Suami Misterius - Bab 1333 Kisah Serigala Datang

Mahen membawa pacarnya pulang, dan Ahyon sama sekali tidak terlalu memedulikan hal ini dengan begitu serius.

Ketika dia dulu terus mendesak Mahen untuk segera menikah dan punya anak. Mahen juga bukan tidak pernah membawa tunangan pulang ke rumah. Seorang wanita model yang berpakaian menggairahkan dengan membuat pandangan mata jadi panas. Mungkin karena riasan wanita itu terlalu tebal, Ahyon bahkan tidak bisa melihat wajah tunangan putranya itu dengan jelas.Hanya melihat cincin berlian yang bersinar dan sangat mencolok di tangannya saja.

Ahyon memandang dengan serius tunangan putranya saat itu. Selain putranya bersedia menghabiskan uang untuk wanita itu, Ahyon tak melihat hal lain dari putranya.

Tidak lama setelah itu, Mahen dan model biasa itu putus. Dia ganti pacar dengan artis yang berumur cukup muda. Ahyon bahkan tidak punya keinginan dan hasrat bertemu dengan menantu masa depannya ini.

Jadi, ketika pembantu di rumah tanya Ahyon, apa mereka harus menyiapkan makan malam, Ahyon hanya melambaikan tangannya dan berkata tak berdaya, "Tidak usah menyulitkan diri, bukannya tiap kali hanya sia-sia menyulitkan diri saja dengan menyiapkan terlalu berlebih.”

Ahyon hanya melakukan hal yang memang sudah seharusnya dilakukan seperti biasanya. Sore hari ini dia sedang ingin menyirami bunga di halaman.

Baru setelah Hyesang pulang dan mendengar kalau Mahen akan membawa pacarnya pulang ke rumah, dia baru menganggap hal ini serius.

"Suruh pembantu untuk menyiapkan dengan baik semuanya. Makan malam harus yang cukup banyak dan mewah. Suruh Maul dan Rita membawa anak-anak pulang juga ke rumah. Selain itu, jangan memakai pakaian santai seperti itu. Pilih pakaian yang lebih formal dan persiapkan baik-baik pertemuan kali ini. Jangan sampai membuat orang merasa kita tidak sopan.” perintah Hyesang.

“Apa kamu benar-benar percaya kalau anakmu akan menikah kali ini?” kata Ahyon menghela napas kesal.

Tuan muda kedua keluarga Sutedja adalah anak yang suka berbohong dalam kisah serigala datang. Karena terlalu suka berbohong, jadi begitu bicara jujur, tidak ada satupun yang percaya.

Untungnya, ayahnya sangat memahami anaknya. Hyesang masih sangat memahami sikap dan karakter putranya.

"Mahen punya batasannya sendiri. Tunangan-tunangan yang dulu dia kencani adalah model atau artis tak terlalu terkenal. Mereka semua bisa didepak dengan uang dan mereka bukanlah wanita yang akan mungkin mencari gara-gara dengan keluarga terpandang seperti kita. Foto di ponsel Mahen sekarang adalah foto nona besar dari Keluarga Maveris. Jika yang dia bawa pulang kali ini adalah Diva, maka delapan puluh persen, ini adalah hubungan yang serius.

Selain itu, nona besar keluarga Maveris ini adalah salah satu orang yang sangat pintar dan cerdas di antara orang pintar lainnya. Jadi, dia tidak akan mungkin membiarkan putra kita untuk mempermainkannya.

Ahyon mengangguk, sepertinya berhasil dibujuk oleh Hyesang. Dalam sekejap muncul penantian yang membuatnya tidak tenang. Dia khawatir ini adalah kebahagiaan bohongan yang lainnya.

Kemudian, di rumah keluarga Sutedja ini semua orang mulai sibuk melakukan persiapan. Sebelum malam datang, Maul dan Rita juga sudah datang ke rumah Sutedja bersama anak-anaknya.

Tidak lama setelah Maul dan Rita memasuki pintu, dan masih belum mengetahui ada situasi apa. Suara mesin mobil terdengar dari halaman. Mobil mewah tuan muda kedua keluarga Sutedja yang sangat angkuh melintas masuk ke tengah halaman.

Mahen turun lebih dulu dari mobil, lalu berputar ke sisi lain mobil dan membukakan pintu untuk Diva.

Dia memegang Diva dengan satu tangannya dan membuka bagasi dengan tangan lainnya, lalu mengeluarkan kotak hadiah besar dan kecil di dalamnya. Diva mengulurkan tangan untuk mengambilnya, namun dicegah oleh Mahen, “Kotaknya cukup berat. Kalau kamu capek bagaimana dong, bukannya nanti malah aku sendiri yang tidak tega.”

Diva melengkungkan bibirnya tersenyum dan membiarkan Mahen menggandeng tangannya masuk ke dalam vila.

Vila Keluarga Sutedja saat ini cukup ramai, mungkin karena ada anak-anak. Suara anak-anak kecil yang terus bicara dan tertawa tidak hentinya, sampai membuat vila yang begitu besar ini seolah penuh dengan suara tawa kebahagiaan.

Mata Riri cukup tajam, ketika melihat Mahen berjalan masuk, dia langsung berlari menghampirinya.

“Paman kecil.”

Mahen pun meletakkan kotak hadiah yang dibawaya ke lantai. Lalu mengulurkan tangan menggendong keponakan cantiknya itu. Tersenyum sambil mencubit pipi gadis itu, “Em bertambah berat ya.”

Riri mengedipkan sepasang mata besarnya yang bagus, tapi dia sedikit memiringkan kepalanya, menatap Diva dengan saksama, dan berkata dengan suara melengking, "Kakak, kamu sangat cantik."

“Panggil tante.” Kata Mahen segera mengoreksi panggilan itu.

“Kamu juga sangat cantik.” Kata Diva sambil tersenyum, lalu mengeluarkan hadiah yang telah dia persiapkan sebelumnya, dan meletakkannya di leher Riri. "Ini hadiah dari tante untukmu."

Diva memberi Riri sebuah kalung berbentuk kunci giok bertatahkan emas. Giok indah berwarna putih dengan kualitas sangat baik, begitu bersih, jernih tanpa jejak kotoran apapun. Di atasnya ada ukiran berwarna emas, pengerjaan giok ini sungguh sangat indah sekali.

Meskipun Riri masih muda, bagaimana pun dia dalah gadis kecil yang menyukai aksesori cantik. Dia memegang erat kalung gioknya, matanya menyipit tersenyum dengan senangnya.

"Terima kasih tante, tante sangat baik sekali."

“Sama-sama.” Diva tersenyum lembut dan begitu hangat.

Pada saat ini, Rita tersenyum dan menyapanya. Mahen memperkenalkan, "Ini adalah kakak iparku."

“Halo.” Sapa Diva duluan, tata krama dan sopan santunnya sangat baik sekali. Karena tidak tahu bagaimana memanggil Rita, jadi dia tidak menggunakan panggilan apapun ke Rita. Hal ini benar-benar tidak tampak terlihat tidak sopan.

Rita tersenyum dan mengangguk, dan menjawab, “Nona besar keluarga Marveis, kita sudah pernah bertemu.”

Kalangan kelas atas begitu besar, Rita juga termasuk orang yang suka bersosialisasi, tidak heran jika dia pernah melihat Diva.

Nona besar keluarga Marveis ini dikenal sebagai anak ajaib. Dia memiliki reputasi yang baik di kalangan kelas atas. Rita agak penasaran dengannya, tapi dia tidak pernah menyangka kalau Diva akan punya hubungan dan pacaran dengan paman kecilnya, Mahen.

Rita mengambil Riri dari pelukan Mahen dan melihat sekilas potongan kunci giok bertatahkan emas yang tergantung di leher Riri . Dia langsung berkata, "Hadiah ini terlalu mahal. Dia adalah anak yang tidak perlu memakai barang mahal seperti itu."

“Riri bagaimanapun adalah putri kecil dari Keluarga Sutedja, betapapun berharganya barang-barang itu tetap akan pantas dikenakan olehnya. Ini hanyalah niat baik Diva saja kok. Kita semuanya kan satu keluarga, kenapa harus tidak enak.” Sela Mahen dengan santai.

Rita tercengang beberapa saat, bisa membuat Mahen berkata ‘semuanya satu keluarga’ seperti ini, kelihatannya kali ini tuan muda kedua keluarga Sutedja ini benar-benar sudah terpikat dan menjalani hubungan yang serius.

Rita mengikuti Maul pulang ke rumah. Dia mendengar Mahen akan membawa pacarnya pulang, tapi dia tidak terlalu menganggapnya serius, dia merasa permainan menantu dan mertua dulu hanyalah hal kecil yang dibesar-besarkan.

Tuan muda kedua keluarga Sutedja mungkin punya delapan ratus wanita hingga seribuan wanita yang pernah dikencani. Mana ada dari mereka yang merupakan hubungan serius bagi Mahen. Di benak tuan muda kedua keluarga Sutedja ini, masa kadaluarsa wanita tidak sepanjang masa kadaluarsa susu.

Pada saat ini, Rita dengan tenang menatap kedua orang yang ada di depannya. Mahen memegang tangan Diva dengan penuh kasih sayang. Tidak bisa tidak mengakui kalau nona besar keluarga Marveis ini punya cara yang sangat bagus sekali.

“Ayo cepat masuk. Ayah, ibu dan Maul sudah menunggu di dalam.” kataRita sambil menggendong anaknya dan berjalan ke ruang tamu bersama dengan mereka berdua.

Di ruang tamu, Hyesang, Ahyon, dan Maul sedang mengobrol di sofa. Tatapan Ahyon terus melihat ke arah pintu dengan cemas dan gugup.

Hyesang meraih tangan Ahyon dan tersenyum. Di keluarga orang lain, biasanya menantu pria yang gugup untuk datang mengunjungi mertua dari calon istrinya. Di keluarga mereka malah membuat calon menantu perempuan yang jadi gugup tidak karuan.

Ahyon sangat menantikannya, dan akhirnya dia melihat Mahen menggandeng Diva masuk ke dalam.

Diva mengenakan gaun merah muda dengan riasan tipis di wajahnya. Bentuk wajahnya yang begitu halus, dan tampilan yang sangat bermartabat dan sopan, seperti bunga lili kecil yang mekar dengan tenang.

Mahen menarik Diva ke depan orang tuanya. Dia tersenyum dengan hangat dan memperkenalkannya, “Pacarku, Diva.”

Setelah dia selesai berbicara, dia berkata kepada Diva, "Diva, ini adalah orang tua dan kakakku."

Ketika dia berbicara, dia memegang tangan Diva dan sedikit mengeratkan tangannya di tangan Diva. Mungkin karena Mahen takut Diva akan merasa ada jarak di antara dia dan keluarganya, sehingga Mahen ingin memberinya rasa aman dengan menggandengan tangan Diva dengan erat.

“Paman, bibi, kakak.” kata Diva sambil tersenyum sopan. Memang tidak terlalu ramah, tapi juga tidak membuat orang merasa terasing, dan itu memang cukup tepat sekali.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu