Suami Misterius - Bab 470 Syarat

Tuan Igala menceritakan semua kejadian dari awal hingga akhir dengan nada yang gemetaran dan ketakutan.

Wajah Revaldo sangat pucat, ekspresi wajahnya semakin lama semakin suram, tidak menunggu tuan Igala selesai berbicara, dia telah langsung memutuskannya.

“Rudy , kamu memukul orangnya sampai begitu, kamu memukul sampai dia terpaksa mengakuinya, lalu mengancam dan menyogok dia untuk menuduhku, sebenarnya apa niatmu !” Revaldo berkata dengan suara yang lemas, dia belum selesai berbicara, sudah mulai batuk parah.

Nalan Vi yang kepanikan sedang berusaha meredakan nafas Revaldo, sambil menjerit suara tangisannya dan berkata, “Rudy, abangmu sudah begini, kamu masih terus berpikir untuk menuduhnya, kamu berharap dia bisa cepat mati kan !”

“Bibi Liu, ambilkan obat Revaldo ke sini.” nenek Sutedja melihat gejala Revaldo kambuh kembali, juga mulai merasa panik, dan langsung memerintah kepada pembantu untuk mengambil obat.

Revaldo selesai memakan obatnya, batuknya telah mulai mereda, namun reaksi wajahnya tetap saja sangat seram.

Nalan Vi juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari masalah, dia mulai membentak Adisti dan mulai menangis, “Tante, aku tahu tante selalu menyimpan dendam sama ibu kandungnya Revaldo, tetapi dia sudah lama meninggal dunia juga, orangnya telah pergi, dendam yang sebesar apapun juga harus ikut musnah kan. Revaldo telah lama menyapa kamu sebagai tante, dan tidak pernah melakukan kesalahan apapun terhadap tante, kenapa tante malah begitu kejam, kenapa harus menekan dia ke jalan yang mematikan.”

Nalan Vi menangis dengan tragis, Revaldo juga dengan tampang lemas dan tidak berdaya, sekarang gaya kedua orang ini malahan berubah menjadi gaya korban.

Sebenarnya Clara hanya ingin duduk di tempat sambil menyaksikan drama ini, namun sekarang dia juga ikut melotot besar matanya. Suami istri Revaldo ini, kemampuan aktingnya malah lebih profesional dibandingkan dia yang sebagai artis.

Apabila dibandingkan dengan suami istri Revaldo, kemampuan akting ibu dan anak keluarga Muray masih tergolong sepele.

Sementara Adisti yang menjadi peran utama dalam drama ini, hanya tersenyum sinis setelah mendengarkan tuntutan dari Nalan Vi.

“Haih.” Dia menghela nafas dengan berat, “Revaldo sudah lama menyapa aku sebagai tante, sebenarnya aku juga berniat baik, ingin menutup pintu rumah dan selesaikan sendiri. Tetapi tuduhan yang begitu besar malah menjatuhkan di atas kepalaku, tuduhan ini memang mematikan sekali ya.”

Adisti selesai berkata, Clara langsung membantu untuk mendirikan badannya. “Rudy, Clara, ayo kita pergi. Sepertinya kita menyerahkan saja masalah ini kepada ketua Chen untuk mengurusnya. Siapa yang menyiapkan tiket pesawat untuk tuan Igala , siapa yang mengurus masalah imigrasi, giro enam puluh miliar itu berasal dari tangan siapa, semua ini ada jejak untuk menyelidikinya, beberapa tahun ini kasus besar yang terpecahkan oleh ketua Chen juga tidak sedikit, masalah kali ini, harusnya hanya masalah sepele baginya.”

Adisti baru saja menyelesaikan pembicaraannya, tiba-tiba Revaldo batuk dengan kuat lagi, wajahnya sedikit membiru karena batuk secara terus menerus, badannya sedikit gemetaran. Gejalanya tidak kunjung mereda meskipun telah memakan obatnya.

nenek Sutedja buru-buru mencari dokternya, keluarga Sutedja menjadi kacau dalam waktu seketika.

Arima sangat emosi, dia membentak kepada Adisti dan berkata :”Sebenarnya kamu mau buat apa ! Setiap kali pulang pasti membuat rumah ini jadi kacau. Lebih baik kamu jangan pulang lagi ke sini !”

Kata-kata Arima sangat menyakitkan perasaan. Akan tetapi, dalam beberapa tahun ini, Adisti telah tidak meletakkan harapan apapun terhadap suami ini, oleh sebab itu, dia juga tidak merasa sedih lagi.

Pada tahun itu, ketika wanita itu meninggal dunia, Arima juga menangis dengan mati-matian, tidak makan dam minum dalam waktu beberapa hari, bagaikan akan mati bersama wanita itu.

Adegan saat itu, Adisti malahan ingin tertawa ketika memikirkan kembali.

“Arima, ingin mengusirku, kamu masih tidak pantas lagi. Di atas kartu keluarga Sutedja tetap saja tertera namaku, aku adalah nyonya rumah Sutedja secara sah.” Adisti berkata dengan gaya angkuh, bahkan melotot sekilas pada Arima dengan tatapan tidak acuh.

“Aku, aku mau cerai sama kamu !” Arima telah lama bertahan, akhir dia melontarkan juga kata untuk bercerai.

Adisti mendengar jawabannya, malahan hanya tersenyum sinis.”Boleh, aku besok merekrut pengacara sama akuntan, kita hitung dulu semua harga kekayaan keluarga Sutedja, lalu baru menyuruh pengacara itu siapkan surat perjanjian untuk bercerai.”

Arima jelasnya menjadi terbengong, tidak dapat berkata apapun dalam waktu seketika.

Sebelum Adisti menikah ke dalam keluarga Sutedja, keluarga Sutedja masih tidak ada kesuksesan dan kekayaan seperti hari ini. Dapat dikatakan bahwa, sebagian besar harta keluarga Sutedja adalah harta yang diperoleh setelah pernikahan Arima dan Adisti.

Pada saat ini, sebagian saham Sutedja Group sudah berada di tangan Rudy , apabila harta lainnya terbagi keluar lagi, maka, harta yang akan dibagikan untuk Revaldo dan kakak beradiknyaGevin sudah tidak banyak tersisa.

Arima sangat menyesal dengan kata-kata yang dilontarkannya secara mendadak, akan tetapi, kata cerai juga telah dilontarkannya, dia menjadi susah untuk mengelak lagi.

Untung saja, nenek Sutedja langsung memberikan pertolongannya.

“Kamu merasa rumah ini belum cukup kacau ya, masih mau terus meributkan masalah ya.”

Arima juga terdiam dengan sadar diri, lalu duduk di atas sofa.

nenek Sutedja mengetahui bahwa Rudy telah mendapatkan pegangan untuk melawan Revaldo, saat ini dia juga hanya bisa merendahkan dirinya saja.

“Adisti, kamu hari ini datang bersama Rudy, sepertinya juga tidak ingin memperbesar masalah kan. Kita keluarga Sutedja yang menjadi pimpinan dari empat keluarga besar, tentu saja harus mempertahankan nama baik kita. Lagi pula, kita juga sekeluarga, seharusnya kita duduk bersama untuk mendiskusikan masalahnya.”

Adisti mengeluh sinis, dalam hatinya berpikir : Makanya seharusnya sudah bersikap seperti ini dari tadi, orang keluarga Sutedja memang minta di hajar.

“Seandainya ibu juga sudah berkata demikian, aku mana mungkin tidak menurut kan.” Rudy dan Clara membantu menahan tubuh Adisti, dan duduk kembali di sofa.

Pada saat ini, Revaldo sudah diantar masuk ke dalam kamarnya, hanya tersisa Nalan Vi yang tetap duduk di tempat.

Clara meliriknya sekilas, dalam hatinya berpikir, ini suami istri apaan, suaminya sudah pingsan karena sakit, Nalan Vi masih ada selera buat ikut heboh di sini.

Di dalam ruang tamu yang besar ini, hanya kesunyian yang tersisa.

Setelah itu, tetap saja nenek Sutedja yang membuka mulutnya terlebih dahulu, dia khawatir dengan kondisi kesehatan Revaldo, sehingga tidak ada selera untuk panjang lebar lagi sama Adisti, dan langsung bertanya dengan terus terang :” Revaldo sudah menjadi seperti ini, keluarga Sutedja tidak mungkin membiarkan dia masuk penjara. Seandainya kalian sudah sengaja berkunjung, berarti ada persyaratan dan kemauannya kan.”

“Memang nenek yang enak diajak berbicara, kalau begitu aku juga terus terang saja.” Adisti tersenyum senang dan membuka mulut, “Sebelumnya saat aku menikah ke dalam keluarga Sutedja, aku sudah sangat menyukai mansion keluarga Sutedja ini, sekarang umurku juga sudah semakin besar, aku berharap ke depannya bisa tinggal di sini sampai tua.”

Ketika kata-kata Adisti selesai dilontarkan, mulai dari nenek Sutedja, sampai Arima dan Nalan Vi, reaksi wajah semuanya berubah total.

Selain Sutedja Group, harta yang paling berharga dalam keluarga Sutedja adalah lahan mansion yang memiliki luas tujuh ratus ribu meter persegi ini. Adisti sangat rakus sekali.

“Kamu mau mengusir kami semua ya ? Memang sama sekali tidak memberikan kesempatan hidup untuk kami.” Nalan Vi paling tidak sanggup menahan emosi, dia langsung beranjak dari sofa, dan ingin menjerit tragis.

Akan tetapi, tangisannya masih belum dilontarkan, sudah langsung dimaki oleh nenek Sutedja. “Kamu diam dulu ! Kamu tidak ada hak bicara di sini. Pulang ke kamarmu sekarang.”

Wajah Nalan Vi menjadi kemerahan karena emosi, lalu berbalik badan dan pergi dengan gaya merajuk.

Dia tidak terlalu jelas bagaimana pembahasan nenek Sutedja dan Adisti. Dia hanya mendengar kalau nenek Sutedja telah menyetujui untuk memberikan akta aset kepada Rudy , setelah dia meninggal dunia, Rudy akan mewarisi mansion ini.

Dalam hati Nalan Vi sangat gelisah dan tidak terima, ketika nenek Sutedja datang menjenguk Revaldo, dia langsung mengeluh padanya, “Nenek, mansion keluarga Sutedja biasanya diberikan untuk anak dan cucu sulung, kamu juga sudah menjanjikannya sendiri, setelah Gevin menikah, kamu akan membalik nama akta asetnya untuk Gevin, kenapa ibu malah tidak menepati janji….”

Pembicaraan Nalan Vi masih belum selesai, sudah langsung terima sebuah tamparan amarah dari nenek Sutedja.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu