Suami Misterius - Bab 515 Pasangan Zina

“Gevin, pikiranmu sungguh simple. Anak ayahku masih ada Ramzez dan Ahyon, dan yang paling ia perhatikan adalah anak dari wanita itu. Kesalahanku hanya celah untuk mereka, dengan mengusirku keluar dari perusahaan, mengusirku dari keluarga Mirah. Setelah aku pergi, Ramzez beru bisa menjadi penerus dengan lancar.

Mereka menghalalkan berbagai cara untuk mengusirku, mereka tidak akan membiarkanku menginjakkan kaki di rumah keluarga Mirah lagi.”

“Semua adalah anak kandungnya, bagaimana Rendi bisa begitu pilih kasih!”

“Hati manusia memang tumbuh menyamping.” Rahma tersenyum penuh cibiran.

Keduanya terdiam, lalu ponsel Rahma berdering.

Gevin tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dibicarakan didalam, namun samar-samar terdengar suara anak kecil menangis.

Setelah Rahma memutus telepon, ia bangkit dari tempat duduknya dengan panic, “Gevin, maaf, aku harus segera pulang, ada masalah dirumah.”

“Aku antar.” Gevin segera berkata.

“Tidak perlu, aku naik taxi saja.” Rahma menolak dengan sangat keras.

Ibu Rugos sangat curigaan, ada sekali dia lembur, diantar pulang oleh seorang rekan kerja pria, Ibu Rugos langsung mencurigainya, curiga dia berselingkuh dengan pria liar di luar sana, lalu mengintrogasinya dengan sangat ketat.

Rahma mana berani membiarkan Gevin mengantarnya.

Gevin tidak berdaya, hanya bisa membantunya mencarikan sebuah taxi, sebelum naik, tidak lupa berpesan padanya, “Mirah, kalau ada kesulitan apa, harus beritahu aku, kita sudah kenal sekian tahun lamanya, kamu jangan sungkan padaku.”

Beberapa tahun ini, kehidupan Rahma penuh kesulitan, Gevin membantunya secara materi lebih dari satu kali, namun semua dikembalikan oleh Rahma, dia selalu begitu keras kepala dan angkuh.

Bahkan sekarang pun, dia seolah tidak mendengarkan apa yang ia katakan, hanya mengangguk dengan tergesa-gesa, lalu menutup pintu dan pergi dengan terburu-buru.

Taxi membawa Rahma ke sebuah rumah sakit, dalam ruang perawatan anak, putra Rahma, Bobo sedang menangis dengan keras diatas ranjang.

Rahma masuk ke dalam ruang perawatan dengan begitu panik dan langsung memeluk putranya begitu melihat putranya menangis, “ Bobo, Bobo jangan menangis, ada ibu disini.”

Putra Rahma berusia 5 tahun setengah, wajahnya begitu mirip denganRahma, matanya besar dan bulat, sekarang penuh dengan genangan airmata.

“Ibu, sakit sekali.” Bobo mengangkat tangannya, satu hamparan lengannya merah dan bengkak, ada beberapa bagian yang sudah melepuh, meskipun itu orang dewasa juga tidak akan sanggup menahannya, apalagi anak-anak.

“Ma, bagaimana kamu menjaga anak, kenapa Bobo bisa sampai melepuh separah ini!” Rahma berkata dengan kesal pada Ibu Rugos .

Santos terbaring di ranjang karena dia, beberapa tahun ini dia bahkan tidak sanggup mengangkat kepalanya di keluarga Rugos, bahkan dia rela bekerja keras dan menerima amarah, bekerja bagaikan lembu. Ibu Rugos juga sering mengungkit apa yang terjadi dimasa lalu untuk mentertawakannya bahkan menyalahkannya.

“Punya hak apa kamu menyalahkanku. Rahma, kamu pikir kamu masih putri dari empat keluarga besar di kota ini hah! Kamu hanya pembawa sial sekarang. Santos kami awalnya punya masa depan yang gemilang, namun karena kamu menjadi lumpuh. Aku pikir aku bisa hidup tenang sampai tua, sekarang bukan hanya harus menjaga Santos, aku masih harus menjaga Bobo juga, masih harus melayanimu. Kamu sepanjang hari tidak kelihatan batang hidung, berangkat pagi pulang malam, nyuci masak, semua aku yang kerjakan seorang diri, kamu masih mengeluh. Kamu tidak lihat sekarang sudah jam berapa, sudah jam 1 subuh masih belum juga pulang, siapa yang tahu apa yang kamu lakukan diluar dengan pria lain!”

“Ma, aku sudah mengabarimu kalau aku lembur.” Sikap Rahma terlihat melunak, terlihat jelas dia merasa bersalah.

“Lembur! Sudah semalam ini masih lembur? Kamu mau menipu siapa! Besok aku akan tanya pada ketua tim mu, aku ingin tahu kamu benar-benar lembur atau asik bermain dengan pria liar diluar sana.” Ibu Rugos berteriak dengan suara yang sangat keras.

Karena ruangan Bobo dirawat bukan kamar VIP, pandangan semua orang satu per satu mendarat kearah mereka.

Wajah Rahma terlihat pucat, ia merangkul erat Bobo, “Ma, Bobo masih ada disini, bisa jaga ucapanmu.”

“Apa yang kamu lakukan malah takut dibicarakan, dulu kamu sudah punya calon suami, malah menggoda Santos, sungguh tidak tahu malu. Kamulah yang membuat Santos kami menjadi begitu kasihan!” Ibu Rugos berkata dengan tajam.

Rahma marah sampai matanya memerah, Bobo merangkulnya sambil mencengram kerah bajunya, wajahnya memelas, “Ibu, jangan bertengkar dengan nenek. Ini karena Bobo ingin minum dan tidak sengaja menumpahkan termos berisi air panas.”

Rahma merangkul anaknya dan menangis bersama, Ibu Rugos melihat kondisi ini, sikapnya perlahan melunak, lalu menjelaskan, “Aku sedang memapah Santos ke toilet, namun Bobo meminta minum, aku sudah mengatakan padanya untuk menunggu sebentar, siapa yang menyangka dia menuang sendiri dan akhirnya menumpahkan termos air panas.”

“Apa yang dikatakan dokter?” Rahma bertanya sambil menangis.

“Dokter mengatakan ini termasuk luka bakar tingkat dua, butuh dirawat. Aku juga tidak memiliki uang ditangan, kamu lekaslah urus biaya adminidtrasi rumah sakit, setelah membayar biaya baru bisa membersihkan luka Bobo .” Ibu Rugos menyerahkan bon rumah sakit pada Rahma.

Rahma memegang bon, ia terdiam cukup lama. Dia gagal mendapatkan proyek Sutedja Group, bonusnya bulan ini di potong setengah, gaji harus menunggu bulan depan.

Lalu dia baru saja menghabiskan beberapa ratus ribu untuk membeli jam tangan Gevin, yang tersisa didompetnya sekarang hanya uang makan yang tersisa tidak seberapa, sama sekali tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit Bobo .

“Ma, aku belum gajian, apakah anda ada uang, aku pinjam dulu untuk membayar biaya berobat Bobo, setelah gajian akan langsung ku ganti.” Rahma berkata.

“Kamu punya uang untuk membeli jam tangan mahal, tapi tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anakmu!” Ibu Rugos berkata sambil melotot.

Wajah Rahma langsung menjadi pucat, lalu berkata dengan panik : “Ma, bagaimana bisa kamu membongkar barangku sembarangan, itu adalah privasiku!”

“Aku tinggal di rumahku sendiri, terserah mau bongkar apa, apakah kamu berhak mengaturnya. Butuh privasi, kalian pindah keluar sana, aku juga sudah malas melayani kalian.” Ibu Rugos berkata dengan keras.

“Kembalikan jam tangan itu, dengan begitu aka nada uan untuk membayar biaya rumah sakit. Santos sekarang tidak bisa keluar rumah, sama sekali tidak membutuhkan jam tangan itu.” Ibu Rugos berkata lagi.

Rahma sedikit gemetar dan berkata dengan tegas : “Jam tangan itu bukan untuk Santos, aku sudah menghadiahkannya pada orang lain.”

“Kamu membeli jam tangan semahal itu untuk siapa? Masih mengatakan kalau kamu tidak selingkuh diluar!” Ibu Rugos langsung mencengkram rambut Rahma.

Terjadi keributan di ruang rawat, akhirnya membuat dokter dan perawat datang berhamburan.

Kepala perawat berkata dengan wajah kesal, “Ini adalah rumah sakit, bukan pasar. Kalau ingin bertengkar diluar sana, jangan mengganggu pasien lain istirahat!”

Ibu Rugos baru melepaskannya dan berdiri disamping.

Dokter berjalan kesamping ranjang dan kembali memeriksa luka Bobo, lalu berkata pada Rahma, “Bawa anak untuk mengobati lukanya dulu baru membayar biaya rumah sakit. Jangan menghambat pengobatan anak.”

Rahma mengangguk sambil mengusap airmata.

Ibu Rugos membawa Bobo untuk mengobati lukanya ke ruang tindakan, Rahma duduk seorang diri di koridor rumah sakit yang sepi, setelah pergumulan yang cukup lama, ia baru menelepon Gevin, membuka mulut untuk meminjam uang pada Gevin dengan susah payah.

Lalu Gevin segera mengendarai mobil dan menyusul ke rumah sakit, lalu menyerahkan uang padanya.

“Gevin, terima kasih, aku akan mengembalikan ini secepatnya.” Rahma berkata dengan suara parau.

“Diantara kita untuk apa mengucapkan terima kasih.” Gevin menepuk bahu Rahma, berusaha menenangkannya.

Lalu dari belakang terdengar suara wanita yang begitu tajam dan penuh amarah, “Kalian pasangan zina, hari ini akhirnya tertangkap basah olehku juga kan!”

( = )

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu