Suami Misterius - Bab 1338 Lautan Bunga

Setelah tubuhnya terhuyung sejenak, ia baru berdiri stabil dan saat ini Mahen berjalan dengan cepat menghampiri dan memegangnya, dengan sedikit kesal ia berkata “Untuk apa berlari, bagaimana kalau terjatuh dan juga kedepannya tidak boleh lagi memakai sepatu hak tinggi.”

Diva juga merasa dirinya sedikit sembrono, dengan patuh mendengarkan ceramah Mahen, dia mengira setelah selesai mendengarkan ocehannya dia dapat segera pergi, ternyata Mahen malah menggendongnya dan berjalan masuk ke dalam perusahaan.

Diva merasa terkejut dan berteriak agar Mahen menurunkannya, namun Tuan Muda Kedua Sutedja tidak menghiraukannya, di depan banyak orang ia menggendongnya masuk ke dalam lift.

Diva merasa sangat malu karena perlakuan Mahen tersebut sehingga ia sudah tidak berani mengangkat kepala dan membenamkan kepalanya ke dalam dada Mahen.

Mahen sepanjang jalan menggendongnya hingga sampai di kantor, mendudukkannya di atas kursi bos, kemudian menciumnya lalu menatapnya memakan sarapan.

Sarapan yang dibelikan Mahen tidak berminyak dan tawar, selera makan Diva saat ini masih bagus, dia akhirnya kenyang setelah memakan semangkok kecil bubur dan memakan dua buah pangsit kukus.

Setelah Diva menghabiskan sarapannya, Tuan Muda Kedua Sutedja baru pergi dengan rasa tidak rela.

Sambil memandangi dia yang sedang berjalan pergi, Diva tersenyum tipis, sungguh tidak berdaya berhadapan dengannya.

Diva menarik kembali pandangan dan pikirannya, menghidupkan komputer bersiap-siap untuk bekerja, saat ini asistennya membuka pintu dan berjalan masuk.

Asisten berdiri di depan pintu sambil menatap Diva, dia terlihat memiliki sesuatu yang ingin disampaikan.

“Ada apa?” Diva mengangkat kepala melihatnya dan bertanya dengan datar.

“CEO Maveris, postingan anda di Weibo pagi ini telah menjadi isu hangat.” Asistennya berkata.

Dia telah lama bekerja dengan Diva, walaupun hanya hubungan pekerjaan namun sedikit banyak juga memiliki perasaan pribadi. Biasanya dia tidak begitu pandai berbicara, namun kali ini di luar dugaan dia berbicara lebih banyak dari biasanya “CEO Maveris, anda jangan menyalahkan saya karena banyak ikut campur. Apabila anda dan Tuan Muda Kedua Sutedja dapat mencapai akhir yang baik, mempublikasikannya saat ini juga tidak masalah. Akan tetapi masalah perasaan antara pria dan wanita apabila belum memiliki sebuah kesimpulan maka masih ada hal yang akan berubah. Sekarang orang-orang sudah mengetahuinya, apabila kelak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan aku takut akan berpengaruh buruk terhadap anda.”

Jarang sekali asistennya berbicara dari hati ke hati dengannya seperti ini, Diva merasa emosional namun ia juga merasa bingung.

“Weibo apa yang kamu maksud?” Diva bertanya dengan tidak paham.

Asistennya merasa lebih terkejut lagi dan menjelaskan “Pagi ini sekitar jam enam anda memposting foto bersama Tuan Muda Kedua Sutedja di Weibo. Sekarang postingan tersebut telah menjadi perbincangan panas.”

Dengan wajah bingung Diva mengambil ponsel yang terletak di meja dan membuka aplikasi Weibo.

Dia sangat jarang mengunggah postingan ke Weibo, hanya ada beberapa postingan dan itupun hanya memposting hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan seperti mempromosikan artis perusahaan, acara perayaan perusahaan dan lain-lain. Dan akhir-akhir ini dia sama sekali tidak membuka Weibonya.

Akan tetapi saat ini Diva melihat fotonya dan Mahen yang bersikap mesra di Weibo. Fotonya terlihat dia sedang berbalut selimut, menampakkan bahunya dan Mahen mencium satu sisi pipinya. Captionnya bertuliskan, selamat pagi kamu yang tersayang.

Selamat pagi! Hanya dengan tidur bersama saat malam hari, pagi hari baru bisa mengucapkan selamat pagi kepada pasangan tidurnya.

Postingan seperti ini dengan jelas memberitahukan kepada khalayak ramai kalau dia dan Mahen telah tidur bersama!

Diva memegang ponsel di satu tangan dan tangan satunya lagi memegangi dahinya, tiba-tiba ia merasakan sakit kepala.

Dia tidak pernah mempostingnya, dengan begitu sudah jelas siapa yang melakukannya. Orang yang mempunyai kesempatan memotretnya saat tidur dan orang yang mempunyai kesempatan memegang ponselnya hanya ada Tuan Muda Kedua Sutedja saja.

Mengapa pria ini melakukan hal yang membuat dia sakit kepala.

Ujung jari Diva dengan pelan menggerakkan layar ponselnya dan menyadari jumlah pengeposan ulang dan komentar yang sangat banyak.

Walaupun dia bukan artis, namun dirinya juga adalah orang yang berkecimpung di dalam dunia hiburan, sedangkan Tuan Muda Kedua Sutedja adalah tokoh besar dan terkenal di kalangan atas, jadi postingan tersebut membuat heboh hampir seluruh kalangan atas, bahkan saham Keluarga Maveris juga mengalami kenaikan.

Untungnya Diva bukan idola dan tidak memiliki penggemar. Di kolom komentar tidak terdapat komentar negatif dan kata-kata yang keterlaluan, yang paling tidak enak didengar juga hanya mengatakan kalau dia memanfaatkan kesempatan untuk memanjat status yang lebih tinggi.

Namun Diva tidak merasa kesal akan komentar tersebut, karena bagaimanapun juga apa yang dikatakan mereka adalah benar, dia menikah ke dalam Keluarga Sutedja memang seperti mendapatkan sebuah keuntungan besar.

Diva meletakkan ponselnya dan dengan tidak berdaya menghela napas, dia berkata kepada asistennya dengan datar “Aku sudah mengerti akan masalah ini, kamu boleh pergi.”

Dia tidak menjelaskan dan memang tidak ada kewajiban untuk menjelaskan kepada asistennya.

Postingan ini tidak peduli siapa yang mempostingnya baik dia maupun Mahen, yang jelas sekarang semua orang sudah mengetahuinya.

Untungnya Mahen akan menikahinya, mereka juga telah memiliki anak, dia tidak akan menjadi bahan tertawaan orang-orang.

Diva tidak terlalu memikirkan masalah postingan Weibo, bagaimanapun juga dia bukan kekasih Mahen, tidak ada yang memalukan, mengenai bagaimana komentar orang lain itu adalah urusan mereka.

Dan setelah postingan tersebut heboh di kalangan atas, sungguh muncul berbagai macam perkataan.

Ada yang kagum, iri dan cemburu, bahkan ada sebagian orang yang sedang menunggu untuk menertawai Diva.

Tuan Muda Kedua Sutedja adalah anak muda yang bertalenta, dia memiliki pacar yang tidak terhitung jumlahnya, bahkan sering menukar calon istri, semua orang sedang menebak masa pakai Diva bagi Tuan Muda Kedua Sutedja, mereka menunggu Diva dicampakkan dan menjadi bahan tertawaan orang-orang.

Akan tetapi Diva tidak akan mencari tahu juga tidak mempedulikan pemikiran orang-orang tersebut, sekarang apa yang dirasakannya adalah seluruh jajaran perusahaan dari yang rendah hingga tinggi seperti memandangi dia dengan sorotan mata yang sudah berbeda.

Mereka yang dulu berdiri di pihak Guan, yang sering menganggap tinggi diri sendiri dan meremehkan Diva, sekarang malah tidak tahu malu berusaha untuk mendekatinya.

Diva adalah orang terpelajar, dia tidak akan mempermalukan orang lain, ia menghadapinya dengan sopan namun tidak antusias.

Diva tidak lagi perhitungan dengan mereka yang sudah mengaku salah, orang-orang di bawahnya semakin bersemangat untuk memuji calon nyonya muda kedua Keluarga Sutedja, kedudukan Guan di perusahaan menjadi semakin genting.

Oleh sebab itu, hari ini terlewati dengan ramai.

Setelah pulang kerja Diva keluar dari pintu utama perusahaan lalu mengambil ponsel menelepon Mahen.

Setelah panggilannya tersambung, terdengar suara Mahen yang malas dan bertanya dengan tertawa kecil “Akhirnya berinisiatif untuk meneleponku, apakah sudah merindukanku dan ingin membiarkanku menciummu.”

Wajah Diva memerah, suaranya tetap tenang dan datar “Kamu dimana?”

“Di apartemen, sudah selesai mandi dan menunggumu pulang untuk bermanja-manja.” Tuan Muda Kedua Sutedja berkata tanpa ragu-ragu.

Diva “…..”

Dia sudah tidak ingin berbicara dengannya lalu langsung mematikan telepon dan masuk ke dalam mobil perusahaan. Asistennya langsung menyetir mobil menuju apartemen Diva.

Diva membuka pintu apartemen, awalnya ia berpikir untuk menanyakan masalah postingan Weibo kepada Mahen, namun saat membuka pintu ia malah terdiam di tempat.

Dalam kurun waktu satu hari apartemennya seperti sudah berubah, dimana-mana dihiasi dengan mawar muda dan sampanye, bunga segar hampir menutupi seluruh ruangan, pandangannya penuh dengan bunga-bunga juga tercium aroma bunga yang harum, membuat orang merasa seperti berada dalam lautan bunga.

Setelah tercengang beberapa saat di depan pintu ia baru berjalan masuk ke dalam.

Mahen sedang berdiri di atas tangga kayu asli dan memakai setelan ortodoks hitam, ketampanannya sudah menyerupai pangeran di cerita dongeng.

Walaupun hanya memakai celana dipadukan dengan rompi saja juga sudah dapat memancarkan ketampanannya apalagi dipakai dengan sepenuh hati. Dia bersandar pada pegangan tangga dan masih dengan tampangnya yang tidak terlihat serius menyapa Diva sambil tersenyum, nada bicaranya terdengar sedikit tidak puas dan manja seperti seorang bocah besar.

“Hi, ibu dari anakku, akhirnya sudah pulang, apakah kamu tahu aku sudah menunggu berapa lama.”

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu