Suami Misterius - Bab 678 Hal Lainnya

Kantong yang dia bawa masuk diletakkan di sudut ruangan, dalamnya tidak hanya memuat barang-barang Wilson, juga ada sehelai baju tidurnya.

Sangat jelas, Tuan keempat sudah ada persiapan.

“Di mana kamar mandi?

Aku mandi dulu.”

Clara memelototinya, tidak berkata.

Rudy berputar di dalam kamar, tidak lama kemudian langsung menemukan kamar mandi.

Dia mandi dengan cepat, paling hanya belasan menit.

Ketika keluar dari kamar mandi, dia melihat Clara masih duduk melamun di sofa samping jendela, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

“Masih belum mau tidur?”

Rudy berjalan ke sana, mengulurkan tangan memeluknya.

Clara dipeluk olehnya, tubuhnya terasa lembab.

Clara mengangkat kepala menatapnya, Rudy menelanjangi tubuh bagian atas, pinggangnya hanya membungkus dengan handuk putih besar.

Punggungnya sangat tegap, dan terlihat otot perutnya.

Tapi pandangan Clara tertuju pada bagian dadanya, ada bekas luka yang jelas di dada sebelah kiri, berjarak tidak sampai satu sentimeter dari bagian jantung.

Clara tanpa sadar mengulurkan telapak tangannya, menyentuh bekas lukanya yang tidak datar.

Bekas luka ini disebabkan demi menyelamatkannya.

“Sembarang menyentuh, apakah kamu sedang menggodaiku?”

Rudy memegang pergelangan tangannya,dan menarik tangannya.

Sepasang matanya tersenyum, terlihat gelap dan mendalam.

“Bukannya kamu telah membawa baju tidur?

Mengapa tidak mengenakannya?”

Clara menarik kembali tangannya, wajahnya memerah.

Tangan Rudy yang diletakkan di pinggang Clara menegang, tubuh keduanya menempel bersama, bibir Rudy mencium di pipi Clara.

“Nanti baru mengenakannya, aku ingin melakukan hal lainnya.”

Suaranya yang serak terdengar mesra.

Clara bukan gadis kecil yang tidak tahu apa-apa, tentu tahu 'hal lainnya' yang dia maksud.

Dia segera mengulurkan tangan mendorongnya.

“Putramu ada di sini, dan mungkin akan bangun mendadak.”

“Sebelum jam 1 dia tidur paling lelap, seharusnya tidak akan bangun.”

Selesai berkata, tidak menunggu Clara merespon, Rudy langsung menciumnya.

Clara ditekan di sofa, wajahnya memerah bagaikan udang yang matang.

Wilson sedang tidur di ranjang yang tidak jauh darinya, nafasnya sangat stabil.

Ini membuat Clara agak gelisah, dia merasa sepertinya sedang selingkuh dan khawatir akan diketahui orang.

......... Malam ini, sekeluarga bertiga tidur bersama, Wilson tidur di bagian tengah orang tuanya, tangannya diletakkan di bagian dada ibunya, dan kakinya diletakkan di perut ayahnya, tertidur pulas.

Clara sangat lelah, seluruh tubuhnya terasa pegal, dan langsung tertidur sampai besok pagi.

Karena lupa menutup tirai, sinar matahari pagi masuk dari jendela, sangat menyilaukan mata.

Clara menggosok matanya dan duduk di ranjang, di sebelahnya Rudy dan Wilson sedang tidur pulas.

Dia merasa haus, jadi pelan-pelan menuruni ranjang, dan keluar dari kamar.

Clara turun ke lantai bawah, masuk ke dapur dan datang ke depan kulkas.

Dia mengulurkan tangan membuka kulkas, dan mengambil sebotol minuman dingin dari dalam.

Dia baru saja membuka tutupnya, belum sempat meminum, sebuah lengan tiba-tiba datang dari belakang, merebut minuman di tangannya dan memasukkan kembali ke dalam kulkas.

"Minum air dingin dengan perut kosong di pagi hari, apakah kamu tidak takut sakit perut?"

Terdengar suara Rudy yang rendah dari atas kepala.

Clara memutar kepala, mencibir dan menatapnya dengan tidak puas.

“Kamu sudah bangun.”

Clara berkata.

Baru daja bangun langsung mulai mengendalikannya, bisakah dia memiliki sedikit hak asasi manusia dan kebebasan.

Rudy mengabaikan pandangannya yang penuh keluhan, dia berjalan ke samping, mengambil ketel air hangat dan menuangkan setengah cangkir air hangat untuknya.

"Ayolah, minum air."

Nada suaranya sangat lembut seperti sedang membujuk anak kecil.

Clara mengambil gelas dan meminum air, tapi Rudy memeluknya dari belakang dan menundukkan kepala mencium daun telinganya yang sensitif.

Clara hampir tersedak, dia segera bersembunyi.

Lengan Rudy memeluk pinggangnya yang ramping, dan menahan Clara dalam pelukannya, bibirnya yang tipis mencium pipinya, dan mengelus dengan mesra.

"Gatal, Rudy, jangan main, aku mau minum air."

Clara menolak dengan suara rendah.

"Kamu minum punyamu, aku cium punyaku, tidak menunda satu sama lain."

Bibir Rudy masih mencium di kulitnya yang lembut.

Clara masih memegang gelas air di tangannya, dan tidak berhenti tertawa dicium olehnya.

Keduanya sedang bermesraan, tiba-tiba terdengar suara deham.

Suara deham datang dari pintu dapur, sangat jelas ada yang masuk.

Rudy masih memeluk Clara, dia memutar kepala melihat ke arah pintu, tidak tahu sejak kapan Tamtam berdiri di dekat pintu, dengan kedua lengan berpelukan di depan dada, Tamtam sedang memandang mereka dengan wajah tersenyum.

"Apakah aku telah mengganggu kalian?"

"Sedikit."

Rudy menjawab dengan acuh tak acuh, melonggarkan lengan yang merangkul di pinggang Clara.

Dia tidak punya kebiasaan membiarkan orang menonton di tempat.

"Kapan kakak ipar datang?"

Tamtam bersandar di pintu dapur dan bertanya dengan santai.

"Tadi malam."

Rudy menjawab.

"Kakak bilang kamu sangat sibuk, dan tidak punya waktu untuk makan bersama, ternyata langsung datang tidur."

Tamtam berkata dengan wajah bercanda.

Wajah Clara memerah, lalu memelototinya dengan ganas, "Bocah kecil jangan omong kosong.

Pagi-pagi tidak tidur, untuk apa lari ke dapur?"

"Aku haus, ingin meminum air."

Selesai berkata, Tamtam masuk ke dapur dengan santai, membuka kulkas, dan mengambil sebotol kopi dingin dari dalam. Sebelum meminum, langsung direbut oleh Clara.

"Kurangi minum minuman dingin di pagi hari, pergi minum air hangat."

Tamtam: "........"

Di saat sarapan, Ezra dan Aeris tahu Rudy menginap di rumah tadi malam.

Wajah Ezra yang serius tersenyum, dia memerintahkan pembantu untuk menambahkan sumpit.

"Menambahkan seporsi roti panggang dan susu hangat, Rudy terbiasa makan makanan Barat di pagi hari."

“Paman, jangan repot, aku makan sedikit saja.

Aku harus segera berangkat, kalau macet di jalan, rapat pagi hari akan terlambat.”

Rudy duduk berhadapan dengan Ezra, sikapnya hormat dan rendah hati.

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu