Suami Misterius - Bab 836 Menjadi Kacau Karena Terlalu Perhatian

“Buru-buru apanya, aku mau berbicara sesuatu padamu.” Ahmed menjentik abu rokok di ujung jarinya, lalu menepuk tempat kosong di sampingnya, mengisyaratkan Su Loran untuk duduk menghampirinya.

“Bukannya sudah selesai buat, masih mau bahas apa lagi.” Su Loran berkata dengan reaksi dingin. Seandainya memungkinkan, dia sangat berharap untuk membunuh lelaki ini.

Su Loran merasa dirinya memang bodoh sekali, sehingga bisa jatuh ke dalam perangkapnya. Saat ini dirinya telah terkendali di dalam telapak tangan Ahmed.

“Selesai buat juga masih bisa buat lagi. Tenaga tubuhku masih sanggup.” Ahmed tersenyum sinis dan berkata padanya.

“Kamu !” Wajah Su Loran merona merah karena emosi.

“Kalau kamu tidak ingin menghabiskan waktu, cepat kemari.” Ahmed memadamkan rokok ke dalam asbak, lalu menarik kemeja dan mengenakan pada tubuh sendiri.

Su Loran merasa ragu sejenak, namun akhirnya tetap parah dan duduk di samping Ahmed.

Ahmed mengulur tangan untuk memeluk pundaknya, lalu mengecup ringan pada satu sisi pipinya.

Su Loran dengan refleksnya ingin menoleh dan menghindarinya, namun telapak tangan Ahmed sedang menahan di belakang kepalanya, sehingga dia tidak dapat menghindari dan hanya bisa memperlihatkan menjijikkan kepadanya.

“Menghindari apanya, sudah tidur berkali-kali juga, aku bahkan sudah pernah menyentuh semua bagian tubuhmu.” Ahmed mengeluh sinis dan berkata, lalu menekan kepala Su Loran dan lanjut menciumnya.

Bibir Su Loran menjadi merah bengkak karena ciuman tersebut, matanya juga mulai kemerahan, akhirnya dia hanya bisa melotot Ahmed dengan tatapan penuh amarah.

“Bahkan reaksi emosi juga begitu imut.” Ahmed mencubit dagunya sambil tersenyum, akhirnya dia melepaskan Su Loran.

“Aku sudah boleh pergi kan.” Su Loran menghapus bibir sendiri dengan punggung telapak tangannya.

“Jangan buru-buru, aku sudah bilang mau bahas sesuatu denganmu.” Ahmed sambil memasang kancing kemejanya dan sambil berkata.

Su Loran menggigit bibir dan tidak berbicara, jelasnya sedang menanti kalimat lanjutan dari Ahmed.

“Rendi terluka di wilayah perbatasan.” Ahmed lanjut berkata.

“Oh, terus ?”Su Loran menjawab dengan nada datar.

Meskipun dirinya pernah mengagumi dan mendambakan lelaki tersebut, namun bagaimanapun semua ini sudah merupakan kejadian masa lalu. Pada saat ini, nyawa Rendi tidak berhubungan apapun lagi dengan dirinya.

“Pada saat itu kamu begitu berharap untuk menikah dengannya, aku masih beranggapan kalau kamu sangat mencintainya. Ternyata hanya wanita kejam yang tidak berperasaan.” Ahmed tertawa mengejeknya.

Su Loran mengerut bibir, lalu bertanya dengan tampang tidak sudi, “Lukanya parah ya ?”

“Tidak jelas.” Ahmed menggerakkan pundak sendiri, “Akan tetapi, Bahron sudah berangkat ke sana, kelihatannya lumayan parah. Namun aku tetap saja merasa aneh, seandainya memang luka parah dan mesti dirawat, seharusnya sudah langsung pindah ke rumah sakit sini. Tidak tahu juga apa yang sedang diperhitungkan ayah anak ini”

“Aku sekarang tidak tertarik dengan urusan keluarga Sunarya, kalau tidak ada keperluan lain, aku mau pulang.”

“Kamu tidak tertarik dengan urusan keluarga Sunarya, kalau begitu, bagaimana dengan urusan Clara ? Kamu tertarik ?” Ahmed tiba-tiba bertanya.

“Apa maksudmu ?” Su Loran menatapnya dengan reaksi seram.

“Meskipun sudah tahu bahwa diri sendiri tidak ada harapan lagi untuk menikah ke dalam keluarga Sunarya lagi, tetapi kamu tetap saja terus menentang Clara, buat apa juga ?” Ahmed mengangkat alis dan bertanya.

“Apa hubungannya denganmu ?” Su Loran bertanya dengan emosi.

Ahmed tertawa sinis, lalu menarik Su Loran ke dalam pelukannya dan berkata lagi dengan suara serak :”Clara memang sangat disenangi oleh semua orang, meskipun dia tidak terlalu sering berinteraksi dengan Markal, tetapi Markal tetap saja setia padanya.”

Su Loran tiba-tiba membuka lebar matanya dan terus melotot Ahmed degan tatapan kejam, seolah-olah ingin menikam Ahmed dengan tatapannya.

Ahmed malah tidak mempedulikannya, dia tetap tersenyum sinis dan berkata dengan perlahan-lahan :”Kamu tahu mengapa Rendi bisa memilih Clara dan malah mengabaikan kamu ?”

“Clara sanggup memanfaatkan anaknya, aku memang tidak ada keahlian seperti ini.” Su Loran menyindir dengan nada dingin.

“Ternyata masih tidak sadar dengan alasan kekalahan ya, memang salahmu sendiri.” Ahmed tertawa mengejek, lalu mencubit sekilas pada dagu Su Loran dengan gaya mesra.

“Sifat Rendi terlalu datar dan dingin. Sementara keberadaan Clara bagaikan cahaya matahari dan air yang jernih, Clara dapat berhidup bebas dan santai. Kita dan dia hidup di dunia yang berbeda, kamu mementingkan uang dan kekuasaan, tetapi dia malah mengabaikan semua itu. Wanita yang bersih dan suci seperti dirinya, wajar sana kalau Rendi bisa jatuh cinta padanya. Lelaki yang semakin berhati suram, akan semakin tertarik dengan wanita yang berhati suci, lelaki memang memiliki kebiasaan buruk seperti ini.”

“Oh ya ? Kalau begitu buat apa kamu menyeret aku, bukannya kita orang yang sejenis ya ?” Su Loran menyindirnya dengan nada dingin.

“Makanya aku tidak menikah denganmu, malahan menikah dengan Talia Sae.” Ahmed tersenyum dan berkata.

Su Loran menatapnya dengan reaksi penuh amarah, kenapa dirinya malah lupa bahwwa istri lelaki ini adalah wanita yang baik. “Kamu sekarang sedang mempermainkan aku ya ?”

“Hubungan kita bukannya hanya bisa main-main saja ya ? Jangan-jangan kamu masih berharap bisa menikah denganku ?” Ahmed tertawa mengejeknya.

“Jangan mimpi.” Api amarah Su Loran telah meledak, dia mengeluarkan beberapa kata ini dengan nada kesal.

Ahmed tersenyum, tangannya terus mengelus dari bagian punggung hingga pinggang Su Loran, setelah itu dia mencubit ringan pada badannya, gerakannya sangat mesra.

“Sebenarnya bagi dirimu, Markal memang sebuah pilihan yang baik. Dia sangat sabar dan beretika. Jabatannya tidak rendah, latar belakang keluarganya juga sederhana, meskipun dia tidak bisa berjalan hingga posisi tertinggi, namun dia tetap bisa memberikan rasa kebanggaan kepadamu.

Hanya saja, seandainya ada Clara yang menghalang di depannya, kamu tidak akan ada kesempatan lagi.”

“Cerewet sekali, apa yang ingin kamu katakan ? Dikarenakan aku telah tidur beberapa kali denganmu, jadi kamu mau menyelesaikan halangan terbesar ini untukku ya ?” Su Loran menyindir dengan reaksi hilang kesabaran.

“Kalau kamu mau memusnahkan halangan terbesar ini, sekarang sudah ada sebuah kesempatan.”

Su Loran menatapnya dengan tampang kebingungan, lalu diam dan menanti kalimat lanjutannya.

Ahmed juga tidak memancing rasa penasaran lagi, dia langsung menjelaskannya :”Keluarga Sunarya tidak memberitahukan kepada Clara kalau Rendi telah terluka. Menurut tebakan aku, tujuannya adalah agar Clara tidak berangkat ke wilayah perbatasan dan membuat kekacauan. Seandainya keluarga Sunarya tidak menginginkan Clara ke wilayah perbatasan, aku malahan harus membuat dia pergi ke sana. Para penjahat itu pastinya sangat benci dengan Rendi, jadi mana mungkin melepaskan kesempatan untuk menangkap istrinya.”

Namun Su Loran juga bukan orang yang bodoh, dia langsung mengerti dan berkata dengan nada sinis, “Enak sekali perhitunganmu. Setelah Clara tiba di wilayah perbatasan, kamu mengabari informasi ini kepada para penjahat itu, mereka tentunya tidak akan melepaskan kesempatan terbaik ini. Apabila Clara jatuh di tangan mereka, takutnya akan tersiksa hingga mati-matian.”

“Dia pasti akan mati. Akan tetapi, mereka juga tidak akan membiarkan Clara mati dengan semudah itu, pastinya juga akan mencari segala caranya untuk menyiksa dia. Banyak sekali cara untuk menyiksa seorang wanita.” Ahmed berkata dengan penuh keyakinan, tatapan matanya sangat dingin dan kejam.

Su Loran dengan refleksnya menjadi merinding, “Kamu juga cukup kejam. Dendam apa dengan Clara ?”

“Tidak ada dendam apapun. Kalau memang mau alasan, salahkan dia sendiri yang menikah dengan Rendi.” Ahmed berkata dengan nada dingin.

Rendi memiliki bakat sebagai tentara dari sejak kelahirannya, pada ke depannya, prestasinya pasti akan melebihi Bahron. Ahmed tidak mungkin membiarkan orang seperti ini yang terus menginjak di atas kepalanya.

Seorang lelaki yang ingin sukses dan berkedudukan, seharusnya tidak boleh memiliki titik kelemahan apapun. Namun Rendi jelasnya terlalu berperasaan, sehingga malah menampakkan kelemahan ini di depan matanya.

Clara adalah titik kelemahan Rendi, setelah memusnahkan Clara, Ahmed juga penasaran sekali bagaimana caranya Rendi bangkit dari tekanan ini.

Seorang lelaki yang tidak terkalahkan oleh apapun, kadang kalanya juga dapat dikalahkan hanya dengan cara yang gampang.

“Seberapa lancarnya perhitunganmu, Clara juga tidak mungkin mau mengikutimu.” Su Loran langsung membangunkan dirinya dari mimpi indah.

“Dia pasti akan pergi, bukannya mereka saling mencintai ya. Wanita paling kaya akan rasa simpati, dia akan menjadi kacau karena terlalu perhatian.”

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu