Suami Misterius - Bab 725 Nona Su Yang Teliti

“Altria!” Nyonya kedua Sunarya langsung membentaknya, “Jangan berkata seperti itu, tidak tahu tata karma. Dan juga tidak sopan, Clara bukan untuk kamu panggil, itu adalah kakak iparmu. Kalau kali ini tidak ada Clara, kamu siap-siap saja menikah dengan pria bodoh.”

“Aku mengerti. Bukankah aku sudah berterima kasih pada kakak ipar.” Altria berkata sambil menjulurkan lidah.

Dia memang sudah berterima kasih pada Clara, namun sungguh mengasal.

Untungnya Clara tidak mempermasalahkannya.

“Kenapa Altria bisa sampai berhubungan dengan putra Keluarga Sun?”

Su Loran bertanya dengan bingung, dia baru kembali dari luar negri, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi didalam negri.

Altria mengkerutkan bibirnya, untuk hal yang memalukan, dia tidak ingin membicarakannya lagi, sehingga ia langsung mengalihkan topic pembicaraan.

“Jangan membicarakan masalah yang tidak penting lagi. Malahan kamu ini ya, seharusnya kamu banyak belajar dengan Clara, Clara baru berusia 20 tahunan, sudah memiliki anak sebesar itu. Kakak sepupuku, memiliki status yang tinggi, memiliki paras yang menawan, diantara para tuan muda di Jing, dia merupakan yang paling keren. Meskiipun latar belakang Clara buruk, dia tetap saja Nyonya Sunarya, merupakan pemenang dalam hidupnya.”

“Dasar bocah, sembarangan bicara apa kamu.” Su Loran tersenyum sambil mengulurkan tangan untuk mengetuk dahi Altria.

Meskipun dia tersenyum, namun senyum itu sama sekali tidak nyata.

Lalu Su Loran bangkit berdiri dari sofa, ia mengambil kantung belanjaan yang ada disampingnya, “Paman sedang di ruang kerja ya, aku membawa beberapa daun teh pulang, kebetulan bisa diberikan padanya.”

Setelah Su Loran naik ke atas, suasana ruang tamu langsung menjadi hening.

Sampai jam makan malam baru mulai ramai lagi.

Suami istri Ahmed juga membawa anaknya.

Istri Ahmed bermarga Sae, ia merupakan putri dari keluarga kaya Sae yang bernama Talia Sae.

Karena dia adalah anak diluar nikah, sikapnya cukup rendah hati.

Clara tidak dekat dengannya, hanya pernah bertemu dengannya beberapa kali, tidak pernah bicara banyak dengannya.

Paras Talia sedang, tidak begitu cantik, namun sangat anggun, ada lesung pipi di kedua sudut bibirnya, ketika tersenyum sangat manis, hanya saja dia jarang tersenyum.

Ketika Talia bicara sangatlah lembut, nada bicaranya luwes, sangat enak didengar.

Tidak terdengar seperti gadis dari Utara (gadis dari Utara biasa sikap lebih keras).

Ibu Talia adalah orang Selatan, sejak kecil ia sudah hidup bersama ibunya di Selatan, setelah berusia belasan tahun baru kembali ke Utara, dan logatnya tidak pernah berubah.

Ahmed Sunarya dan Talia Sae masuk, Ahmed langsung naik ke lantai atas, menuju ke ruang kerja di lantai 2.

Talia membawa putrinya Yaya duduk disamping Nyonya kedua Sunarya, Talia sangat tenang, hampir tidak bicara.

Yaya dikepang dua, terlihat sangat lucu.

Su Loran membawakan hadiah untuk Talia dan Yaya, dia membelikan sebuah kalung mutiara untuk Talia, setiap butir mutiaranya begitu bulat dan sempurna, sangat sesuai dengan Talia.

Ia memberikan Yaya sebuah coklat, juga memberikan sebuah jepit rambut yang terbuat dari kristal berwarna pink.

Su Loran sangat teliti, tentu saja tidak melupakan Clara.

Dia memberikan Clara sepasang anting kristal ungu, sangat indah, kristal ungu alami berkilau dibawah pantulan cahaya lampu.

“Tidak tahu kamu suka apa, sehingga aku memilih sepasang anting, aku merasa kamu cukup cocok dengan anting ini.”

“Terima kasih.” Clara hanya menjawab singkat sambil tersenyum.

“Tidak coba dipakai?” Su Loran berkata dengan wajah penuh penantian.

Clara merasa tidak enak kalau langsung menolak, sehingga ia mengeluarkan anting dari kotaknya untuk dikenakan.

Entah dimana masalahnya, begitu tangannya bergetar, antingnya tidak masuk ke dalam lubang malah melukai telinga Clara sampai berdarah.

Clara mengkerutkan alisnya karena sakit, ia mengambil selembar tissue dan mengusap telinganya.

“Kenapa begitu tidak hati-hati. Sakit tidak?” nenek Sunarya bertanya dengan penuh perhatian, lalu segera menyuruh pelayan untuk mengambilkan kotak obat.

Meskipun nenek Sunarya sedikit berlebihan, namun dia sungguh menyayangi dan memperhatikan Clara.

Setelah acara makan dimulai, semua duduk di meja makan.

nenek Sunarya dan Bahron duduk di kursi utama.

Bahron menyeruput teh, dan berkata pada Su Loran sambil tersenyum, “ Loran, tehnya lumayan.”

“Baguslah kalau paman suka.” Su Loran menjawab sambil tersenyum.

“ Loran itu paling berbakti. Setiap kali kerja dinas, dia pasti akan mencarikan daun teh untukmu.”

nenek Sunarya berkata sambil tersenyum.

“Nenek, aku mana sebaik yang anda katakan. Aku juga tidak sengaja mencarikannya, hanya setiap kali melihat sekalian membelinya saja. aku tahu nenek suka lukisan, sehingga tiap kali melihat ada lukisan yang lumayan, aku akan langsung membelikannya.”

Su Loran memegang sumpit sambil tersenyum begitu manis.

“Aku sudah besar di Keluarga Sunarya sejak kecil. Hidup bersama nenek dan paman, semua yang kalian suka aku ingat.”

Su Loran berkata sambil memainkan jarinya.

“Nenek suka lukisan, paman suka teh. Bibi kedua suka kue kering, Kak Ahmed suka mengoleksi korek, Altria suka tas…….” Setelah Su Loran mengatakan ini, tatapannya langsung mendarat di Rudy, menatapnya dengan dalam, namun sengaja melewatinya, lalu membicarakan orang lain, “Mutiara dan perhiasan sangat cocok dengan Talia, kalau Yaya dia paling suka makan permen.”

“Bibi Loran, Yaya juga suka jepit rambut.” Yaya menyela.

“Ok, lain kali kalau Bibi Loran dinas keluar lagi, Bibi akan membelikan banyak sekali jepit rambut untuk Yaya ya.”

Su Loran tersenyum sambil mengaitkan jari dengan Yaya .

Gelak tawa tidak hentinya terdengar dari meja makan, makanan yang dihidangkan juga begitu enak.

Pelayan menyajikan menu terakhir.

Tadinya Clara ingin mengulurkan tangan untuk menerimanya, tidak menyangka kalau mangkuk supnya begitu panas, begitu tangan pelayan tergelincir, satu mangkuk sup panas hampir saja tumpah ke kaki Clara.

Untungnya gerakan tangan Rudy cepat, ia mengulurkan tangan untuk memegang mangkuk kuah agar tidak tumpah.

Hanya saja ada beberapa tetes kuah yang tumpah di lengannya, membuatnya tangannya memerah satu bagian.

“Tuan muda, maaf, maaf, saya, sata tidak sengaja.”

Pelayan kaget sampai matanya memerah, tidak hentinya membungkukkan badannya untuk meminta maaf.

Rudy meletakkan mangkuk sup diatas meja, lalu mengambil tissue untuk membersihkan lengannya, lalu berkata dengan ekspresi datar, “Tidak apa. Lanjutkan pekerjaanmu.”

“ kak Chen, kamu adalah pelayan senior dirumah ini, kenapa begitu ceroboh.”

nenek Sunarya memarahinya, lalu bertanya dengan wajah cemas, “Rendi, parah tidak lukanya?”

“Hanya merah saja.”

Rudy menjawab dengan datar.

“Dikamar ada kotak obat, aku bantu kamu untuk mengoleskan obat dulu.”

Clara bangkit dari tempat duduknya dan berkata.

Keduanya naik ke lantai atas sambil bergandengan tangan, ketika kembali ke kamar, Clara mengeluarkan kotak obat dengan panic, lalu mengoleskan salep luka bakar di lengan Rudy dengan hati-hati.

Setelah mengoleskan obatnya, Clara mengangkat tangannya dan meniupnya dengan lembut.

“Sakit tidak?” Clara bertanya dengan mata memerah.

Rudy menggeleng, ia tersenyum sambil menggores hidungnya, “Aku adalah laki-laki, tidak begitu lemah. Yang penting kamu tidak terluka.”

“Aku tidak apa-apa, untungnya ada kamu.”

Tangan Clara langsung merangkul leher Rudy.

Dia mengangkat dagunya dan mengecup pelan bibirnya.

Clara tahu kalau Rudy terluka karenanya.

Kalau bukan dia sigap dan cekatan, mungkin satu mangkuk besar sup itu akan tumpah diatas kakinya, dan sekarang dia harus berbaring di rumah sakit.

“ kak Chen ini biasanya sangat hati-hati dan teliti dalam bekerja, kenapa kali ini bisa membuat kesalahan yang begitu ceroboh. Sudah tahu supnya panas, malah tidak menggunakan kain. Jangan bilang dia sengaja ingin melukaiku?”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu