Suami Misterius - Bab 56 Hal Apa Yang Bisa Dilihat Darimu

Clara menatapnya dengan pasif, Bola matanya yang gelap seperti laut yang tidak berdasar. Membuat orang takut namun dipenuhi oleh misteri dan godaan.

Rudy juga memandangnya, matanya sedikit menyipit, pandangannya penuh dengan cahaya, pandangannya perlahan-lahan turun dari wajahnya yang cantik ke arah dadanya.

Clara mengenakan kemejanya dan tidak ada pakaian lain di dalamnya karena pakaian dan pakaian dalamnya dibasahi oleh kencing dari Wilson, yang masih dikeringkan di balkon.

Karena kejadian tadi, Kancing di depan dadanya terlepas satu, Kulit putih nya setengah terlihat di hadapannya.

Clara merasakan pandangan matanya yang membara ke arah dadanya, dia pun dengan cepat menutupnya dengan tangannya. "Apa yang kamu lihat!"

“Kamu pikir, apa yang bisa dilihat darimu, eh?” Sudut bibir Rudy terangkat, terdapat sedikit pesona nakal pada senyumnya. Namun dia tetap tidak mengalihkan pandangannya bahkan lebih terang-terangan dalam menatap dadanya.

"Penjahat kelamin!" Teriak Clara dengan marah, mengangkat tangannya untuk memukul wajahnya.

Rudy meraih lengannya yang masih mengambang di udara dan belum sempat terjatuh dengan sempurna, dan balik menekan punggungnya di atas piano.

Tubuhnya pun menekan kunci piano, dan piano itu mengeluarkan bunyi yang tidak harmonis.

Tubuh berat lelaki itu menekannya dan Clara hampir tidak bisa bergerak apalagi melawan. Di dalam nafasnya, terdapat aroma alkohol yang kental, tidak tahu berapa banyak arak yang diminum malam ini.

Yang paling dikhawatirkan oleh Clara saat ini adalah jika dia yang tiba-tiba menjadi buas dan nafsu seks nya memuncak.

Namun Rudy tidak mengambil tindakan lebih lanjut hanya bertanya dengan singkat, "Lagu apa yang barusan kamu mainkan?"

Clara membeku sesaat, pikirannya tidak bisa dia ikuti. Setelah keheningan sesaat dia pun menjawab: "《 Jarak Jauh》 ", lagu tema dari film" 《Putri Duyung》 ". Aku merekamnya untuk membuat sampel demo, Namun masalah apakah lagu ini akhirnya aku yang nyanyikan bukan keputusan dariku.

Perlahan Rudy melepaskannya dan duduk di bangku piano. "Coba mainkan sekali lagi untukku."

"Oh," Clara duduk dengan patuh di sebelahnya, kali ini dia sudah lebih pintar. Bagaimanapun seorang pria yang baik tidak akan memakan kerugian di depannya.

Nada menenangkan dan lembut keluar dari ujung jari pucatnya, Rudy mendengarkan dalam diam, kelelahan yang tergurat di antara kedua alisnya sedikit terurai.

Sejujurnya, musik yang Clara mainkan bukan lagu yang spesial. Namun lagu yang dia mainkan memiliki keheningan untuk menenangkan hati orang lain.

Rudy sudah lelah berurusan dengan orang-orang dengan wajah bertopeng dan munafik.

Sebaliknya keautentikan Clara membuatnya terlihat lebih berharga.

Ketika lagu selesai, Rudy terlihat masih belum kembali kepada kenyataan.

Clara tidak berani bergerak, takut memprovokasi dia lagi.

Setelah beberapa lama, baru mendengar suara rendahnya yang unik bertanya, "Apakah kamu benar-benar ingin menyanyikan lagu tema ini?"

"Tentu saja ingin, ini adalah kesempatan langka bagiku," Clara mengatakan hal yang sebenarnya. Wajahnya menunjukkan ekspresi pandangan yang kecewa.

Baru-baru ini di internet telah tersiar berita bahwa Diva Isyana akan menyanyikan lagu tema "Putri Duyung". Kekuatan sang diva yang ditampilkan membuat Clara merasa bahwa dia tidak memiliki kesempatan sama sekali.

Rudy mengangguk dalam diam dan berkata, "Aku buat mimpimu menjadi kenyataan, oke?"

"Kamu akan membuat mimpiku menjadi kenyataan? Rudy, kamu pikir kamu siapa," Clara tersenyum meremehkan, diapun menutup piano, berdiri, dan merenggangkan pinggangnya yang kaku.

"Aku mengantuk, aku pergi istirahat dulu."

...

Keesokan harinya, Clara bangun pagi.

Dia takut membangunkan Wilson, dan dia mendorong pintu kamar dengan lembut, merayap perlahan menuruni tangga, dan menemukan Rudy yang duduk di sofa ruang tamu sedang minum teh dan membaca koran.

Dia mengenakan kemeja putih, manset nya digulung dengan santai, kakinya memakai sepasang sandal katun biru, dia berpakaian sangat sederhana, terkandung sedikit kemalasan namun memiliki rasa yang berbeda.

“Kenapa kamu tidak tidur lebih lama lagi?” Rudy mendengar langkah kakinya dan meliriknya.

"Ada dua scene ulangan hari ini dan setelah itu harus segera pulang untuk menghafal naskah." Clara dengan cepat berjalan menuruni tangga dengan santai bertanya kepadanya, "Mengapa kamu juga sudah bangun sepagi ini?"

"Tidak bisa tidur," jawab Rudy dengan suara rendah.

Sebenarnya dia belum tidur sama sekali.

Baru-baru ini, ia mengambil alih Grup Sutedja secara penuh dan tanggung jawab pekerjaannya pun meningkat dua kali lipat.

Konferensi video berakhir pukul tiga pagi, setelah rapat berakhir, dia masih menyelesaikan beberapa pekerjaan dan ketika melihat waktu waktu sudah menunjukkan pukul lima subuh, langit di luar pun sudah mulai terang.

Rudy dengan tidak bersuara untuk mengganggu siapa pun dan pergi ke dapur untuk memasak air dan membuat teh, kemudian dia duduk di ruang tamu meminum teh dan membaca koran. Hal ini merupakan waktu santai baginya.

Clara datang, mengambil teko di satu tangan, membalik cangkir teh bersih di tangan yang lain, menuangkan secangkir penuh, dan meminumnya dalam satu tegukan. Setelah minum, dia mengelap bibirnya dan mengerutkan kening, "Teh apa ini pahit sekali, lebih enak jika ini adalah teh hitam."

Rudy menyipitkan mata dan menatapnya, terpancar senyum tidak berdaya di alisnya.

“Apakah kamu ingin dipanggilkan Sus Rani untuk membuatkanmu sarapan?” Rudy bertanya.

"Tidak perlu, aku sedang terburu-buru setelah sampai di sana baru makan juga bisa." Setelah Clara selesai berbicara, dia sambil berlari ke pintu masuk untuk mengganti sepatu. Dia sudah memanggil taksi dan mobil itu sudah menunggu di luar.

Ketika Clara sampai di tempat lokasi belum sampai jam tujuh pagi.

Awak kru biasanya akan memulai bekerja setelah jam sembilan, saat ini kru kerja dan aktor sedang beristirahat,seluruh hotel menjadi sunyi.

Clara berjalan ke pintu masuk hotel, dimana di sebelah kiri terdapat lift.

Pada saat ini, ada tanda kuning di depan pintu lift yang tertulis : Lift sedang dalam perawatan, silakan menggunakan tangga.

Clara sedikit kesal,dia menyeret kakinya memasuki tangga emergency. Untungnya, kamarnya berada di lantai lima.

Jendela di lorong ini sangat kecil, cahaya yang masuk juga sangat lemah, membuat suasana menjadi sangat suram.

Clara secara tidak sadar mempercepat langkahnya, mungkin karena dia berjalan terlalu cepat, dan tidak memperhatikan pergerakan di lantai atas. Hingga dia sudah berjalan mendekati baru bisa melihat dengan jelas, di pojok tangga dengan cahaya gelap ini, Sepasang pria dan wanita sedang berciuman dengan penuh nafsu.

Clara tanpa sadar menghentikan langkahnya, wajahnya terpancar rasa terkejut dan kaget. Kedua orang ini adalah orang yang dia kenal, pria itu adalah Nalan. Namun wanita yang bersamanya bukanlah Lauren tunangannya, namun teman baiknya Yunita.

Clara tidak bisa menahan diri untuk berdeham, ibu dan anak dari keluarga Muray benar-benar memiliki potensi untuk menjadi wanita pelakor. Rina telah menjadi wanita simpanan dari Yanto selama lebih dari sepuluh tahun. Elaine juga menjadi wanita penghancur hubungan dari Marco dan dirinya. Sekarang, Yunita telah menjadi orang ketiga antara hubungan Nalan dan Lauren.

Melihat seseorang datang keduanya yang sedang berpelukan dengan cepat berpisah.

Mata Nalan menatapnya seperti elang, pandangannya seakan ini hanyalah lelucon.

Yunita buru-buru merapikan pakaian berantakan di tubuhnya. Setelah kepanikan singkat itu, dia memandang Clara dengan tajam dan muram.

“Aku hanya lewat saja, maaf mengganggu kalian berdua.” Clara menurunkan sudut bibirnya, dalam nadanya terkandung rasa jijik. Dia menggerakkan kedua kakinya, dan melanjutkan untuk menaiki tangga.

“Kau kembali dulu, aku akan menghubungimu nanti,” Yunita melepaskan Nalan dan dengan panik mengejar Clara.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu