat gagal.”

Clara tersenyum manja, memeluk lehernya, lalu berinisiatif mempersembahkan bibir kemerahan yang lembut, sekuat tenaga mencium bibir tipisnya yang seksi.

Rudy menggendongnya kembali ke ranajang, keduanya terjerat ciuman panas untuk sesaat, kemudian, Rudy baru pergi.

Rudy berjalan keluar dari gedung apartemen, mobil Bentley hitam sudah menunggu di depan pintu, Raymond yang menyetir sendiri.

Rudy membuka pintu mobil, duduk ke dalam jok samping pengemudi.

Raymond menyalakan mesin mobil, perlahan mobil berkendara keluar perumahan, memasuki jalan utama.

Tangan Raymond memegang kemudi, sambil menyetir, sambil berkata: “Gevin menerima kabar kematian Rahma, sudah pergi ke rumah sakit.”

“Eng.”

Rudy menjawab sekali, lalu bertanya lagi, “Semua sudah diatur dengan baik?”

“Tenang saja, jamin tidak akan terjadi kesalahan.”

Raymond menjamin sambil menepuk dadanya.

Mobil berbelok ke kanan di persimpangan, melaju dengan kecepatan tinggi, pada akhirnya berhenti di depan pintu rumah sakit pusat.

Rahma terus berada di unit perawatan intensif ICU lantai tiga.

Rudy dan Raymond berjalan memasuki bangsal, dokter sedang menuliskan waktu kematian.

Dua orang perawat menutupi tubuh Rahma dengan kain putih, seluruh ruangan dalam bangsal sunyi senyap, tidak ada suara bicara apa pun.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu