Suami Misterius - Bab 337 Wanita Profesional Perongrong Suami Selama 30 Tahun.

Clara duduk di ujung tempat tidur, dengan kakinya telentang di samping tempat tidur. Rudy berjongkok di tepi tempat tidur, hanya mengenakan kemeja rumahan. Lengan kemeja dilipat ke atas, memperlihatkan lengannya yang kuat.

Kaki Clara yang putih mulus terlentang diatas lutut Rudy. Rudy memiliki sepasang tangan yang panjang dan indah, dan memijat kakinya Clara dengan kekuatan sedang.

Clara sedikit memejamkan matanya, dengan ekspresi yang sangat menyenangkan di wajahnya.

Keterampilan memijat Tuan Keempat Sutedja ini benar-benar bagus, lebih baik daripada keterampilan terapis kaki di pusat kesehatan obat tradisional China.

Clara tiba-tiba merasa bahwa Tuan Keempat Sutedja ini serba bisa. Jika mereka mengalami kebangkrutan di masa depan, dengan keterampilan memijat seperti ini, mereka tidak akan mati kelaparan.

"Rudy, siapa yang melatih keterampilan memijatmu? Mantan tunanganmu?" kedua tangan Clara diletakkan di belakang kepalanya dan bertanya dengan santai.

Rudy berjongkok di depannya, dan tidak ada perubahan dalam gerakan dan kekuatan tangannya dalam memijat. Matanya sedikit tertutup, dan matanya hanya terfokus pada kakinya Clara. Tampaknya Rudy sedang memegang sebuah karya seni yang indah.

"Dia orangnya pendiam dan pemalu, dia tidak akan pernah memintaku untuk memijat kakinya, dia bahkan tidak pernah melepas kaus kakinya di depanku."

Rudy berkata dengan suara rendah.

"Kalian sudah tunangan, kan? Buat apa masih malu-malu." Clara mengatakan itu dengan nada heran.

Dalam pengetahuannya Clara, antara pria dan wanita yang memang sudah ditakdirkan untuk tidur di tempat tidur sama, sikap malu-malu itu sangat berlebihan. Bisakahmereka tetap menjalani kehidupan sebagai pasangan suami istri yang seperti itu tanpa memiliki anak?

Kalau memang harus melakukan hal yang biasa dilakukan suami istri, tidak perlu malu-malu lagi, sikap pemalu seperti itu sangatlah munafik bagi Clara.

"Mungkin karena karakter orang berbeda. Dia adalah orang yang sangat pendiam. Dari pertunangan hingga putus, dia hampir tidak pernah meminta aku melakukan apa pun untuknya." Setelah Rudy selesai mengatakan itu, ekspresi wajah Rudy menjadi lebih suram, tatapan mata menjadi lebih dalam, bahkan kekuatan di tangannya juga menjadi di luar kendali.

Clara mengernyit kesakitan. "Rudy, kamu menyakitiku!" Clara menatapnya dengan tatapan centil.

"Maaf." Rudy berkata.

"Aku hukum kamu memijat sepuluh menit lagi." Clara memberikan perintah dengan tegas.

Rudy tertawa lepas dan terus melayaninya.

Clara mengedipkan sepasang mata besarnya yang indah, dan berkata,

"Tunangan kamu benar-benar orang aneh."

Clara merasa, suami sendiri memang bisa dia perintahkan untuk melayaninya. Karena kalau kita membiarkan wanita lain yang memberi perintah kepada suami kita. Itu baru namanya tidak normal.

Dulu, ketika Marco masih menjadi tunangannya Clara, dia juga sering diperintah oleh Clara.

"Dia sangat peduli dengan pendapat orang lain. Dia berbicara dan melakukan banyak hal dengan hati-hati. Dia bahkan tidak dekat dan mesra denganku. Dia takut kalau para penatua menganggap dia sembrono dan membuat malu dirinya sendiri yang berstatus seorang wanita terpandang."

Clara: "……..."

Ternyata definisi dari seorang wanita terpandang adalah tidak boleh terlalu intim dengan suaminya. Bagaimana bisa melahirkan anak? Apakah dengan pikiran sudah bisa membuatnya hamil?

"Ada tunangan seperti itu, lebih tenang dan tak banyak khawatir ya." Clara menambahkan.

"Ya." Rudy mengangguk, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan sarkasme di antara alisnya.

Dibandingkan dengan Clara yang suka membuat masalah, Mirah memang benar-benar lebih tenang, setenang sampai dapat membuat orang benar-benar hampir mengabaikan keberadaannya. Jadi, dia bisa berkonsentrasi penuh pada karirnya saat itu, dan tunangannya sepertinya juga tidak membutuhkannya.

Kemudian, Mirah berselingkuh dengan mantan pacar pertamanya, dan akhirnya Rudy dan Mirah putus dengan cara yang kurang baik.

"Satu-satunya permintaan dia kepadaku, waktu itu dia berada di tempat tidur…." Ada nada mencibir dalam nada bicaranya.

"......" Clara menatapnya dengan bingung.

"Apakah kamu masih ingat bahwa aku pernah mengatakan kepadamu untuk tidak menegosiasikan persyaratan apapun dengan laki-laki pada saat di tempat tidur, itu akan membuat aku berpikir kamu itu murahan."

"Ya." Clara mengangguk.

"Waktu itu sudah sepakat, sesudah tunangan kita akan tinggal bersama. Pada saat itu, kita juga sudah cukup umur untuk menikah. Bahkan jika tidak ada hubungannya dengan cinta, kita juga memiliki kebutuhan fisiologis yang normal."

Rudy sudah menceritakan dengan jelas, Clara juga mendengarkan dengan cermat. Meskipun begitu, dia tetap merasa tidak nyaman tentang Rudy yang waktu itu ingin tinggal bersama dengan wanita lain.

Tapi itu masa lalunya, sebelum bertemu dengannya. Clara tidak punya alasan untuk marah.

"Lalu mengapa tidak jadi?" Clara bertanya dengan penasaran.

Clara ingat Rudy pernah mengatakan bahwa dia tidak pernah menyentuh wanita lain, termasuk mantan tunangannya.

"Pada malam pertunangan, Mirah duduk di tempat tidur, melepas mantelnya dan mulai berbicara tentang persyaratan denganku.

Pada saat itu, aku berada di posisi penting dalam ketentaraan, dan kebetulan adiknya berada di divisi yang sama dengan aku. Adik laki-lakinya itu tidak terlalu kompetitif, hanya main-main saja setelah bergabung menjadi tentara. Hampir setiap hari membuat kesalahan, mulai dari kesalahan kecil sampai kesalahan besar, sering kali, aku di bawah tekanan, aku menahan diri, kalau tidak, dia sudah aku suruh melepas seragamnya dan aku usir. Meski begitu, keluarganya tetap berharap adiknya Mirah ini bisa melangkah lebih jauh dalam ketentaraan.

Awalnya, masuk akal dan bisa dimaklumin kalau aku bantu keluarga ibunya Mirah, tetapi adiknya ini tidak bisa apa-apa, tidak ada niat sama sekali. Markas Tentara juga merupakan tempat disiplin yang sangat ketat, bukan lingkaran dunia hiburan yang penuh hura-hura dan kacau balau, yang bisa berbuat seenaknya tanpa takut ada hukuman kedisipilinan seperti menjadi seorang tentara.

Terlebih lagi, Mirah pada saat di tempat tidur, minta aku bantu adik laki-lakinya agar bisa dipromosikan, ini membuat aku berpikir bahwa kalau Mirah mau berhubungan badan dengan aku karena ada maksud tersembunyi. Aku merasa sangat jijik. Kemudian, kami sibuk dengan urusan masing-masing. Bahkan ketika kami bersama di satu tempat, hatiku menolak untuk berdekatan dengannya. Kita begitu terus sampai kita akhirnya putus. "

Setelah mendengar ini, Clara berkata dengan sedikit kaget, "Tunangan kamu

ini, tidak jelas."

Pada saat minta pria untuk melakukan sesuatu untuknya, dia berpura-pura menjadi wanita anggun dan tenang. Padahal sudah tahu permintaannya akan membuat pria itu mendapat masalah, tapi tetap saja tidak mau tahu. Mantan tunangan Rudy ini, tipe wanita profesional yang merongrong suami selama 30 tahun.

Rudy tidak bisa menahan tawa setelah mendengar ini, "Ya, tapi dia mungkin tidak sepintar kamu."

Clara, masih seorang gadis kecil dan masih muda, walau terlihat lugu, tetapi Clara selama ini tidak pernah perhitungan dengan hal-hal kecil, tidak pernah main-main hal-hal besar. Di usia Clara yang masih muda sekarang ini, ternyata sangat bisa memahami orang.

Ketika Clara dipuji begitu, Dia merasa sangat senang, serasa mau terbang rasanya.

Clara berbalik badan dan rebahan di tempat tidur, dan berkata dengan manja, "hm…hm….beri aku sedikit jepitan bahu, Bahu aku pegel."

Rudy berdiri, duduk di samping tempat tidur, meletakkan tangannya di bahunya Clara, dan memijat dengan kekuatan yang pas.

Clara merasa enak sambil menutup matanya menikmati pijatan Rudy, bahkan mulai mengantuk.

Ketika dalam keadaan setengah tertidur dan setengah terjaga, Clara tiba-tiba merasa punggungnya dingin.

Tidak tahu kapan, Ritsleting di punggung Clara telah dibuka oleh Rudy. Satu tangan Rudy di punggungnya dan satu lagi sudah mencapai dadanya.

"Rudy." Clara mendesah pelan, Clara langsung meraih dan menghentikan tangan Rudy yang sudah mulai nakal.

"Jangan, aku lelah." Clara menolak dengan nada manja, wajahnya terlihat menyedihkan dan minta dikasihani.

Selama hampir sebulan ini, Clara selalu menggunakan alasan kelelahan dan menatap Rudy dengan tatapan menyedihkan. Kemudian Rudy terpaksa harus mengalah.

Clara yang harum dan hangat di dalam pelukan Rudy, tetapi hanya bisa dilihat tidak bisa disentuh, bagi Rudy, itu adalah siksaan tanpa akhir. Kalau begini terus, takutnya dia menahan diri sampai luka dalam.

"Aku mengantuk. Aku mau tidur. Selamat malam." Clara bersandar di badan Rudy, mencium bibir tipisnya yang indah, lalu membalikkan badannya dan menarik selimut, lalu tertidur pulas.

Clara tidur dengan pulas, tetapi Tuan Keempat Sutedja ini malah harus menderita, mandi air dingin dua kali baru bisa memadamkan nafsu yang tidak bisa disalurkan.

…………

Konser Clara sedang dipersiapkan dengan seksama dan ketat. Publisitas awal telah dirilis, dan ada banyak perbincangan di media social saat ini.

Konser pertama di kota A, Tiket pra-penjualan telah dipasang online, dan tiketnya langsung terjual habis. Saat ini, harga tiket telah meroket hingga lima kali lipat di laman penjualan tiket.

Clara tidak menyangka dia begitu populer. Dia bahkan curiga Tuan Keempat Sutedja yang takut Clara malu kalau tiket konser tidak laku lalu memanipulasi hal itu di belakangnya.

Kemudian, Clara mendapat informasi dari Raymond, ada masalah besar dalam proyek yang baru diakuisisi perusahaan Sutedja Group. Jika mereka tidak dapat menyelesaikan masalah ini tepat waktu, dampaknya akan sangat serius.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu