Suami Misterius - Bab 27 Tunangannya Telah Diganti Tetapi Tidak Dengan Diaolognya

Melanie tercengang melihat Clara, "Bagaimana kamu tahu apa yang akan dia katakan? BIsa membaca pikirannya?"

"Tunangannya memang telah diganti tetapi diaolognya tidak. Menurutmu konyol tidak." Clara mencibir. Kata-kata ini, Marco sudah pernah mengatakan kepadanya, tapi sekarang terdengar seperti drama.

Musik piano yang indah dan merdu memenuhi seluruh ruangan, musik yang dimaikan adalah lagu "Pernikahan Impian." Marco dan Elaine berpelukan dan mencium satu sama lain, kerabat serta teman pun mulai bersorak.

Setelah itu, Elaine bersandar dalam pelukan Marco, wajahnya tersipu malu.

“Hari ini adalah hari ulang tahun Nona Elaine, Marco, hadiah apa yang kamu berikan untuk merayakan ulang tahun Nona Elaine? Jangan sembunyikan itu, biar kami melihatnya.” Sahabat Elaine berkata dengan suara keras.

Marco tersenyum dan tidak berbicara, dan Elaine masih bersandar di lengannya bersikap malu-malu.

"Oh, Masih belum bisa memberi tahu kami, Marco, jangan-jangan kamu berencana menghadiahkan dirimu untuk Nona Elaine! Kalian malam ini ..." Salah satu teman baik Marco mulai mengejek.

“Jangan bicara sembarangan, Elaine sangat pemalu.” Marco bercanda dan mentap temannya,kemudian dia menoleh Elaine, dan melihat kalung mutiara merah muda di lehernya, lalu bertanya, “Mengapa kamu tidak memakai kalung berlian yang aku berikan? "

"Aku ..." Elaine terdiam sebentar, sepertinya dia tidak bisa melanjutkan perkataannya.

Marco mengerutkan keningnya, dan membawanya ke samping, dengan ekspresi serius, "Elaine, Dimana kalung yang aku berikan untukmu? Jangan kamu bilang kepadaku, kamu tidak sengaja merusaknya! Mengenai gelang yang diberikan sebelumnya, ibuku masih marah sampai saat ini. "

"Marco, maafkan aku ..." Elaine mengangkat kepalanya dan berkata, kemudian air matanya jatuh.

Tiba-tiba, Marco merasa kasihan. Dia sebenarnya ingin memeluknya, tetapi dia masih ragu-ragu. Setelah itu dia kembali berkata dengan dingin, "Elaine, kalung berlian itu bukan hanya sekedar hadiah ulang tahunmu, ini adalah hadiah yang aku beli menggunakan uangku sendiri untuk pertama kalinya dalam hidupku. Bagiku, kalung itu memiliki makna yang berbeda . Aku harap kamu bisa menghargainya dan juga menghargai hubungan kita ... "

“Marco, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf!” Elaine menyela perkataannya dengan menangis, kemudian situasi menjadi semakin tegang.

"Aku tahu bahwa kalung yang kamu berikan itu sangat penting. Awalnya aku meletakkannya di dalam laci. Aku tidak tahu mengapa kalung itu bisa dipakai oleh Clara. Aku ingin mengambil darinya, tetapi aku dia berkata kalung itu miliknya ... Aku juga tahu gelang yang diberikan oleh Ibumu adalah keturunan leluhur. Jadi aku menyimpannya dalam laci lemari dengan hati-hati, tetapi gelang itu tiba-tiba berada dikamar Clara. Saat aku menemukannya, gelang itu sudah rusak! "

Elaine berkata sampai selesai, dia menangis sejadi-jadinya dan sangat memprihatinkan.

Marco pun tertegun, "Maksudmu, Clara merusak gelang yang ibuku berikan untukmu, dan mencuri kalung yang kuberikan padamu?"

"Aku ..." Elaine terdiam dan tidak bisa berkata-kata.

Lagi pula, dia tidak mengatakan apapun, semuanya hanya pemikiran Marco sendiri.

“Aku akan pergi mencarinya dan bertanya dengan jelas.” Wajah Marco berubah dan dia berjalan ke arah Clara.

Clara sedang mendengarkan Melanie bergosip, Marco dan Elaine tiba-tiba muncul di depannya.

Marco dengan wajahnya yang sangat tidak enak dipandang, seolah-olah ada yang berutang jutaan padanya. Elaine bersembunyi di belakang Marco, matanya merah, seperti kelinci putih kecil yang tidak bersalah.

“Ada masalah apa?” Clara meletakkan jus yang ada di tangannya, melirik mereka dengan santai, dan bertanya.

Marco awalnya ingin memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Namun, ketika dia melihat kalung berlian di leher Clara, amarahnya kembali melonjak.

Dalam pandangan Marco, Clara adalah gadis kecil yang sederhana dan cantik. Tidak tahu apakah dia yang salah menilainya, atau karena putus darinya kemudian menyebabkan sifatnya berubah begitu banyak sampai dia melakukan hal seperti itu.

“Clara, aku tidak ingin mengungkit kembali masalah gelang itu. Aku harap kamu mengembalikan kalung yang kuberikan pada Elaine.” Marco berkata dengan wajah cemberut, suaranya dingin dan tidak sabar.

Clara menatapnya dengan tenang dan berkedip kemudian menjawab dengan bingung, "Kalung apa? Apakah kamu sedang berbicara tentang kalung yang kakakku berikan kepadaku?"

"Barang-barang yang sudah dikasih kemudian di minta kembali. Apakah keluarga Ortega sedang mengalami kesulitan sampai tahap seperti ini? Ini sangat konyol!" Melanie mencibir.

***(Marco Ortega)***

Marco terdiam sejenak, kemudian memutar kepalanya melihat Elaine.

Elaine menggigit bibir tipisnya dengan erat, matanya merah dan berkaca-kaca. "Marco, aku memberikan kalung itu kepada Clara, kamu, kamu jangan memaksanya lagi."

Di mata Marco, Elaine adalah orang yang pandai bertoleransi dan bisa membuat keadaan sekitar menjadi tenang.

Marco kemudian memeluknya, dan pandangannya penuh dengan rasa iba.

Namun, ketika dia kembali melihat Clara, matanya dingin. "Clara, aku mengakui aku telah kehilanganmu. Aku pernah menyukaimu, tetapi suka tidak sama dengan cinta. Setelah aku bersama Elaine, aku menyadari apa artinya cinta. Kamu boleh membenciku, tapi tolong jangan sakiti Elaine. Bimbingan keluarga Santoso adalah yang terbaik, jadi aku berharap kamu bisa menghormati orang lain dan juga menghargai diri sendiri. "

Bagi seorang gadis, kata-kata yang disampaikan oleh Marco sudah melewati batas.

Clara mengerutkan kening dan tidak berkata apa-apa. Kepada pria yang dia percayakan seumur hidupnya padanya, Clara sudah tidak mampu mengatakan apapun.

Melanie sangat marah, dia pernah melihat seseorang yang tidak tahu malu, tetapi dia belum pernah melihat seseorang yang tak tahu malu sampai tingkat seperti itu.

"Marco, kamu mengucapkan kata-kata yang begitu tidak tahu malu dengan begitu percaya diri, bagaimana cara kamu melakukannya!"

Marco tidak menghiraukan Melanie sama sekali. Dia selalu memandang rendah teman Clara yang satu ini, dan merasa bahwa putri seorang pengasuh tidak pantas berkumpul bersama.

Matanya tertuju pada kalung di leher Clara, kemudian menggulurkan telapak tangannya di depannya, "Clara, tolong kembalikan kalung itu kepada Elaine Jika kamu tidak mao melepasnya, Aku terpaksa mengambilnya dengan tanganku sendiri."

Clara berdiri dari posisinya. Selisih ketinggiannya dengan Marco adalah satu kepala. Walaupun begitu, dengan bangga dia menaikkan dagunya, dia tidak kehilangan aura nya sama sekali, " Kalung itu adalah milikku, mengapa aku harus melepaskannya dan memberimu! Marco, kata-kata yang kamu ucapkan tadi sangat bagus, dan sekarang aku akan mengembalikannya kepadamu. Aku berharap kamu bisa menghormati orang lain dan juga menghargai diri sendiri. "

Marco mengerutkan kening dan menatapnya, merasa dia sangat keras kepala. Dengan perasaan yang sangat kesal, dia langsung menarik kalung berlian dari leher Clara.

“Hei !” Melanie ingin menghentikannya tetapi sudah terlambat.

"Berkelakuan kasar terhadap seorang gadis, Marco, sikapmu sangat tidak terpuji! Kalung ini adalah pemberian dari ibu Clara, jika ini rusak, apakah kamu sanggup membayar ganti ruginya !" Melanie menggulungkan lengan bajunya. Dia ingin menonjok Marco si pria bajingan ini.

Marco memegang kalung itu, kemudian dia menyadari telah melakukan kesalahan. Sebagai seorang laki-laki, dia tidak terlalu jeli terhadap barang-barang perhiasan, karena modelnya hampir sama, dia keliru dan menggangap itu adalah kalung yang sama.

Kenyataannya, kalung yang dia pegang bukanlah kalung yang dia berikan kepada Elaine, karena ada ukiran nama di kalung itu.

"Clara ..." Marco menatap Clara dengan perasaan bersalah.

“Marco, kamu sudah keterlaluan!” Clara merasa telah diperlakukan secara tidak adil , setelah mengucapkan kata-kata tersebut, dia membalikkan badannya dan berlari keluar.

“Clara!” Marco tanpa ragu-ragu dan hampir ingin mengejarnya, tetapi tiba-tiba tangan Elaine mencengkeram lengan jasnya dengan erat.

“Marco.” Elaine menatapnya dengan wajah polos, kemudian Marco tidak bergerak lagi.“

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu