Suami Misterius - Bab 432 Tidak Bisa Melakukan Apa-Apa

“Ardian yang kali ini kembali ke Kota Jing. Aku melihat suasana hatinya sedang tidak baik. Apakah ada perubahan atau masalah dalam Keluarga Sutedja?” tanya Bahron lagi.

“Kebiasaan Revaldo menyiksa orang. Nenek sutedja tanpa tahu siapa yang salah dan benar langsung memarahi kakak dan aku. Maka dari itu suasana hati kakak jelas tidak akan baik. Karena itulah, aku menyuruh kakak untuk pergi ke Kota Jing beberapa hari. Apalagi ada kamu yang menemaninya, aku bisa lebih tenang.”

“Kalau kamu di sana, apakah kesulitan?” tanya Bahron. Walaupun nada bicaranya santai tapi tampak jelas kalau dia perhatian dan khawatir.

Di dunia ini kekhawatiran dan perhatian orang tua terhadap anaknya itu selalu benar-benar tulus.

“Hanya beberapa monster biasa. Aku masih bisa menghadapinya kok.” Jawab Rudy.

Bahron mengangguk. Lalu, anak dan ayah itu mengobrol biasa. Tidak lama kemudian, menutup teleponnya.

Di sisi lain, Rudy meletakkan ponselnya dan melihat Clara duduk dan membaca skrip naskah di sofa.

“Mau ambil drama baru lagi?” Rudy berjalan menghampirinya lalu duduk di samping Clara.

“Kakak Luna baru saja memberikannya kepadaku. Skrip naskahnya sih lumayan, yang produksi juga adalah sutradara besar. Publikasi tahap awal juga sangat hebat. Ada banyak sekali orang-orang yang mengincar drama ini. Kok ya bisa malah jatuh di aku.” jawab Clara asal-asalan.

Rudy mengiyakan dengan santai. Rudy tidak pernah ikut campur atau mengurusi pekerjaan Clara.

“Kakek ulang tahun akhir pekan ini. Kita harus pergi ke rumah keluarga Sutedja.” Kata Rudy lagi.

Menyebutkan mengenai Keluarga Sutedja, Clara tanpa sadar mengerutkan keningnya.

Setelah masalah yang terakhir kali, Ardian terpaksa pergi ke Kota Jing. Amy jelas sangat bahagia dan begitu nyaman tinggal dengan tenang di rumah Keluarga Sutedja. Jika teringat hal ini, Clara kembali sangat emosi dan kesal.

“Kita datang untuk meramaikan biasa saja. Jangan bawa Wilson.” Gumam Clara.

Rumah keluarga Sutedja, tempat yang banyak berisi hal buruk itu. Clara sangat takut nantinya malah menulari hal buruk untuk putranya.

Rudy mengangguk mengisyaratkan dia setuju.

Clara dan Rudy bisa mengatasi setiap trik dan cara buruk ataupun jebakan yang dibuat oleh Revaldo dan istrinya. Tapi, kalau Wilson, bagaimana pun dia masih kecil. Dia lebih mudah tertipu. Semacam masalah yang terakhir kali itu, jelas Clara tidak akan mungkin membiarkan itu terjadi lagi.

Rudy dan Clara sementara ini mencapai kesepakatan yang sama. Ketika akhir pekan tiba, mereka berdua sudah menyiapkan sebuah hadiah sebagai simbolis lalu pergi ke rumah Keluarga Sutedja.

Di bagian luar rumah Keluarga Sutedja tampak sangat ramai. Arima bagaimana pun adalah orang yang suka kemewahan dan disanjung oleh orang lain. Setiap tahun selalu saja mengadakan pesta besar-besaran.

Hanya saja, semua di pemerintahan dan dunia bisnis adalah orang yang pandai dan mereka semua tahu yang punya hak kuasa terbesar di Sutedja Group adalah Rudy. Arima sudah lama tidak berurusan dengan hal ini jadi Arima juga tidak terlalu menarik perhatian mereka.

Walaupun Keluarga Sutedja mengadakan perjamuan pesta besar-besaran, tapi hampir tamu yang datang merayakan ulang tahun itu adalah kerabat dekat yang membawa kerabat lainnya. Para eksekutif senior dan pengusaha kaya secara simbolis mengirimkan hadiah yang sepantasnya atau membiarkan istri keluarga mereka membawa anak-anak mereka ke pesta.

Nalan Vi akhir-akhir ini mengkhawatirkan pernikahan Gevin jadi dia sangat menyambut baik para istri-istri pengusaha besar dan putri-putrinya.

Rudy dan Clara terlambat, ketika mereka muncul, mereka menjadi fokus perhatian.

Para istri pengusaha kaya dan putri-putrinya berkumpul mengelilingi Clara untuk menyanjungnya. Sebagai istri dari tuan muda keempat Keluarga Sutedja yang paling kuat dan berkuasa di Kota A, Clara memang sangat bercahaya dan menarik perhatian. Tapi Clara bukanlah orang yang suka bermain sandiwara. Dia pusing terus-terusan mendengar sanjungan dan kata-kata yang tidak hentinya terucap dari wanita-wanita itu.

Clara tanpa sadar melihat ke arah Rudy. Dan kebetulan sama saja dia juga dikelilingi oleh orang-orang. Meskipun dia memiliki sikap yang baik, tapi tampak ketidaksabaran dan kesal yang samar di antara alisnya.

Clara membatin, diri sendiri tidak bisa melakukan apa-apa

Clara sedang bicara dengan nona sekretaris provinsi.

Nona ini lulusan S3 hukum dan baru kembali dari Amerika. Sifatnya sangat ceria dan lincah sekali. Dia tidak seperti nona kaya raya lain yang begitu manja. Clara tidak sulit untuk mengobrol dengannya.

Mereka berdua sedang asik-asiknya mengobrol mengenai hukum Amerika dan hukum di China. Tiba-tiba Nalan Vi datang bersama Amy .

“Clara, kamu dan Rudy kenapa baru datang. Ayah dari tadi sudah menanyakan kalian berkali-kali.” Kata Nalan Vi sambil tersenyum masam.

Mendengar ini, Clara tanpa sadar mengerutkan keningnya.

Nalan Vi benar-benar suka sekali memberinya ulah.

Di ulang tahun orang tua, mereka bisa-bisanya terlambat. Hal ini di depan banyak orang sama saja dengan tidak berbakti kepada orang tua dan pasti akan memalukan.

Banyak sekali perhatian orang-orang sudah tertuju pada mereka. Seolah sedang menantikan situasi dimana Clara akan ditertawakan.

Clara malah santai saja, tersenyum dan menjawab, “Kakak ipar ini benar-benar memfitnah kami loh. Aku sudah menyiapkan hadiah bagus untuk ayah. Tapi Rudy malah merasa tidak puas dengan hadiah itu. Dia pagi-pagi langsung pergi jauh-jauh naik mobil sendirian ke Unique . Dia sendiri yang memilihkan sebuah lukisan kuno agar bisa dilihat dan dinikmati keindahan lukisan itu oleh ayah.”

Clara melihat sekeliling dan melihat bahwa Rudy dan Arima tidak ada di aula di lantai satu. Jadi dia pun berkata, "Pada saat ini, ayah dan Rudy mungkin sedang menikmati lukisan di lantai atas. Mungkin mereka tidak akan turun dalam tiga atau dua jam-an ini."

Unique adalah toko barang-barang kuno yang paling terkenal. Banyak sekali kaligrafi dan lukisan kuno yang dilelang di sana. Rudy begitu dermawan menghabiskan begitu banyak uang untuk menghadiahi ayahnya hadiah ini. Tidak ada satu pun tamu di pesta yang tidak mengangumi keberbaktian tuan muda keempat Keluarga Sutedja ini.

Nalan Vi pun sangat tidak senang dan tak tertarik. Dia pun berbalik pergi dengan Amy .

Mereka berdua menaiki tangga dan melirik ke sekitarnya. Setelah memastikan tidak ada orang, mereka pun berhenti.

“Rudy sedang mengobrol dengan ayah di ruang kerja. Kamu kembalilah dulu untuk bersiap-siap. Rencana hari ini tidak boleh sampai ada kesalahan sedikitpun.” Kata Nalan Vi kepada Amy .

Wajah Amy tersipu malu. Dia mengedipkan matanya menatap Nalan Vi dengan terlihat sedikit tidak tenang.

Nalan Vi yang melihat Amy yang seperti itu langsung mencoba menenangkannya dengan berkata, “Anak bodoh kamu ya. Sekarang ini bukan waktunya untuk malu-malu. Status, kekayaan dan kemewahan ini tidak begitu saja jatuh dari langit. Kamu sendiri yang harus berusaha mendapatkannya.”

Amy mengangguk, berbalik dan pergi ke arah kamar.

Nalan Vi melihat Amy begitu patuh, dia pun jadi lega.

Kemarin malam, dia dan Revaldo sudah berdiskusi.

Revaldo merasa, masalah yang terakhir kali itu, Amy sudah mendapatkan kesan buruk untuk Rudy. Rudy jarang sekali pulang ke rumah Keluarga Sutedja. Amy baduk catur yang satu ini jika terus dipelihara maka tidak akan ada gunanya. Maka lebih baik digunakan saja untuk menyerang langsung dan menghasilkan harga dan nilai terbesar.

Mengambil kesempatan ketika pesta ulang tahun Arima, orang begitu banyak. Selama Amy bisa naik di ranjang Rudy maka pasti akan jadi keributan dan masalah besar. Jangan pikir Rudy bisa dengan mudah menyelesaikan keributan ini.

Awalnya, Nalan Vi sangat khawatir bagaimana cara terbaik agar bisa membuat Amy setuju untuk naik di ranjang Rudy. Karena bagaimana pun, walaupun Amy sudah naik di ranjang Rudy. Rudy tidak akan mungkin menikahinya. Nanti ketika keributan besar ini terjadi, nama baik Amy akan hancur dan pada akhirnya dia akan menjadi baduk catur yang tidak berguna dan harus dibuang.

Nalan Vi dengan ragu mencoba mengatakan hal ini pada Amy , tidak menyangka ternyata Amy langsung menyetujuinya. Bahkan Amy tampak sangat menantikan hal ini. Ternyata orang dari kampung tidak punya wawasan dan pengalaman yang luas. Semua yang ada di dirinya begitu rendahan.

Setelah Nalan Vi menenangkan Amy , dia pun segera pergi ke dapur.

Karena Arima mengadakan pesta ini, dapur sangat sibuk tidak karuan. Nalan Vi berdiri di pintu dapur lalu mengulurkan tangan memanggil seorang juru masak ibu-ibu yang umurnya sekitar tiga puluhan tahun.

“Apa semuanya sudah disiapkan baik-baik?" Nalan Vi bertanya dengan suara pelan sekali.

Juru masak itu mengangguk dan menjawab, "Tehnya sudah diantarkan di ruang kerja. Nyonya tenang saja, saya jamin tidak ada masalah.”

Nalan Vi mengangguk dan segera naik ke atas lalu menjaga di depan pintu ruang kerja.

Pada saat yang sama, suasana di ruang kerja sedikit menemui jalan buntu.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu