Suami Misterius - Bab 169 Putri Kandung

"Ibu, mungkin kita telah menyalahkan Clara. Elaine tidak sengaja keguguran dan patah hati, jadi kemungkinan dia berpikir terlalu banyak." Yunita menarik sudut pakaian Rina.

Karena mereka tidak memiliki bukti, jadi tidak ada keuntungan jika melanjutkan keributan ini. Yang paling penting pada saat ini adalah bagaimana menangangi masalah Elaine.

"Clara, ibuku juga prihatin sehingga tidak terkendali, kamu janganlah marah. Lagipula Elaine juga merupakan kakak kandungmu, masalah ini kamu juga tidak akan membiarkannya benar? Kami akan pergi ke rumah Orterja sebentar, kamu mengikuti kami pergi ya. "Kata Yunita dengan merendahkan diri.

Clara mengangguk dan tidak menolak. "Meskipun abang Marco tidak sengaja, tetapi keguguran kakak Elaine memang karenanya. Wajib membahas mengenai kerugian ini. Bibi Yani Karsena adalah orang pengertian, dia tidak akan mengelak."

"..." Clara berpura-pura bodoh membuat Yunita marah, tetapi dia juga tidak berdaya.

“Clara, kamu salah paham dengan maksud kami. Ayah dan Ibu bermaksud pergi ke rumah Ortega untuk membicarakan pernikahan Marco dan Elaine.” Yunita menahan amarahnya dan berkata dengan suara lembut.

"Bukankah sudah membatalkan pernikahan? Apakah yang perlu dibicarakan lagi?" Clara terus berpura-pura bodoh.

Hari ini dia benar-benar menambah wawasan, pernah mendengar orang berhasil menikah, tetapi dia belum pernah mendengar setelah keguguran masih ingin mengikat pernikahan ini.

"Meskipun Elaine telah mengalami keguguran, tetapi anak itu adalah anak Marco. Dia harus bertanggung jawab terhadap Elaine," Yunita melanjutkan.

Clara berpikir dalam hati: Sudah keguguran siapa akan bertanggung jawab,

Tetapi dia berkata, "Benar kata kakak."

“Kalau begitu, merepotkan kamu pergi bersama kami.” Yunita mengulurkan tangan untuk menarik Clara, tetapi Clara menghindarinya ke samping.

"Kakak, kamu pergi dengan bibi saja. Membahas tentang pernikahan aku pergi tidaklah cocok." Clara menolak tanpa ragu-ragu. Berpikir enak saja ingin mengorbankannya,

“Tadi bukankah kamu sudah setuju?” Nada suara Yunita sedikit berubah.

"Aku tadi mengira kamu dan bibi akan pergi membahas tentang kompensasi. Dan aku adalah seorang saksi mata, tentu saja aku harus pergi menunjuknya. Tetapi sekarang kalian akan membahas pernikahan, aku sebagai seorang junior tidak pantas untuk pergi. Dan bibi Yani sangat mengutamakan etika, jika aku pergi sebaliknya akan menambah kekacauan. "

Setelah Clara selesai berbicara, dia langsung duduk di sofa ruang tamu, dan duduk di samping Ester. Dia tersenyum dan berkata kepada Nenek Santoso, "Nenek, kemarin kamu mengatakan bahwa sarang burung enak. Aku sengaja meminta orang membeli beberapa kilo dari Thailand. Kamu makan dulu, jika sudah habis, aku akan membelinya untukmu lagi. "

Nenek Santoso berasal dari tempat kecil, dan sangat mengagumi suplemen-suplemen mahal itu, tetapi uangnya terbatas. Sekarang Clara berbaktinya tanpa mengeluarkan sepeser pun, dia merasa sangat bahagia.

“Kamulah yang memiliki hati berbakti,” Nenek Santoso tersenyum lembut. Menatap Yanto, "Apakah kantor kerjamu tidak sibuk hari ini? Mengapa kamu belum pergi bekerja?"

Setelah mengambil keuntungan, Nenek Santoso kemudian memuji Clara.

Setelah itu, Yanto pergi dengan wajah cemberut. Begitu dia pergi, Rina dan putrinya tidak dapat melakukan apa pun.

Melihat tidak ada keramaian yang bisa dilihat, Nenek Santoso juga membawa Ester kembali ke kamar.

Clara menatap Rina dengan wajah khawatir, "bibi, Apakah kondisi kakak Elaine sudah membaik? aku ingin pergi melihatnya."

Kamu ingin melihat apakah dia sudah mati belum? Rina berpikir dalam hati. Tetapi dengan senyuman terpaksa ia menjawab, "Elaine masih tidur, jangan ganggu dia."

"Oh," Clara mengangguk dengan patuh, "Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu."

"Clara." Rina menghentikannya dan menarik tangannya dengan ramah, "Clara, bibi hari ini terlalu implusif, kamu jangan marah dengan bibi ya."

Clara menarik tangannya kembali, dan berkata sambil tersenyum palsu, "bibi memperlakukanku seperti putrinya kandung sendiri, tidak ada perselisihan diantara ibu dan anak."

Clara sengaja mengatakan kata 'putri kandung', dan membuat Rina terkejut setelah mendengar.

Setelah Clara kembali ke kamarnya, Rina dan Yunita berjalan bersama menuju ke kamar Elaine.

Elaine sedang berbaring di ranjang, wajahnya pucat seperti kertas.

"Elaine, ini adalah sarang burung yang aku minta bibi memasak untukmu. Kamu segera meminumnya selagi masih panas. Hari ini kamu harus menyembuhkan dengan baik agar tidak ada efek buruk kedepan." Rina duduk di samping tempat tidur dan membawa semangkuk sarang burung hangat kedepan Elaine.

“Aku tidak mau minum!” Elaine tidak terkendali menjungkirkan tangannya dan bertanya dengan tegas, “Clara si bangsat, apakah ayah ada mengusirnya dari rumah? Aku tidak ingin melihatnya lagi.”

Terdapat banyak sarang burung yang tertumpah lengket di tangan Rina, dan ia menurunkan kepalanya kemudian mengelap dengan tisu tanpa sepatah kata pun.

"Kamu tidak punya bukti. Ayah tidak akan melakukan apa pun terhadap Clara." Yunita menjawab dengan wajah cuek.

“Jadi lupakan begitu saja ya!” Tangan Elaine yang kering dan pucat dengan erat memegang selimut itu.

"Kalau tidak, apa yang kamu inginkan. Menikamnya dengan pisau? Jika kamu tidak takut dipenjara, lakukan saja sesuka hatimu," kata Yunita dengan marah.

Elaine dimarahi dan tidak bisa membantah, menangis dengan keras. Sambil menangis dia bertanya, "Bagaimana dengan Marco? Kenapa dia tidak datang menjengukku. Apakah kalian sudah pergi ke rumah Ortega? Aku sekarang telah mengalami keguguran, tidak tahu apakah bibi Yani akan membiarkan Marco menikah denganku."

Yunita mendengar bahwa Elaine masih bodoh sampai sekarang, ingin sekali menamparnya dan menyadarkannya dengan kejam.

"Kamu sudah menunjukkan semua di hadapannya, kamu mana masih bersih didalam hatinya! Pria adalah hewan yang paling kejam, bahkan jika kamu tidak keguguran, Marco juga tidak akan menikahimu, membiarkanmu melahirkan anak itu. Dia hanya mempermainkanmu dari awal sampai akhir, Elaine apakah kamu tidak mempunyai otak! "

Dengan berlinangan air mata, Elaine menatap Yunita dengan pandangan menyedihkan. Bahkan jika dia bodoh, dia juga sudah merasakan terdapat sesuatu yang salah, tetapi dia hanya tidak ingin mengakuinya, dan tidak rela.

“Apakah membiarkan begitu saja?” Rina menggertakkan giginya. Pada awalnya, dia juga curiga bahwa Marco balikan dengan Elaine pasti mempunyai maksud yang tidak baik. Dan ternyata benar, secara hati-hati membuat Elaine menderita.

"Siapa yang dapat membuktikan bahwa anak Elaine adalah anak Marco? Dia dapat mengelak dengan sempurna. Terlebih lagi, bahkan jika kita dapat membuktikan, berpacaran antara pria dan wanita, hubungan seks, tidur, hamil, dan keguguran semuanya hal yang wajar. Jika Marco tidak ingin bertanggung jawab, Kita tidak dapat memaksanya. Bahkan kita pergi ke rumah Ortega, kita juga tidak bisa mendapat manfaat apa pun. Sebaliknya, kita hanya mempermalukan ayah dan membuat ayah semakin membenci Elaine. "

Yunita berkata dengan jelas. Dia awalnya ingin menggunakan Clara sebagai perisai pergi ke rumah Ortega membuat keributan.Tetapi Clara seperti ikan belut sangat licin dan tidak dapat dikaitkan sama sekali.

Yunita tidak ingin pergi ke rumah Ortega sendirian dan mendapatkan hinaan.

"Prioritas utamamu sekarang adalah merawat tubuhmu dengan baik. Menunggu ketika kelak kamu menikah dengan pria kaya dan dengan satu tangan mendapatkan segalanya, kamu tidak perlu takut tidak dapat membalas dendam Marco dan Clara."

Kata-kata Yunita mendapatkan sedikit persetujuan, pelayan menyajikan semangkuk sup sarang burung lagi, Elaine meminumnya dengan patuh.

Yunita sedikit puas ketika dia melihat kepatuhannya. Setelah melihat semangkuk sarang burung sudah hampir habis, ia perlahan berkata, "Bulan depan adalah ulang tahun Nenek Sutedja, aku akan mencari cara membawamu pergi menghadiri bersama."

Mata Rina bersinar ketika mendengarnya. Pesta ulang tahun Nenek Sutedja dihadiri oleh para pebisnis dan politisi terkenal, ini merupakan kesempatan yang langka untuk menghadiri.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu