Suami Misterius - Bab 395 Paman Rudy Cemburu

“Clara, sekalian pukul dia sampai pingsan saja. berdekatan dengan mantan pacar diacara pernikahanmu, kalau sampai dilihat oleh suamimu, maka akan sulit untuk dijelaskan.”

“Apanya yang sulit untuk dijelaskan?” suara pria yang serak dan berat terdengar dari belakang mereka.

Clara dan Melanie langsung refleks menengk, hanya melihat Rudy yang melangkah mendekat dengan cepat, lalu satu tangan terangkat dengan cepat dan memukul tengkuk leher Marco, Marco langsung terkulai pingsan dan ambruk di lantai.

Rudy menyerahkan Marco yang pingsan kepada security hotel, ekspresinya sangat menakutkan.

“Suamiku, jangan tersinggung oleh pemabuk itu.” Clara menggandeng tangannya, lalu berkata dengan manis.

“Kita pergi bersulang dulu.” Rudy berkata dengan datar, ia berbalik dan berjalan kembali ke ruang pesta. Clara mengikutinya dari belakang, langkahnya sangat besar, Clara harus berlari kecil untuk bisa mengejarnya.

Koridor yang panjang kembali tenang, seseorang muncul dari sudutan, ada senyum jahat yang menghiasi bibirnya, lalu ia mengeluarkan sebuah ponsel dan menelepon sebuah nomor.

“Aku adalah Nalan Vi, cari tahu apa hubungan Clara dan Marco.”

……

Security menyerahkan Marco yang mabuk sampai tidak sadarkan diri pada keluarganya.

Yani tidak berdaya, hanya bisa membawa Marco pergi dibantu oleh Sheri.

Mereka kembali ke keluarga Ortega, memapah Marco ke dalam kamar.

“Kenapa minum begitu banyak, semakin lama semakin tidak tahu aturan.” Ayah Ortega berkata dengan wajah yang dingin, lalu menyuruh pelayan memasakkan sup pereda mabuk.

“ Marco dan Clara tumbuh bersama, Marco menganggap Clara seperti adik kandungnya sendiri, adiknya mau menikah, dia sebagai kakak tentu saja merasa senang sehingga wajar saja minum lebih banyak.” Yani menjelaskan sambil melirik kearah Sheri.

Sheri duduk disamping ranjang, kepalanya menunduk, sama sekali tidak ada ekspresi apapun, ia melepaskan sepatu dan kaus kaki Marco.

Akhirnya Yani bisa merasa tenang, menantunya ini selalu sangat pengertian.

Lalu, Yani baru saja merasa lega, Marco tiba-tiba membuka matanya, ekspresinya terlihat linglung, ia menggenggam tangan Sheri dengan panic, tidak hentinya berteriak : “Clara, Clara, jangan menikah dengannya ya? Clara, aku tahu aku salah….”

Sheri menepis tangannya dengan ekspresi wajah yang buruk, tepat disaat ini pelayan membawakan sup pereda mabuk. Sheri mengambil sup dan langsung menyiramkannya ke wajah Marco.

“Karena sudah minum begitu banyak, redakan mabukmu dengan baik agar tidak terus melantur.” Setelah mengatakannya, Sheri meletakkan mangkuk dan langsung berbalik. Ketika melewati Yani, ia tidak lupa berkata dengan hormat, “Ma, anda juga sudah lelah seharian, kembalilah kekamar untuk istirahat.”

“Hm.” Yani mengangguk.

Pelayan mendekat ingin membantu Marco membereskan, namun Yani mencegahnya.

“Tidak perlu perdulikan dia, dia memang sudah seharusnya sadarkan diri.” Setelah mengatakannya, Yani pergi sambil membanting pintu.

Diluar pintu, Sheri sedang berdiri disana merokok.

Yani langsung mengkerutkan alis ketika melihatnya, lalu menghela nafas panjang.

Dulu Sheri punya kebiasaan merokok, setelah menikah dia berhenti karena Yani berharap mereka bisa lebih cepat punya anak.

Begitu Sheri melihat Yani, ia refleks mematikan rokoknya, senyum dibibirnya terlihat sedikit dingin dan penuh cibiran, “Ma, aku rasa untuk sekarang kami belum siap untuk punya anak.”

“Terserah kalian saja.” Yani berkata, lalu menjelaskan : “ Sheri, kamu jangan berpikir terlalu jauh. Marco dan Clara tumbuh bersama, meskipun tidak memiliki perasaan antara pria dan wanita, paling tidak mereka merasa terikat sejak kecil.”

Setelah mendengarnya, Sheri tersenyum dengan tidak berdaya, “Ma, apa yang anda katakan aku percaya, namun Tuan muda Rudy belum tentu percaya. Setelah dia sadar dari mabuknya, semoga anda bisa membujuknya untuk tahu diri.”

……

Disaat bersamaan, villa Keluarga Sutedja.

Kamar pengantin Rudy dan Clara ada dilantai tiga.

Disisi kiri lantai tiga yang paling ujung merupakan kamar yang paling besar, kurang lebih memiliki luas 100 meter persegi, dalam kamar ini didesain memiliki banyak ruangan didalamnya, ada ruang serba guna dan ruang kerja dibagian depannya, dibagian dalam ada kamar tidur dan kamar mandi, didalam kamar mandi ada bathtub spa yang sangat besar.

Mempelai pria yang mabuk berat dibawa masuk ke dalam kamar pengantin oleh Raymond dan Aldio, mereka langsung melemparkannya keatas ranjang yang besar.

“Kakak ipar, kuserahkan padamu ya, kami pulang dulu.” Setelah Adio meninggalkannya, langsung berbalik dan pergi dengan cepat.

Malam pertama adalah yang paling berharga, mereka mana berani tinggal lama dan menjadi obat nyamuk didalam.

Setelah semua pergi, kamar pengantin seketika menjadi begitu tenang.

Clara megambil handuk basah, kembali ke sisi ranjang, baru berniat membantunya menyeka wajah, tiba-tiba tangannya dicengkram, detik berikutnya, dia sudah jatuh dalam pelukannya.

Rudy merangkulnya dan berbalik dengan cekatan, sehingga tubuhnya yang besar menindihnya diatas. Matanya yang hitam bagaikan permata hitam menatapnya dengan dalam.

“Kamu, pura-pura mabuk?” Clara langsung paham.

Rubuhnya penuh dengan bau alkohol, namun sama sekali tidak terlihat mabuk, itu artinya tadi dia pura-pura mabuk.

“Kalau tidak pura-pura mabuk, mungkinkan mereka melepaskanku begitu saja?” Rudy menjawab.

Cheongsam merah melapisi tubuh indahnya, rambutnya yang panjang dan halus tergerai bebas, sungguh menggoda.

Tangan Rudy mengangkat dagu mungilnya, senyum yang begitu nakal tersungging di bibir tipisnya.

“Katakan, bagaimana cara menghukummu, hm?”

Ketika Clara mendengar ini, bibirnya sedikit mengkerut, lalu berkata dengan wajah memelas, “Paman Rudy apa tidak terlalu mudah cemburu.”

“Gadis bodoh, ini karena aku perduli padamu.” Dia berkata sambil tersenyum, lalu menundukkan kepala dan emncium bibirnya yag merona.

Dia menciuminya dengan begitu panuh hasrat.

Kepala Clara terasa melayang, ketika ia menyadarinya, mereka berdua sudah berada dalam bathtub, air sudah menutupi dadanya.

“Mandi bersama?” Clara mengangkat dagunya dengan senyum yang begitu mempesona. Permukaan air yang tenang memantulkan bayangan kedua sejoli yang sedang kasmaran ini.

Mata Rudy bersinar bagaikan bintang dilangit, senyumnya yang lembut menatapya dengan tatapan yang begitu dalam.

Kedua telapak tangannya memegang pipinya yang merona, jarinya yang agak kasar menyentuh kulitnya yang lembut dan kenyal. Wajahnya yang tampan perlahan mendekat, bibir yang tipis mengecupi bibirnya yang merona dan perlahan menjadi liar.

……

Langit diluar jendela, terang lalu gelap, gelap lalu terang lagi, dari pagi ke malam, dari malam ke pagi lagi.

Setelah langit terang, cahaya matahari menyelinap masuk dari balik celah tirai, mengintip kedua tubuh yang sedang melekat dengan malu.

Clara bersandar di lengan Rudy, rambutnya yang merah tergerai diatas seprei merah tua, bahunya yang putih telanjang, tubuhnya menggunakan selimut berwarna senada, posisi tidurnya begitu lelap.

Malam pengantin, wajar saja bergulat sampai agak larut.

Calra tidur dengan sangat lelap, pintu kamar diketuk dari luar.

“Papa, mama bangun!” suara Wilson yang lembut terdengar dari luar kamar.

Clara refleks menarik selimut sampai kepala, berbalik lalu berkata dengan kesal : “Siapa yang begitu tidak tahu aturan sampai memabwa Wilson.”

Sus Rani sangat pengertian, tidak mungkin membawa Wilson untuk mengganggu mereka istirahat.

Rudy mengulurkan tangan untuk merangkulnya dan mengecup pelan keningnya. “Selain kakak pertama dan kakak iparku, siapa lagi yang bisa melakukan hal yang begitu kekanakkan.”

“Mereka tidak tahu tahu kalau Wilson anakku?” Clara bertanya sambil mengucek mata.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu