Suami Misterius - Bab 1350 Masalah Melahirkan Anak Laki-Laki Atau Anak Perempuan

Keyra berbaring di ranjang dengan malas, dari ujung kepala sampai ujung kaki terasa sakit, sepertinya tubuh sudah bukan milik diri sendiri lagi.

Alfy mendekat ke sana, berkata ingin menggendongnya pergi mandi, Keyra menolaknya dengan tegas dan pasti. Sudah bermain hampir sepanjang malam, dia tidak ingin lanjut bermain lagi dengan Alfy di dalam kamar mandi.

Alfy tidak berdaya lalu tertawa lepas, pergi sendiri ke kamar mandi untuk mandi.

Keyra melihat dia masuk ke dalam kamar mandi, baru memaksakan diri bangun dari tempat tidur, langsung pergi ke kamar mandi satunya lagi, setelah buru-buru mandi, lalu berbaring kembali di ranjang.

Alfy keluar dari kamar mandi, melihat rambutnya masih basah sudah berbaring di atas tempat tidur dengan malasnya, tidak berdaya menggelengkan kepalanya, tapi tatapan mata sangat lembut.

Alfy berbalik dan jalan ke dalam kamar mandi, mengambil pengering rambut keluar dari kamar mandi.

Dia duduk di samping tempat tidur, tangan memegang pengering rambut, penuh kelembutan dan kesabaran membantu dia mengeringkan rambut, Keyra berbaring di tempat tidur, sama seperti seekor kucing malas, secara alami menikmati layanan pijatnya.

Setelah Alfy mengeringkan rambutnya, kemudian meletakkan ponsel ke samping.

Keyra malah mengulurkan tangan mengambilnya, menghidupkan sakelar pemanas, dengan nakal ditiup ke arahnya.

Alfy sedikit menyipitkan matanya, membiarkan dia membuat keributan ini, kemudian, mengulurkan tangan merebut pengering rambut yang ada di tangannya, sekalian menekan dia ke bawah tubuhnya.

Keyra merasa tubuhnya berubah lagi, dada terasa panas dan terus naik turun.

“Lelah sekali, Alfy, tidak mau lagi.” Tangannya yang lemah mendorong dadanya, menyanjung dan memohon ampun dengan suara lemah lembut.

“Bermain hingga begitu senang, aku pikir kamu tidak lelah.” Alfy tersenyum, menundukkan kepala mencium bibirnya.

Setelah ciuman mesra berakhir, dia berbaring di sampingnya, tidak bermaksud melanjutkankannya lagi.

Keyra dengan patuh meringkuk di dalam lengannya, mencari sebuah posisi nyaman.

Jam antik di dalam ruangan berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua pagi.

Keyra merasa lelah sekali, tapi tidak tahu apakah karena sudah terlalu berlebihan bermain, pikirannya sangat jernih, pokoknya bagaimanapun tidak bisa tidur.

Alfy juga tidak tidur, memeluknya di lengan, telapak tangan mengusap lembut bahunya yang harum, intim dan mesra. “Kenapa masih tidak tidur?” Dia bertanya dengan suara lembut.

“Tidak bisa tidur, Alfy, kita ngobrol saja.” Keyra berkata dengan lembut.

“Ngobrol apa?” Alfy menatapnya, sambil tersenyum bertanya.

Keyra menyipitkan mata, memonyongkan bibir merah, seketika bahkan tidak bisa memilih topik pembicaraan yang cocok.

Biasanya, mereka juga membicarakan masalah bisnis, serta berita politik dan ekonomi atau dia akan membicarakan kasus dalam waktu dekat ini. Sekarang mereka berdua sedang berpelukan di atas tempat tidur, sungguh tidak terlalu cocok membicarakan ini.

Untuk itu, Keyra tidak tahu kenapa malah mengajukan pertanyaan “Alfy, kamu suka anak laki-laki atau anak perempuan?”

Mungkin Alfy tidak menyangka Keyra akan membahas masalah anak dengannya, dulu, mereka selalu menghindari dan takut masalah ini.

Muncul senyuman di mata Alfy, mata hitam di kamar tidur yang remang-remang, terlihat sangat cerah. Dia memiringkan kepala melihat wanita kecil yang ada dalam pelukannya, menjawab dengan nada yang lembut “Kamu yang melahirkan untukku, tidak peduli anak laki-laki atau anak perempuan, aku suka semuanya.”

Keyra mendengarnya lalu tertegun.

Suka semuanya? Tidak mungkin suka semuanya maka harus melahirkan semuannya bukan! Keyra langsung sakit kepala begitu memikirkan anak-anak badung, jika melahirkan dua anak badung, maka itu benar-benar akan membuat pusing.

Dalam sekejap Keyra merasa hidup tidak ada artinya, sepertinya hari baik sudah akan berakhir.

Keyra merasa kesal sambil melototinya, berkata “Hanya bisa pilih satu, Alfy, tidak boleh keterlaluan ya.”

Alfy melihat dia membelalakkan mata indahnya, penampilannya seperti seorang anak kecil yang bermanja, tidak bisa menahan diri tertawa lepas. Kemudian, mengulurkan tangan mencubit ujung hidungnya, menjawab “Hanya bisa memilih satu ya, kalau begitu lahirkan seorang anak perempuan cantik saja, seimut dirimu, sesekali diajak bercanda pasti sangat menyenangkan.

Keyra “……”

Dia merasa dirinya seperti dianggap hewan peliharaan saja. Bukan dirinya saja yang hewan peliharaan, tapi masih bisa melahirkan hewan peliharaan kecil untuk dia jadikan hiburan.

“Sudahlah, anggap saja aku tidak bertanya.” Keyra berkata dengan malas, menyesuaikan posisi tubuhnya, mencari sebuah posisi yang lebih nyaman.

“Kenapa marah lagi?” Alfy melihatnya, bertanya sambil tersenyum.

“Aku tidak marah, hanya merasa kita membicarakan topik yang sangat tidak berarti. Kamu dan aku, siapa yang bisa menjamin pasti akan melahirkan seorang anak perempuan, harus yang cantik dan imut lagi. Seandainya melahirkan seorang anak laki-laki, tidak cantik juga tidak imut, apakah bisa dikembalikan lalu melahirkan lagi.”

Keyra berkata dengan nada yang malas.

Sejak kecil sampai dewasa, sering mendengar bibi ketiganya Ahyon dan mamanya Clara mengeluh, setiap kali Mahen membuat masalah, Ahyon pasti akan marah hingga mau lompat, rasanya ingin mengembalikan dia dan melahirkan lagi.

Tanpa sebab Keyra teringat kakak keduanya Mahen saat masih kecil, itu benar-benar penguasa kecil yang selalu membuat keributan. Menjadi adiknya tidak merasa apa-apa, jika menjadi papa dan mamanya, sungguh mudah dibuat mati karena kesal padanya.

Memikirkan hal ini Keyra merinding, kemudian, diam-diam memutuskan: lebih baik melahirkan anak perempuan saja, setidaknya tidak akan terlalu membuat pusing.

Dan Tuan Muda Sanusi jauh lebih berpikiran terbuka dalam soal memiliki anak laki-laki atau anak perempuan.

Asalkan istrinya mau melahirkan, dia sudah senang sekali, tidak pilih melahirkan anak laki-laki atau perempuan.

“Tidur lebih awal, besok hari senin, masih harus bekerja.” Alfy mengecup keningnya sambil berkata.

Keyra mengangguk, berbalik dan membungkus tubuhnya dengan selimut, memejamkan matanya dengan patuh.

……

Keesok harinya, fajar menyingsing.

Mahen yang dianggap anak nakal oleh Keyra jarang sekali bisa bangun sepagi ini, mengenakan kemeja putih dan celana panjang, sangat serius merapikan dirinya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Ahyon melihat putranya yang sudah berdiri lama di depan cermin, tidak bisa menahan tawa sambil bercanda “Tuan Muda Kedua Sutedja masih belum selesai? Kenapa kamu seperti seorang wanita yang akan naik ke pelaminan, terus bercermin, jika masih terus bercermin, cermin sudah akan pecah karena kamu.”

Mahen mendengarnya, lalu merapikan rambut lagi, setelah memastikan gaya rambutnya, baru mengambil mantel dan bersiap akan pergi. “Aku pergi menjemput Diva.”

“Ya.” Ahyon mengangguk, lalu berpesan “Janji dengan Komisioner Chen pada jam sepuluh pagi, jangan sampai telat. Hari ini hari baik, pasti ada banyak orang yang pergi mendaftarkan pernikahan, kamu lebih menjaga Diva agar tidak terdesak orang lain.”

“Aku tahu, kamu tenang saja.” Mahen mengangguk, walaupun Ahyon tidak mengatakannya, dia akan melindungi istri sendiri, apalagi, istrinya sedang mengandung anaknya.

“Malam bawa Diva pulang bersama, kalian mendaftarkan pernikahan adalah hal penting, sekeluarga harus makan bersama.” Ahyon berkata lagi.

Tentu saja Mahen tidak ada alasan untuk menolaknya, mengangguk sambil tersenyum.

Ahyon melihat putranya pergi, melihat wajahnya penuh senyuman, tentu Ahyon juga penuh kegembiraan.

Dalam lautan manusia, ingin bertemu orang yang disukai, bahkan orang yang sangat dicintai bukanlah hal yang mudah, walaupun sudah bertemu, orang itu belum tentu akan suka dan jatuh cinta padamu. Jadi, semua orang di dunia tahu, saling mencintai adalah sebuah hal yang sulit.

Ahyon melihat putranya bisa menemukan seseorang yang bisa saling mencintai, serta sudah akan menjadi seorang ayah, bagaimana dia bisa tidak merasa senang.

Dia mengulurkan tangan mengelus dadanya, akhirnya hati ini bisa merasa tenang.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu