Suami Misterius - Bab 1182 Segitu Mencintainya Dan Merindukannya

Ciuman yang lama dan intens membuat Keyra terengah-engah.

Lengan Keyra perlahan melingkari leher Alfy, kedua tubuh menempel satu sama lain, suhu dada Alfy yang panas seolah mampu meluluhkan orang.

Setelah bibir dan gigi saling menjerat, Alfy tetap memeluk Keyra. Mata yang gelap menatap Keyra dengan penuh kasih sayang.

Dagu Keyra agak terangkat, menatap Alfy dengan mata yang dihiasi senyuman, bertanya dengan manis, "Merindukanku?"

“Iya.” Alfy mengangguk, matanya dalam bak dasar laut yang tak terlihat, dasar laut yang dipenuhi gelumbung api yang membara.

Dia tidak pernah mengalami perasaan seperti ini, segitu menyukai seseorang, segitu merindukan seseorang sehingga dia tidak bisa tidur. Perasaan ini asing, kuat, dan mendebarkan.

Dia mempertahankan postur yang sama sepanjang waktu, memeluk Keyra, menatapnya dalam-dalam, tidak berbicara untuk waktu yang lama.

Tubuh Keyra sedikit kaku dalam pelukannya, dia mengedipkan mata yang cerah, berkata dengan sedikit kesal, "Dingin sekali, kacanya sangat dingin."

Setelah Alfy mendengarkan itu, alis tajam berkerut, lalu berbalik dan berganti posisi dengan Keyra. Punggungnya yang tegap menempel di jendela kaca yang dingin, sedangkan Keyra dibiarkannya bersandar di dadanya yang hangat.

Wajah samping Keyra menempel di dada Alfy yang berisi, dia bisa dengan jelas mendengar detak jantung yang hebat dan kuat di dadanya, begitu menenangkan hati.

Keduanya saling berpelukan, Keyra memejamkan mata indahnya dan melengkungkan bibir, "Alfy, kamu mau peluk berapa lama? Aku lapar."

Setelah mendengarkan itu, Alfy tertawa kecil dan melepaskannya.

“Aku pergi masak.” Usai bicara, dia berbalik ke dapur. Tak lama kemudian, dia membawakan Keyra segelas jus segar dan beberapa kantong makanan ringan.

“Kalau bosan, ada majalah di bawah meja kopi.” Ujarnya.

Keyra tersenyum sambil mengangguk, dia tidak menyangka pria idamannya begitu perhatian.

Alfy kembali ke dapur, sesekali terdengar suara masakan berderak dari dapur tertutup.

Sedangkan Keyra duduk sendirian di sofa ruang tamu, mengeluarkan beberapa majalah dari meja kopi, membaca majalah sambil makan makanan ringan.

Sebagian besar buku dan majalah di rumah Alfy berkaitan dengan arsitektur. Keyra membuka-buka rancangan arsitektur yang terkenal di dunia, menghabiskan waktu mengamati rancangan-rancangan itu.

Tengah dia sedang membaca pengenalan Jembatan London di Inggris, ponselnya tiba-tiba berdering.

Dia tidak berpaling dari majalah itu, melainkan hanya merogoh tas, mengeluarkan ponsel, menekan tombol jawab.

Dia lalu meletakkan ponsel di telinga. Suara Desta datang dari ujung lain telepon, membuatnya terkejut.

"Kakak."

“Di mana?” Tanya Desta.

"Rumah Alfy." Jawab Keyra jujur.

“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Desta lagi.

"Makan." Tutur Keyra.

“Makan harus di rumah?” Nada Desta mendingin beberapa derajat.

"Hukum mana yang menyatakan bahwa orang tidak boleh makan di rumah." Balas Keyra.

“Makan di rumah mungkin akan lebih dari sekedar makan.” Ucap Desta dengan menyirat maksud lain.

Setelah Keyra mendengarnya, dia teringat akan ciuman dalam yang baru saja dia lakukan dengan Alfy, pipinya memerah: "... …Aku berjanji untuk sekadar makan saja, boleh?"

“Mengapa aku harus mempercayai janjimu?” Desta bertanya balik.

"Terserah kamu." Keyra melontarkan pertanyaan padanya, "Apakah aku perlu menayangkan siaran langsung kepadamu?"

Suasana di kedua sisi telepon agak kaku.

Setelah hening sejenak, Desta bertanya lagi, "Apa yang dilakukanmu setelah makan?"

“Aku akan segera pulang setelah makan, oke?” Kata Keyra sambil menopang kening dengan tangan, merasa pusing.

"Oke." Kata Desta, "Kirimkan alamatnya ke ponselku dan aku akan menjemputmu."

"Desta, perlukah begitu? Aku bukan anak berusia tiga tahun." Keyra memprotes dengan tidak puas.

“Kalau kamu anak berumur tiga tahun, aku malah tidak perlu khawatir.” Jawab Desta.

Keyra mematikan telepon dengan tak berdaya, tetapi dia tetap mengirimkan alamat lokasinya kepada Desta.

Dia meletakkan ponsel, lanjut membaca majalah. Tidak lama kemudian, Alfy keluar dari dapur, melepas celemek yang diikat di pinggang sambil berkata, "Keyra, ayo makan."

Keyra meletakkan majalah, berdiri sambil tersenyum, mengikuti Alfy ke ruang makan.

Empat hidangan dan satu sup tersaji di atas meja, masakan rumah yang tidak ribet.

“Cobalah.” Alfy menyodorkan sumpit kepada Keyra.

Keyra menjepit hidangan dengan sumpit. Sejujurnya, rasanya biasa saja. Tapi pria idamannya memasak secara pribadi. Jangankan rasanya biasa, walau makanannya akan meracuni usus, Keyra pun tetap akan memakannya.

Keyra memegang sumpit untuk menjepit lauk, makan sambil tersenyum.

Alfy tidak terlalu banyak menggerakkan sumpit, matanya yang lembut terus menatap Keyra, seolah dia akan kenyang dengan melihat Keyra makan.

“Aku belajar memasak dengan pengasuh di rumah. Saat itu, aku akan sekolah di luar negeri. Aku takut aku tidak terbiasa dengan makanan barat. Sebelum pergi ke luar negeri, pengasuh mengajariku beberapa masakan rumahan. Jujur saja, masakan pengasuh itu biasa saja. Jadi, aku sebagai muridnya juga tidak jauh lebih baik."

"Menurutku lumayan enak." Jawab Keyra sambil tersenyum.

Alfy mengulurkan tangan dan mengusap kepala Keyra. Tatapannya selembut air, tapi tercampur sedikit kesedihan di dalamnya, "Aku mendengar nenekku bilang bahwa ibuku pandai memasak. Ayahku sangat menyukai masakan yang dimasaknya. Sayangnya, menguasai selera pria belum tentu bisa menguasai hatinya."

Mendengar itu, Keyra mengangguk tanda setuju. "Hati adalah hati, lambung adalah lambung. Meskipun jarak keduanya tidak berjauhan, tapi keduanya adalah dua organ yang berbeda. Ibuku berkata bahwa pria menikahi seorang istri, bukan seorang pengasuh. Tidak masalah apakah wanita bisa memasak atau tidak."

“Jadi, kamu dan bibi sama-sama tidak bisa memasak?” Tanya Alfy sambil tersenyum.

Keyra mengangguk, berkata dengan serius, "Masakan ibuku sangat mengerikan, hanya ayahku yang mau memakan masakannya. Aku rasa ayahku benar-benar mencintai ibuku."

Alfy menatapnya sambil tersenyum lembut, berpikir di dalam hati: Keluarganya pasti keluarga yang hangat dan ramah.

Sesudah Keyra makan dan minum secukupnya, dia meletakkan sumpit, menyeka mulut, lalu mengulurkan tangan dan menepuk bahu Alfy, berjanji dengan sungguh-sungguh: "Tenang, aku berjanji tidak akan pernah meracuni perutmu setelah kita menikah."

Kata-kata "setelah kita menikah" entah mengapa membuat Alfy penuh dengan harapan dan kegembiraan.

Dia tertawa dan berkata, "Oke."

Setelah makan, Alfy membersihkan piring. Keyra masuk ke dapur untuk mencuci piring bersamanya.

Nona Keyra tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah tangga sejak lahir. Dia benar-benar wanita bangsawan yang tidak pernah menyentuh air kotor. Jadi, kegiatan mencuci piring menjadi seperti perang. Air bercipratan ke mana-mana, bahkan membasahi tubuh Alfy.

“Aduh, aku tidak sengaja.” Keyra buru-buru menepuk cipratan air dari tubuh Alfy, tapi Alfy memakai kemeja katun, tetesan air telah membuat bajunya basah kuyup.

Sementara tangan Keyra yang berkeliaran di dadanya seperti cakar anak kucing yang menggelitik jantungnya.

Tatapannya menjadi lebih dalam. Dia meraih tangan Keyra. Detik berikutnya, dia menahan Keyra di dinding samping.

"Apa yang kamu sentuh?"

“Hah?” Keyra yang belum tanggap telah dicium Alfy.

Ciuman kali ini tidak intens. Ketika Alfy menciumnya, dia bersikap sadar dan sabar.

Setelah ciuman, dia menarik Keyra ke pintu dapur dan berkata dengan lembut, "Berdiri di sini dan jangan bergerak. Aku akan membereskan sisanya. Jangan membuat kekacauan."

“Oke.” Keyra mengangguk patuh, menatapnya sambil tersenyum.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu