Suami Misterius - Bab 1041 Benar-Benar Sah

Setelah makan, nyonya Verome memerintahkan pembantu membersihkan kamar tidur Honey, dan menambahkan satu selimut lagi.

Jelas sekali ini maksudnya menyuruh Aldio menginap.

Mereka berdua sudah tunangan, juga sudah menentukan tanggal pernikahan, sudah tidak masalah tinggal bersama.

Mengenai hal ini, ayah Verome tidak terlalu senang, setelah suami istri kembali ke kamar, ayah Verome masih mengeluhkan "Berada dalam pengawasan kita, membiarkan dia tinggal di kamar Honey, apakah di rumah tidak ada kamar tidur tamu?”

Nyonya Verome sedang duduk di depan meja rias untuk mengoleskan produk perawatan kulit, mendengarnya lalu membalikkan kepala, merasa tidak berdaya dan tertawa lepas: “Kamu pikir mereka tidak akan tinggal dalam satu kamar dan tidur dalam satu ranjang jika tidak berada dalam pengawasan kita,?”

Apa lagi, mereka akan segera menikah, tidur bersama sangatlah normal.

Aku lihat kamu ya, tidak rela putrimu menikah.”

Ayah Verome terdiam sejenak, mendesah sekali "Rasanya kemarin dia masih seorang gadis kecil yang suka bermanja dengan kita, kenapa mendadak sudah dewasa, dan sudah mau menikah. Aku benar-benar tidak rela.”

“Pada waktu itu saat papaku menikahkanku padamu, mungkin juga berpikir seperti ini.”

Nyonya Verome selesai menggunakan produk perawatan kulit, menjawab sambil tersenyum.

Di dalam kamar sebelah.

Honey sedang membawa Aldio mengunjungi kamarnya.

Kamar tidur Honey adalah tipe kamar khas tuan putri, penuh dengan warna merah muda yang beraura gadis muda, romantis dan hangat.

Aldio berdiri di depan meja rias, dengan santai mengambil bingkai foto yang diletakkan di atas meja, di dalam bingkai adalah foto keluarga yang beranggotakan tiga orang, Honey mengenakan pakaian sarjana, satu tangan menggandeng papa, satu tangan lagi merangkul mama, tersenyum bagaikan bunga.

Honey berjalan ke sampingnya, sangat alami menyandarkan kepala di pundaknya, sambil tersenyum mengatakan: "Foto ini diambil ketika aku lulus kuliah, masih banyak foto saat masih kecil, apakah mau lihat?"

"Boleh."

Aldio menganggukkan kepala.

Honey mengeluarkan dua album foto tebal dari dalam laci, salah satu album foto keluarga, satu albumnya lagi foto Honey sendiri.

Sejak seratus hari dilahirkan, hampir setiap tahun ada foto ulang tahun, sejak dari bisa merangkak, bisa berjalan, terus tumbuh menjadi gadis yang anggun dan ramping.

Honey mewarisi gen yang sangat baik dari orang tuanya, sejak kecil adalah seorang gadis cantik, hanya saja, tidak peduli betapa cantiknya orang juga ada sepenggal masa lalu yang kelam.

Ketika berusia delapan tahun Honey ganti gigi, dan gambarannya yang sedang menyeringai, benar-benar sedikit mengerikan untuk dilihat.

Masih ada lagi, saat berusia lima belas tahun karena gangguan endokrin, wajahnya penuh dengan jerawat, juga cukup menakutkan.

Aldio selesai melihatnya, menahan tawa, mengolok-olok: “Untung saja, tidak cacat berkepanjangan.”

“Aldio, apakah kamu melihat orang hanya melihat wajah saja!”

Honey kesal hingga menghentakkan kaki.

Aldio mengulurkan tangan merangkul pinggangnya, sekalian menariknya ke dalam pelukan, membiarkan dia duduk di atas lututnya, memeluknya sambil berkata "Siapa bilang aku hanya melihat wajah, juga melihat postur tubuh loh.”

“Kamu….menyebalkan.”

Wajah Honey tersipu malu, memukul dadanya sekali.

Aldio tersenyum hangat, memeluknya, lalu bersama melihat foto.

Setiap lembar foto keluarga mereka bertiga terlihat begitu hangat.

Kehangatan semacam ini, paling didambakan Aldio ketika dia masih kecil.

“Aldio, bagaimana tampangmu saat masih kecil?”

Mendadak Honey bertanya.

“Tidak ingat lagi.”

Aldio menjawab dengan santai "Papaku sibuk dengan pekerjaan, mana ada waktu membantuku berfoto.”

Dia berbicara dengan santai, tapi diantara alis yang mengerut sulit menyembunyikan raut kesedihan.

Masa kecil tanpa ibu, ayah yang egois dan dingin, membuat dia setelah dewasa terpaksa meninggalkan rumah, perasaan kesepian dalam mengembara sendirian, pasti terasa tidak enak.

Tiba-tiba Honey merasa sangat kasihan padanya, mata memerah dan lengan memeluk pinggangnya.

“Kelak, kamu tidak akan seorang diri lagi, kamu masih ada aku, tidak peduli terjadi apa pun, aku akan menghadapinya bersamamu.”

Ibu tirinya yang banyak masalah itu, kemungkinan masih akan memiliki ide buruk untuk membuat keributan, juga tidak tahu apakah masih akan mencari masalah dengan mereka, menjadi penghalang bagi mereka, tapi tidak peduli bagaimanapun, Honey pasti akan bersama dia untuk menghadapinya.

Aldio tersenyum, mengulurkan tangan membelai kepalanya "Tenang saja, aku tidak akan membiarkan ikut terlibat dalam kekacauan keluarga Vosh.

Aku dan keluarga Vosh, mungkin tidak bisa melepaskan hubungan darah, tapi mengenai masalah keuangan sama sekali sudah tidak ada hubungan lagi.

Selama tidak ada perselisihan keuangan, dia tidak akan bodoh hingga berinsiatif menggangguku.”

Honey sepertinya mengerti tapi juga tidak terlalu mengerti melihatnya, terhadap masalah keluarga Vosh, dia tidak mengerti secara mendalam.

Aldio sangat sabar menjelaskan padanya, bagaimanapun, dia sudah akan menjadi istrinya, berhak mengetahui semua ini.

“Perusahaan adalah milik kakek dan nenek, ayahku bukan satu-satunya anak kakek dan nenek, perusahaan keluarga Vosh, ayahku, paman, dan bibi semuanya memiliki saham, karena aku adalah cucu sulung, sebelum nenek meninggal, meninggalkan 15% saham untukku.

Awalnya, sahamku dan saham ayahku digabung bersama, merupakan pemegang saham terbesar di perusahaan, mungkin nenek juga bermaksud seperti ini, berharap kelak aku dan ayahku bisa mengelola perusahaan dengan baik.

Terhadap hal ini, sulit dihindari bibi dan pamanku merasa tidak terima, terutama ketika aku ke perusahaan untuk magang, baik secara terang-terangan mau secara diam-diam mereka sering membuat masalah untukku.

Kemudian, ayahku menikah lagi, dan melahirkan seorang putra lagi, tidak dapat dihindari akan memiliki niat lain.

Wanita itu bekerja sama dengan bibi dan pamanku untuk mengusirku keluar dari perusahaan.”

Aldio membicarakan hal ini, tidak bisa menahan diri untuk mendengus dengan dingin.

Setelah nenek meninggal, untuk pertama kalinya dia menyadari hubungan keluarga yang begitu dingin dan kejam, pada waktu itu dia masih muda, sungguh terluka cukup dalam.

“Aldio.”

Suara Honey yang lembut, memanggil sekali.

Honey tahu, diusir dari perusahaan, diusir dari rumah, pada waktu itu dia pasti sangat sedih sekali.

Aldio menundukkan kepala, memberi kecupan pada bibirnya, kehangatan muncul lagi di matanya.

Untung saja, semua itu sudah berlalu.

"Setelah aku meninggalkan perusahaan, semua saham yang nenek tinggalkan untukku diuangkan, kemudian, secara bertahap aku menginvestasikan uang itu ke perusahaan keluarga Sutedja, jadi, aku menggantikan bos mengelola industri itu, aku juga termasuk pemegang saham."

Aldio bisa begitu kerja keras membantu Rudy mengelola perusahaan, dan Rudy bisa begitu tenang menyerahkan sejumlah besar industri ke tangannya, sebagian besar alasan bukan hanya karena hubungan antara bos dan bawahan, melainkan pasangan kerja sama, dalam makna sebenarnya adalah satu rugi sama-sama rugi, satu untung sama-sama untung.

"Lain hari, aku akan menyuruh akuntan untuk memilah daftar asetku, dan memberikan satu salinan untukmu.

Nyonya Vosh, terhadap kekayaan suamimu, kamu sudah seharusnya ada pemahaman."

"Kepalaku akan sakit kalau melihat barang begituan, lagi pula, aku tahu kamu tidak akan membohongiku."

Honey memeluk lehernya, menjawab dengan suara lembut.

"Si bodoh."

Aldio berbisik dengan suara rendah, menundukkan kepala mencium bibirnya.

Kali ini bukannya sekedar mengecup saja, ciuman yang bergairah dan lama.

Aldio menekan Honey, telapak tangan menyelip ke dalam bajunya.

“Aldio, hentikan, jangan main-main lagi, besok masih harus bangun pagi untuk pergi ke rumah yang akan ditempati setelah menikah.”

Honey memegang tangannya yang tidak bisa diam, dan berbisik.

Aldio memiliki beberapa properti rumah atas namanya, namun akhirnya mereka tetap memilih menikah di apartemen mereka saat ini, mengenai masalah orang tua Honey juga tidak keberatan, dua orang hidup bersama, rumah tidak perlu terlalu besar, cukup ditinggali sudah bisa.

Honey dipeluk olehnya dalam dekapan, tangan satu menarik kerah bajunya, lalu berkata lagi: “Hari ini bertemu dengan ibu tirimu itu, aku sungguh takut dia memiliki niat buruk lain, setelah menikah menyuruh kita pindah dan tinggal di rumah keluarga Vosh.”

“Dia sangat berharap seumur hidup ini aku tidak pulang ke sana lagi.”

Aldio berkata dengan dingin "Dia berpikir dengan indah sekali, mengira setelah mengusirku pergi, kelak perusahaan akan menjadi milik dia dan putranya.

Kenapa dia tidak berpikir, begitu ayahku tiada, paman dan bibiku yang berhati buruk dan menunggu kesempatan itu, bagaimana mungkin membiarkan dia mendapatkan keuntungan, mungkin akan diperas hingga tidak bersisa.”

“Dia tidak memiliki apa-apa, apakah akan mencari masalah dengan kita, membuat kita terlibat?”

Honey bertanya lagi.

“Dia menikah dengan papaku setelah aku dewasa, dia juga tidak pernah merawatku, aku tidak memiliki kewajiban untuk menafkahinya.

Mengenai putranya itu, tidak ada undang-undang yang menetapkan bahwa sang ibu masih hidup tapi membutuhkan kakak untuk membesarkan adiknya.”

“Meskipun dia ingin mencari masalah, papa dan mamaku juga tidak akan mengabaikannya.

Kemampuannya yang sedikit itu, mau melawan papa dan mamaku, benar-benar tidak tahu batas kemampuan sendiri, tidak tahu hidup dan mati!”

“Benar, kekuatan bertempur paman dan bibi tidak boleh diremehkan.”

Aldio sambil tersenyum menyetujuinya, ujung jari dengan lembut mengusap pipinya, sangat serius mengatakan: “Honey, sungguh iri padamu.”

"Iri apa? "

Honey bertanya.

"Iri kamu memiliki orang tua sebaik ini. "

"Kelak juga orang tuamu. Papa dan mamaku pasti akan sangat baik padamu. Mamaku mengatakan: mereka baik padamu, kamu akan baik padaku. Baik pada menantu, sama dengan baik pada putri...... Sepertinya sedikit membingungkan, apakah kamu bisa paham...... " Kata-kata Honey masih belum selesai, mulutnya langsung ditutup olehnya.

Meskipun, pembantu di rumah secara khusus menyiapkan satu selimut lagi, tapi, kenyataannya adalah sesuatu yang yang tidak diperlukan.

Honey dan Aldio tidur dalam satu selimut, saling terjerat dalam kehangatan.

.......Beberapa hari kemudian, mereka memilih sebuah hari yang baik pergi ke KUA untuk mendaftarkan dan mendapatkan akta nikah.

Setelah mendapatkan akta nikah, Aldio selain sibuk dengan pekerjaan dan persiapan pernikahan, hampir setiap saat menempel pada Honey.

Dan langsung mengakibatkan...... Sebelum pesta pernikahan, Honey sudah hamil.

Dia sekaligus membeli tiga buah testpack, hasilnya semua bergaris dua.

Agar menghindari masalah kekeliruan seperti terakhir kali, nyonya Verome secara khusus membawa dia pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Hasilnya benar-benar hamil, janin baru satu bulan lebih, progesteron agak rendah, yang lainnya semua normal.

Hanya saja, saat mereka berdua berada di rumah sakit, secara tidak sengaja difoto oleh reporter gosip, keesok harinya langsung bisa dilihat di koran.

Berita kehamilan luar nikah diva pop, internet masih belum heboh, tim bagian humas Aldio sudah mengumumkan berita pernikahan keduanya, bukan hanya mengumumkan detail tanggal pernikahan dan menunjukkan akta nikah keduanya.

Kemudian Aldio segera mengadakan konferensi pers, secara pribadi mengakui berita kehamilan Honey.

Honey sudah hamil satu bulan lebih, tanggalnya setelah mereka berdua resmi mendapatkan akta nikah, anaknya adalah anak yang benar-benar sah.

Suasana hati Aldio baik sekali menjawab pertanyaan wartawan dan sangat ramah mengundang wartawan dan para awak media untuk menghadiri pernikahannya.

Dalam sekejap, berita diva pop menikah denga bos industri hiburan, menghebohkan dunia maya.

Citra Honey selalu gadis kecil yang imut dan patuh, sangat disenangi.

Mengenai berita pernikahan dan kehamilannya, banyak doa dan ucapan selamat dari publik, memuji Aldio dan Honey adalah pasangan yang sangat serasi.

Pesta pernikahan mereka, dilaksanakan dengan lancar dibawah doa para kerabat, sahabat dan khalayak ramai.

Pada hari pernikahan, nyonya Verome menangis tersedu-sedu ketika mengantar putrinya menikah.

Mata ayah Verome juga memerah.

Aldio terus berjanji, pasti akan baik-baik mencintai putri mereka.

Karena Honey sedang hamil, selain itu juga trimester pertama, janin belum termasuk stabil.

Jadi, meskipun pesta pernikahan sangat megah, tapi tidak terlalu banyak ini itu, Aldio hampir selalu menggendongnya.

"Suamiku, kamu lelah apa tidak, lebih baik turunkan aku saja."

Honey nengenakan gaun pengantin warna merah, memeluk lehernya, senyuman bagaikan bunga.

"Tidak, tidak lelah."

Aldio tersenyum seperti orang bodoh.

"Suamiku, lebih baik kamu turunkan aku saja."

Honey berkata lagi.

"Kenapa?"

Aldio mengerutkan kening, tidak paham.

"Kenapa kamu terus menggendongku, orang lain akan berpikir kalau ada yang salah dengan kaki pengantin wanita."

Aldio: "........"

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu