Suami Misterius - Bab 1235 Tidak Boleh Melakukan Dua Hal Sekaligus

Keduanya berjalan keluar dari toko makanan penutup, Keyra sudah kenyang.

Mereka menyelusuri sepanjang jalan sambil berpegangan tangan, lampu jalan kuning yang redup menyinari mereka dan mengeluarkan bayangan panjang di belakang mereka.

Keyra menunduk kepala dan menatap bayangan mereka, lalu dengan sengaja mengapit lengannya dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar Alfy. Di tanah, bayang-bayang kedua orang itu menyatu. Keyra tersenyum puas.

Mereka berjalan tanpa tujuan, tanpa disadari, Keyra melihat papan nama jalan yang bertuliskan ‘Jalan Gatot Subroto’.

“Kenapa sampai di sini, ayo kubawa kamu ke suatu tempat.” Sesudah berujar, Keyra menggenggam tangan Alfy dan berbelok ke jalan lain.

Alfy terus mengikutinya tanpa bertanya, mereka berjalan sampai ke perumahan tertutup dan memasuki gedung apartemen.

Di depan pintu, Keyra mengulurkan ibu jarinya dan membuka pintu dengan sidik jari.

Apartemen ini sudah lama tidak dihuni, tapi ada orang yang sering datang membersihkannya, tampak sangat bersih, hanya saja hawanya agak dingin.

Alfy mengikutinya masuk dan melihat sekilas. Area apartemen dua tingkat ini tidak termasuk kecil, tetapi dekorasi dan furniturnya agak ketinggalan zaman. Namun, Ke menyisahkan apartemen ini di Kota A, juga membersihkannya secara teratur. Ini membuktikan bahwa apartemen ini pasti memiliki arti khusus bagi Keluarga Sunarya.

Keyra melepaskan mantelnya dan duduk di sofa, dia berkata dengan malas: “Ini apartemen tempat ibuku merawat ayahku. Orang tuaku dan kakakku pernah tinggal di sini untuk sementara waktu.”

Seusai mendengar, Alfy menaikkan alis “Saat itu bibi tidak mengetahui identitas paman?”

“Tentu saja tidak tahu, ibu mengira kalau ayah itu gelandangan dan mengirim biaya hidup bulanan untuk ayah dan kakakku” Balas Keyra.

Alfy tersenyum lembut, tidak heran Keyra pernah membual bahwa dia akan merawatku jika aku bangkrut nanti. Ternyata itu tradisi keluarga.

“Kamu tidak pernah tinggal di sini?” Tanya Alfy lagi.

“Aku bukan lahir di Kota A.” Keyra mengangkat bahu asal, kemudian, berdiri dan berjalan ke atas “Aku mandi dulu, kita tinggal di sini malam ini.”

Dia berdiri di tangga, tampaknya teringat sesuatu dan berujar lagi: “Di lantai bawah juga ada kamar mandi, kamu cepat mandi dan istirahat.”

Keyra mandi di kamar mandi lantai atas, kemudian, dia berdiri di depan jendela sambil menyeka rambutnya.

Di luar sangat sunyi, hanya ada angin yang melewati dedaunan dan sesekali menimbulkan suara gerisik.

Dulu, ini rumah orang tuanya, tetapi secara misterius memberikan seseorang rasa ketenangan hidup dan kedamaian bertahun-tahun.

Saat pikiran Keyra berkeliaran, tiba-tiba sepasang lengan kekar melingkari pinggangnya. Tubuhnya lembab dan napasnya juga lembab.

Keyra mendongak menatapnya dan tersenyum. Setelah saling menatap sesaat, Alfy menundukkan kepala dan menciumnya.

“Alfy!” Keyra meronta dan menahan telapak tangannya yang terus bergerak.

Alfy berhenti dan menatapnya bingung. Sejak mereka berhubungan, ini pertama kalinya Keyra menolak berhubungan intim dengannya.

“Aku capek, hari ini berhenti bergulat.” Keyra masuk ke pelukannya dan menggodanya: “Lagi pula, berhubungan setiap malam tidak bagus untuk kesehatan, aku memikirkannya untukmu.”

Sesudah mendengar, Alfy tertawa lepas dan melepaskannya dengan patuh.

Tidak peduli seberapa besar keinginannya, selama Keyra tidak bersedia, Alfy tidak akan pernah memaksa wanita. Tentunya, kegairahan bercinta itu karena saling bersedia.

“Baiklah, cepat tidur, ya.” Alfy mengusap lembut kepalanya.

Di kamar utama, terbaring dua orang di ranjang yang sama dengan pembatas di antara mereka, Keyra sulit untuk tertidur nyenyak.

Tadi malam, mereka membolak-balik badan sepanjang malam, Keyra benar-benar sangat capek.

Begitu tertidur, mereka tidur hingga pagi.

Gorden tidak tertutup rapat, sinar matahari masuk melalui celah-celah gorden dan menyinari ranjang, sinarnya terasa hangat.

Bulu mata panjang Keyra bergerak beberapa kali dan akhirnya membuka mata.

Dalam keadaan setengah sadar, dia menatap ke langit-langit, setelah sekian lama dia baru merespons. Mereka tinggal di apartemen Jalan Gatoto Subroto tadi malam.

Keyra sedikit menoleh, di sampingnya, ada Alfy yang masih tertidur, wajahnya terukir sangat tampan. Saat tidur, dia tidak begitu dingin dan sepertinya mudah didekati.

Keyra mencondongkan tubuh ke depan, dia mengulurkan ujung jarinya yang putih dan berkilau tanpa sadar, mengusap lembut dahinya, perlahan-lahan bergerak di sepanjang batang hidungnya yang tinggi dan akhirnya mendarat di bibirnya yang tipis dan dingin.

Bibir Alfy sangat indah, ujung jarinya berada di bibirnya. Kemudian, dia tidak bisa menahan diri dan menciumnya.

Bibir tipis itu saling bersentuhan dan menciptakan sensasi yang tak tergambarkan.

Ciumannya sangat ringan. Namun, sebelum Keyra sempat mengakhiri, Alfy langsung mengambil alih.

“Ah!” pekik Keyra dengan kaget, kepalanya berputar, Alfy menindihnya di ranjang.

Alfy membuka mata, mata gelapnya sangat terang, sepertinya dia tidak tidur.

“Kamu sudah lama bangun?” Tanya Keyra sambil mengerucutkan bibir merahnya.

“Ya” sahut Alfy pelan, dia tersenyum tipis, senyumannya sangat samar. Ujung jarinya yang bersih dan ramping menangkup dagu Keyra, matanya tertuju padanya “Key, kali ini kamu yang menggodaku.”

“Aku cuma menciummu sebentar, kepekaanmu sangat buruk! Alfy, jangan berlebihan, memaksakan ginjal akan susah diobati” Kata Keyra serius sembari menatapnya.

Alfy terkekeh, suasana hatinya tampak sangat baik “Tidak apa, masih muda dan kuat, kok.”

Selesai berujar, dia menundukkan kepala menciumnya, awalnya, bibir tipis itu berciuman lembut dan kemudian pelan-pelan memperdalam ciuman...

Ketika selesai, Keyra terbaring lemas di ranjang, dia mengerucutkan bibir merahnya, seolah-olah sedang marah.

Dia merasa, sebagian alasan kasus itu tertunda karena Alfy yang terus menahannya. Tidak heran saat sekolah, guru dan orang tua tidak mengizinkan murid-murid berpacaran, ‘Tidak boleh melakukan dua hal sekaligus’ kalimat ini sangat masuk akal.

“Bangunlah dan mandi, bukankah hari ini kamu mau ke rumah sakit untuk menyelidiki?” Alfy duduk di sisi ranjang, dia mengancingkan kemejanya sambil mengingatkan Keyra.

“Tidak ada tenaga” balas Keyra.

“Kalau begitu aku akan menggendongmu mandi.” Selesai berucap, Alfy langsung menggendongnya dari ranjang. Tubuh Keyra terbungkus seprai, seperti bacang, dia juga tidak bisa melawan.

Selesai mandi, keduanya sarapan di restoran gerbang perumahan.

Keyra menunduk dan meminum bubur, dia bertanya dengan santai: “Besok naik pesawat jam berapa?”

“Jam sembilan pagi” Jawab Alfy.

“Oh, baguslah” Balas Keyra.

Alfy memegang sehelai roti, dia tersenyum pelan dan berujar: “Kenapa aku merasa kamu seperti tidak sabar untuk mengusirku?”

Seusai mendengar, Keyra mencubitnya “Pesonamu menyesatkanku, aku tidak ada semangat untuk menangani kasus jika kamu di sini.”

Selesai mendengarnya, Alfy tertawa lepas, dia menyerahkan sehelai roti yang sudah diolesi selai untuknya.

Sesudah sarapan, Alfy kembali ke hotel, Keyra mengajak Dina ke Rumah Sakit Inti Hati lagi.

Mengenai Dekan Lee, Dina sudah menyelidikinya terlebih dahulu.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu