Suami Misterius - Bab 206 Aturan

Satu tahun 365 hari, hari-hari Nyonya besar Sutedja ada di rumah tidak lebih dari lima hari, Arima tercengang ketika melihat istrinya duduk di sofa ruang tamu.

Ketika Nyonya besar Sutedja melihat Arima memasuki pintu, ekspresinya juga sangat dingin, tidak ada fluktuasi di matanya, dan nadanya juga sangat tenang, "Kebetulan kamu pulang, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."

Nyonya besar Sutedja menunjuk ke posisi yang berlawanan dengannya, sikapnya sangat sombong.

Adisti dan Arima menikah karena hubungan politik, meskipun Keluarga Sutedja adalah kepala dari empat keluarga besar, tetapi status dan reputasi Keluarga Tikar juga tidak kalah, oleh karena itu, sejak Adisti menikah ke Keluarga Sutedja, dia tidak pernah dibully oleh siapapun.

Terlebih lagi, Arima punya wanita simpanan dan anak di luar pernikahan selalu menjadi kerugiannya, sehingga dia selalu kalah di depan Adisti.

Arima melambaikan tangan pada asistennya dan membiarkannya pergi, dia berjalan ke posisi di depan Adisti dan duduk.

"Bulan depan Wilson akan berusia dua tahun, aku berpikir untuk mengadakan pesta ulang tahun kecil di rumah dan mengundang beberapa kerabat dan teman dekat untuk ikut bersenang-senang." Adisti berkata dengan santai, dia sedikit mengangkat dagunya, dan membawa sikap yang tidak menerima sanggahan orang lain.

Arima tercengang sejenak, dia tidak menyangka Adisti akan menyebutkan masalah ini, kemudian dia sedikit mengerutkan alisnya.

Tidak lama sebelumnya, Nyonya Besar Sutedja baru saja merayakan ulang tahunnya, dan sekarang Keluarga Sutedja mau mengadakan perjamuan ulang tahun untuk Wilson, meskipun merupakan perjamuan kecil, tetapi kerabat dan teman-teman Keluarga Sutedja dan Keluarga Tikar hampir ada di seluruh lapisan masyarakat, belum lagi sekarang Rudy bertanggung jawab atas Sutedja Group, banyak orang yang ingin menyanjungnya, dan sekarang ulang tahun putra Rudy adalah kesempatan yang baik bagi orang-orang tersebut, mereka pasti tidak akan melepaskan kesempatan seperti ini.

Pada akhirnya, pesta ulang tahun anak bocah mungkin akan lebih megah daripada pesta ulang tahun Nyonya Besar Sutedja, bukankah ini sangat jelas sedang memukul wajah Nyonya Besar Sutedja.

“Hal ini mungkin kurang cocok.” Arima berkata, “Bagaimanapun juga, Wilson adalah cucu sulung dari Keluarga Sunarya, dan Keluarga Sutedja mengadakan pesta ulang tahun yang besar-besaran untuk Wilson, aku khawatir Keluarga Sunarya akan memiliki pendapat.”

Setelah Wilson dilahirkan, namanya langsung tertera di kartu keluarga Sunarya, Rudy mengenal kembali ayahnya, dan Wilson tentu saja bermarga Sunarya, Bahron secara pribadi memberi cucunya nama - Desta Sunarya.

Setelah Adisti mendengarnya, dia tertawa dingin, Arima benar-benar menemukan alasan yang masuk akal.

"Aku tidak peduli apa yang dipikirkan Keluarga Sunarya, tetapi Keluarga Sutedja harus menunjukkan sikap kita sendiri, sekarang Rudy berada di Kota A, dia masih bermarga Sutedja di Kota A. Wilson tentu saja adalah cucu dari Keluarga Sutedja, membiarkan Wilson mengambil kesempatan ini untuk bertemu dengan kerabat dan teman-teman Keluarga Sutedja juga tidak ada salahnya. "

Nada suara Adisti tidak tergesa-gesa, dan juga masuk akal, sehingga membuat orang tidak bisa menemukan sedikit pun kesalahannya.

Arima terdiam.

Nalan Vi yang telah bersembunyi di dapur untuk menguping, mengambil kesempatan menyajikan teh dan berjalan keluar.

“Ayah, minum teh, ini adalah teh tieguanyin terbaik yang baru saja dibuat.” Setelah Nalan Vi menyerahkan teh, dia tidak pergi, tetapi dia duduk di sofa yang kosong.

“Ayah, Bibi Adisti.” Karena Revaldo memanggil Nyonya besar Sutedja “Bibi Adisti,” setelah Nalan Vi menikah dengan Revaldo, dia juga mengikuti suaminya memanggil Bibi Adisti.

Pada awalnya, Revaldo dibawa kembali ke Keluarga Sutedja, Nyonya Besar Sutedja dan Arima sama-sama berharap Nyonya besar Sutedja akan membesarkannya dan memperlakukannya seolah-olah anaknya sendiri, dan ingin membiarkan Revaldo memanggil Nyonya besar Sutedja ibu, namun Nyonya besar Sutedja langsung menolaknya, Nyonya besar Sutedja berkata: Bukankah ibu dari anak ini masih belum meninggal, jika dia memanggilku ibu, maka dia memanggil ibu kandungnya apa?!

Karena Nyonya besar Sutedja tidak mengakui Revaldo, Revaldo belum dapat menyingkirkan status anak di luar pernikahan selama bertahun-tahun ini.

"Ayah, Bibi Adisti, meskipun aku tidak punya hak untuk berbicara, tetapi aku masih harus mengatakannya, Wilson adalah anak di luar pernikahan dari Rudy, dan namanya bahkan tidak tertera dalam kartu keluarga Sutedja, Keluarga Sutedja mengadakan pesta ulang tahun secara terang-terangan untuknya, memang tidak cocok dengan aturan."

Nalan Vi berkata dengan hati-hati, Keluarga Sutedja mendukung bocah itu secara terang-terangan, maka di mana posisi untuk putranya! Nalan Vi tentu saja harus berdiri dan menentangnya.

Arima baru saja ingin menyetujui perkataan Nalan Vi, dan dia mendengar Nyonya besar Sutedja melempar cangkir teh di atas meja dengan keras.

"Kamu tahu bahwa kamu tidak seharusnya ikut campur, tetapi kamu masih saja ikut campur, Nalan Vi, kamu tidak berbicara juga tidak ada yang menganggap kamu itu bisu!" Nyonya besar Sutedja langsung menegurnya, “Aturan? Kamu berbicara aturan denganku? Di depan senior, kamu yang merupakan junior sembarang ikut campur masalah senior, dari mana aturan ini berasal?"

Wajah Nalan Vi pucat karena ditegur oleh Nyonya besar Sutedja, dia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.

Setelah Nyonya besar Sutedja selesai menegurnya, dia melirik cangkir teh yang jatuh di atas meja kopi, cangkir teh tersebut tidak pecah, tetapi sebagian besar teh di dalamnya tumpah.

“Ganti gelas untukku.” Nyonya besar Sutedja berkata dengan dingin.

Ardian hendak berdiri, tetapi dia dihentikan oleh Nyonya besar Sutedja, Nyonya besar Sutedja menatap Nalan Vi dengan dingin, sangat jelas, dia memerintahkan Nalan Vi untuk menyajikan teh.

Meskipun Nalan Vi tidak senang, tetapi dia masih berjalan ke dapur dengan patuh, dia membawa secangkir teh panas lagi, dan dengan hormat menyerahkannya kepada Nyonya besar Sutedja.

Nyonya besar Sutedja mengambil cangkir teh dan meminumnya, kemudian dia berbicara lagi, "Kamu baru saja berkata bahwa Wilson adalah anak di luar pernikahan, jika aku tidak salah ingat, kamu dulu juga hamil ketika menikah dengan Revaldo, Gevin juga hampir merupakan anak di luar pernikahan."

Perkataan Nyonya besar Sutedja membuat wajah Nalan Vi memerah dan juga pucat, dan Nalan Vi mulai berkeringat dingin.

Meskipun Nalan Vi dilahirkan di Keluarga Nalan dari empat keluarga besar, tetapi kakeknya memiliki lima putra, ayahnya adalah putra yang paling tidak berguna, di Keluarga Nalan, ayahnya hanyalah orang yang makan gratis, setelah kakeknya meninggal, ayahnya hanya mendapatkan sedikit asset dan bahkan tidak mendapatkan saham dari perusahaan.

Status seperti dia, tidak tinggi dan juga tidak rendah, sangat sulit untuk menikah ke keluarga yang terkemuka, tetapi Nalan Vi adalah yang paling cantik di antara kakak-beradiknya, dia juga memiliki semangat yang tinggi, dia tidak ingin sembarang menikah.

Untungnya, dia punya pikiran dan rencana, dia berpacaran dengan Revaldo, dan perutnya juga sangat hebat, akhirnya dia menikah dengan Revaldo karena hamil.

Berapa banyak orang yang cemburu padanya karena menikah ke Keluarga Sutedja, namun, di era itu, hamil sebelum menikah merupakan hal yang sangat memalukan, sehingga dia tidak berani mengangkat kepalanya di Keluarga Sutedja selama bertahun-tahun, bahkan sekarang Nyonya besar Sutedja menyebutkannya, dia masih merasa malu.

Nyonya besar Sutedja menatapnya dengan dingin, dan terlalu malas untuk peduli dengannya.

"Ardian, untuk pesta ulang tahun Wilson, aku serahkan padamu dan Nalan Vi, siapa yang ingin diundang juga harus dipertimbangkan baik-baik, jika Keluarga Sutedja kehilangan wajah, maka aku tidak akan mengampuni kalian."

Setelah Nyonya besar Sutedja selesai berbicara, dia memegang tangan Ardian dan berdiri dengan malas, "Baiklah, aku sudah lelah, masalah ini kita putuskan begini saja."

Nyonya besar Sutedja membuat keputusan akhir dan membawa Ardian naik ke atas untuk beristirahat.

Tubuh Nalan Vin bergetar, dia memarahi Nyonya besar Sutedja di dalam hatinya: Wanita tua yang sudah setangah kaki menginjak kuburan.

"Ayah..." Wajah Nalan Vi terlihat sangat kasihan.

Wajah Arima sangat dingin, dia melemparkan sebuah kalimat: "Lakukan apa yang dia katakan."

Rudy memiliki Keluarga Sunarya di belakangnya, dan Adisti memiliki Keluarga Tikar di belakangnya, sekarang ini, Arima sudah tidak dapat menangani banyak hal.

...

Di sisi lain, Rudy membawa Wilson kembali ke apartemen, dan Clara sudah pergi.

Wilson memeluk leher Rudy dan bertanya dengan kasihan, "Di mana mama?"

Rudy menggendong anak dengan satu tangan, dan satu tangannya lagi mengeluarkan ponsel dan menelepon Clara.

Telepon masih belum terhubung, dan Clara sudah mengirim sebuah pesan: Aku mendadak ada pekerjaan dan perlu terbang ke Shanghai, aku akan hubungi kamu setelah aku kembali.

Setelah Rudy melihat pesan teks Clara, dia tidak bisa menahan tawa, gadis ini bahkan lebih sibuk darinya.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu