Suami Misterius - Bab 18 Empat Keluarga Besar

Saat Rina mengangkat telepon tersebut, dia sedang berjemur di halaman. Setelah menutup telepon, suasana hatinya menjadi sangat baik.

"Samuel sudah mengurusnya?" di sebelahnya, Elaine bertanya sambil meminum jus segar.

"Kakakmu ini sedang melakukan sesuatu. Samuel melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Mana ada yang tidak bisa dilakukan. Clara tidak dapat lulus semudah itu dan jangan berharap bisa magang di perusahaan."

"Kakak memang cerdas," kata Rina sambil tertawa dan meletakkan gelas jus di tangannya itu.

Kemudian, Rina menghela napas dan berkata, "Yunita adalah wanita yang cerdas dan elegan. Yang paling membuatku khawatir saat ini adalah mengenai pernikahannya. Orang-orang biasa mana mungkin layak untuknya. Kalau dia bisa menikah dengan seseorang dari keluarga Sutedja, aku pasti akan sangat bahagia."

"Nalan di utara, Murong di selatan, empat keluarga besar yang kaya raya. Wanita Jiang dan Pria Sutedja, benar-benar tak tertandingi. Keluarga Sutedja sangat kaya, tidak ada satu pun pria di keluarga mereka yang merupakan orang biasa. Ibu, mimpimu ini terlalu tinggi, sangat tidak masuk akal," kata Elaine seolah menjatuhkan semangat ibunya.

Kota A sejak dahulu ada empat keluarga besar. Sebagian besar kekayaan ada di tangan keempat keluarga tersebut. Entah siapa yang membuat kalimat seperti ini: Nalan di utara, Murong di selatan, empat keluarga besar yang kaya raya. Wanita Jiang dan Pria Sutedja, benar-benar tak tertandingi.

Keluarga Nalan di bagian utara merupakan pemimpin dalam industri konstruksi. Setengah dari rumah yang ada di kota A dibangun oleh keluarga Nalan. Sedangkan di bagian selatan, ada keluarga Murong yang dari generasi ke generasi tergabung dalam anggota militer, kekuatan politik ada pada mereka.

Adapun keluarga Jiang adalah keluarga yang terpelajar. Wanita dari keluarga Jiang sangat cantik dan cerdas. Mereka semua menikah dengan orang terkemuka. Berbagai hubungan pernikahan di antara mereka saling berkaitan, yang menguatkan posisi mereka di kota A.

Keluarga Sutedja menduduki posisi teratas dari keempat keluarga besar tersebut. Para pria dari keluarga Sutedja memiliki posisi tinggi dalam bidang politik, militer, dan juga bisnis. Sutedja Group seperti mesin pencetak uang. Bagi mereka, uang tidak lebih dari sebuah angka saja.

Status keluarga Sutedja, bahkan putri dari seorang wakil wali kota pun tidak dapat menyamainya. Rina ingin agar Yunita menikah dengan salah seorang anggota keluarga Sutedja, yang mana merupakan hal yang tidak masuk akal.

"Kalau Tianxing Media diberikan pada Kakak sebagai maskawin, tentunya ini bukan panjat sosial," kata Rina. Dia telah memperhitungkan hal ini sejak lama.

Tianxing Media merupakan perusahaan hiburan swasta terkemuka di dalam negeri dan memiliki peran penting dalam dunia hiburan. Dengan mahar seperti ini, tentunya cukup untuk menjadi putri dari seorang pangeran.

"Jangan berkhayal, sebagian besar saham Tianxing Media atas nama Clara," kata Elaine yang kembali mematahkan semangat ibunya.

Jawab Rina dengan penuh kebencian, "Khayalan yang sebenarnya adalah kalau dia ingin mengambil kembali perusahaan!"

……

Clara tidak pernah bisa beradaptasi untuk hidup bersama dengan orang lain. Oleh karena itu, dia tidak menginap di asrama universitas, tetapi langsung pulang ke rumah keluarga Santoso sebelum hari gelap.

Setelah makan malam, Wulan membawa Vivi untuk bertemu dengan Clara.

"Halo, Nona," sapa Vivi sambil membungkukkan badannya untuk memberi hormat. Rambutnya dikepang menjadi dua, penampilannya menarik, dan juga tampak cerdas.

Clara tersenyum dan menyuruhnya duduk di sofa di sebelahnya, kemudian dia menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya.

Vivi lebih tua dua tahun dari Clara. Dia berusia 21 tahun dan memiliki ijazah SMA. Vivi datang ke kota A dari desa setahun yang lalu. Dulu dia pernah bekerja sebagai seorang pelayan di sebuah restoran.

"Nyonya tahu kalau aku dulu bekerja di restoran dan sekarang aku ditempatkan untuk membantu di dapur," kata Vivi.

Clara mengangguk. Rina tidak akan membiarkan pelayan baru untuk menjadi pemimpin dengan mudah. Yang bertanggung jawab untuk membersihkan ruangan adalah pelayan senior yang telah lama digunakannya.

"Pekerjaan di dapur cukup santai, tidak buruk, hanya saja upahnya lebih sedikit. Aku akan meminta Wulan untuk memberikan tambahan untukmu."

"Terima kasih, Nona," balas Vivi sambil tersenyum bahagia karena bisa memperoleh lebih banyak upah.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu