Suami Misterius - Bab 1011 Saling Terlibat

“Tuan muda Sunarya, kamu juga banyak minumnya, aku antar kamu istirahat di kamar tamu lantai atas saja. Kamarnya sudah tersedia.”

Rudy menatapnya dengan tatapan dalam.

Sebuah wajah yang asing dan muda, kesannya sangat polos, saat ini sedang mengenakan seragam pelayan hotel.

Tatapan mata Rudy sangat dalam dan membingungkan, sehingga orang lain tidak dapat menebak isi pemikirannya dan sekedar menganggap kalau dirinya telah kemabukan.

Rudy terdiam sejenak, setelah itu melangkah dengan gerakan ringan dan tubuh yang sedikit terhuyung, lalu membiarkan pelayan tersebut mengantar dirinya ke dalam lift.

Lift terus menuju ke lantai atas dan berhenti di lantai dua belas.

Pelayan muda tersebut menahan tubuhnya dan berjalan ke depan sebuah kamar.

Rudy mengangkat kepala dan melirik sekilas, saat ini berada di depan kamar 1203.

Hotel tersebut baru diakuisisi oleh perusahaan miliknya, pada saat mengakuisisi, Aldio sempat melapor kepadanya.

Rudy juga pernah berkunjung sendiri untuk melihat keadaan, apabila dia tidak salah mengingat, kamar tersebut seharusnya tergolong sebagai kamar deluxe, paling cocok dijadikan sebagai tempat perselingkuhan antara lelaki kaya yang berkedudukan dan gadis muda.

Rudy menarik senyuman sinis, lalu mengeluarkan ponsel dari saku bajunya, “Aku angkat telepon dulu.”

Rudy menggerakkan ponsel di hadapan pelayan, lalu memasukan lagi ke dalam saku bajunya sendiri.

“Tuan muda Sunarya, kamu bukannya mau angkat telepon ya ?”

Pelayan bertanya.

“Oh, tidak ada panggilan masuk, aku yang salah mendengar.”

Rudy menahan kening dengan satu tangannya, “Kelihatannya aku benar-benar sudah mabuk.”

“Tuan muda Sunarya, kalau begitu aku antar kamu istirahat di dalam saja.”

Pelayan tersebut tersenyum dan berkata.

Rudy mengangguk, lalu mengeluarkan dompet dan menarik uang seratus ribu, setelah itu memberikan kepada pelayan tersebut.

Pelayan tersebut terbengong sejenak, lalu tersenyum senang dan mengulurkan tangan untuk mengambil uang tersebut.

Namun ketika dia baru saja menyentuh uangnya, Rudy malah menarik kembali.

Rudy memperlihatkan tampang kemabukan dan tersenyum kepadanya, setelah itu menyimpan kembali uang seratus ribu tersebut ke dalam dompetnya, lalu mengeluarkan uang dua ratus ribu lagi dan langsung menyumbat ke tangan pelayan tersebut.

“Pelayanan kamu lumayan bagus. Patut dipuji.”

“Tuan muda Sunarya memang sungkan sekali.”

Pelayan membungkuk pinggang untuk mengucapkan terima kasih, pintu kamar di belakangnya juga tertutup dengan perlahan-lahan, wajah pelayan akhirnya menghilang di depan pintu.

Tatapan Rudy yang kabur karena kemabukan perlahan-lahan menjadi jernih kembali, dia mengulur tangan ke dalam saku bajunya, lalu dengan lincahnya mengirimkan selembar foto kepada Raymond, status pengiriman yang tertera adalah masih belum terkirim, sepertinya jaringan di dalam hotel telah diblokir oleh seseorang, namun apabila sudah ada jaringan, foto tersebut pasti akan terkirim.

Rudy menahan satu tangannya pada dinding, lalu berjalan perlahan-lahan ke dalam kamar.

Di dalam ruangan yang mewah, suasana keheningan membawa kesan yang sangat menyesakkan.

Rudy terus melangkah ke dalam, saat ini dia telah tiba di ruang tamu.

Namun ruang tamu malah kosong sama sekali.

Awalnya Rudy mengira bahwa ini hanya sekedar strategi wanita cantik dari bawahannya, namun setelah masuk ke dalam kamar, tidak ada wanita cantik yang berlarian ke dalam pelukannya, oleh sebab itu Rudy juga membatalkan pemikiran tersebut.

Dia melangkah dengan gerakan ringan dan berjalan melalui ruang tamu, kamar mandi, kamar berdandan dan akhirnya tiba di kamar tidur utama.

Pada kasur besar yang berada di kamar tidur utama, ada seorang wanita yang sedang berbaring di atas, tubuhnya masih mengenakan selimut yang menutup hingga bagian lehernya dan hanya menampakkan wajahnya yang terkesan pucat, kedua matanya terpejam dengan erat, bibirnya juga sedang tertutup rapat, kelihatannya memang seperti telah ketiduran.

Rudy melihat wajah wanita tersebut dengan teliti, setelah itu alisnya semakin mengerut.

Conan, mengapa dia bisa muncul di tempat ini ?

Rudy berdiri sejenak di samping kasur, namun saat ini Conan tidak bergerak sama sekali, bahkan bulu matanya juga tidak bergetar.

Pada dasarnya hanya ada tiga kemungkinan dalam keadaan ini, pertamanya adalah Conan memang tertidur pulas.

Namun dalam sebuah tempat asing, normalnya tidak mungkin bisa tidur dengan begitu nyenyak.

Kemungkinan satunya lagi yaitu Conan telah pingsan karena efek obat bius.

Tentu saja, kemungkinan terakhirnya yaitu Conan telah meninggal dunia, hanya mayat saja yang dapat begitu tenang dan tidak memiliki kesadaran panca indra apapun.

Rudy sangat tidak berharap bahwa kenyataan yang terjadi adalah kemungkinan terakhirnya, oleh sebab itu dia meletakkan jari tangannya pada bawah hidung Conan, meskipun tidak menyentuhnya, namun sudah cukup untuk memeriksa nafas seseorang.

Akan tetapi, pada saat ini Conan sudah tidak bernafas lagi.

Dia telah meninggal dunia.

Rudy terus mengerut alis, tatapan matanya bahkan sudah dingin membeku.

Dia menarik selimut Conan dengan gerakan ringan, selimut jatuh perlahan-lahan dan menampakkan tubuh Conan yang berantakan, bagian lehernya ada sebuah bekas cekikan yang sangat jelas, kelihatannya dia mati dicekik oleh seseorang.

Seharusnya dia juga diperkosa sebelum meninggal dunia, dikarenakan seluruh bagian tubuhnya terpenuhi dengan bekas luka yang jelas.

Rudy telah lama menetap di pasukan, dirinya memiliki naluri ketajaman yang sangat pasti, hingga detik ini, apabila dia masih belum bisa menyadari bahwa kejadian ini adalah strategi licik yang sengaja tertuju padanya, maka pengalaman hidupnya untuk selama ini juga sia-sia.

Baik meninggal dunia dengan cara lainnya maupun memang dicekik mati oleh siapapun, tujuan akhir dari pelaku seharusnya adalah menuduhkan kematian Conan kepada dirinya.

Baru menduduki jabatan terbaru sudah ikut terlibat dalam perangkap asmara dan kasus pembunuhan, Rudy pastinya harus menanggung risiko yang besar dalam kali ini.

Rudy berbalik badan dan berjalan ke arah pintu keluar, ketika tiba di depan pintu, dia baru menyadari bahwa ternyata pintu tersebut telah terkunci.

Pada saat dia sedang merasa ragu apakah harus mendobrak pintunya untuk keluar, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari luar, setelah itu ada suara pembicaraan yang timbul diantara keributan di luar pintu.

“Cepat buka pintu, ada yang melapor kalau tempat ini sedang melakukan transaksi prostitusi.”

Suara ketukan pintu sangat keras, Rudy berdiri di dalam kamar, sudut bibirnya menarik sebuah senyuman sinis.

Ahmed merencanakan perangkap yang saling melibatkan dan juga strategi yang ingin mematikan dirinya, sepertinya kali ini dia telah sangat berupaya.

Rudy menyandar di sisi dinding dan menyalakan sebatang rokok dengan gerakan perlahan-lahan, pada waktu seperti ini, panik juga tidak ada gunanya lagi.

Rudy telah banyak melakukan upaya mencegah, dia memerintahkan sebagian besar bawahannya untuk melindungi Clara dan Wilson, bahkan juga melindungi anggota keluarga Raymond dan Aldio, namun ternyata Ahmed malah bertindak terus terang dan langsung menyerang terhadap dirinya.

Rudy membuang asap rokok yang tipis, senyuman sinis di sudut bibirnya semakin dalam.

Rencana Ahmed pada kali ini sangat sempurna, dia tetap saja tidak berdaya meskipun telah mewaspadainya.

Saat ini dia memang ingin meloloskan diri dari perangkap tersebut, namun takutnya tidak begitu mudah teratasi lagi.

Rokok di ujung jarinya masih belum habis membakar, pintu kamarnya telah di dobrak oleh orang luar.

Manajer hotel dan beberapa petugas polisi sedang berdiri di luar pintu, reaksinya sangat ganas dan bagaikan ingin menerkam orang.

“Tuan muda Sunarya ?”

Setelah melihat Rudy, reaksi wajah orang tersebut penuh dengan kekagetan dan kebingungan.

Namun pimpinan petugas polisi malahan tidak merasa kaget, setelah itu dia berkata dengan segan namun keras :”Ada orang yang melapor bahwa tempat ini sedang menjalankan transaksi prostitusi, tuan muda Sunarya, saudara kami juga hanya bertindak sesuai prosedur, jadi tolong jangan menyusahkan kami.”

Rudy memiringkan badan dan membuat sebuah gerakan tangan mempersilakan, mengisyaratkan kepada mereka untuk memeriksa di dalam.

Petugas polisi dan seorang manajer hotel berjalan masuk ke dalam kamar, setelah itu terdengar suara jeritan kaget yang berasal dari dalam, jeritan tersebut berasal dari manajer hotel.

Berbeda dengan para petugas polisi, manajer hotel tidak sering berhubungan dengan pelaku dan korban, oleh sebab itu ketika melihat mayat di depan mata, pastinya akan menjerit karena ketakutan.

Ada orang yang meninggal di dalam kamar hotel, sementara Rudy sedang berada di tempat kejadian perkara, oleh sebab itu pastinya akan dianggap sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut.

“Tuan muda Sunarya, kamu boleh menjelaskannya? Siapakah wanita yang berada di kamar tidur itu? Bagaimana dia meninggal dunia ?”

Rudy memadamkan rokok di tangannya, lalu batuk sekilas dan mengangkat alisnya, setelah itu baru menjawab dengan nada dingin :”Kalian bermaksud menginterogasi aku di tempat ini ?”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu