Suami Misterius - Bab 811 Hanya Saja Tidak Sanggup Melawan

“Clara, kamu tenang dulu, Wilson juga cucu kandung kami, kami tidak akan mencelakai dirinya.

Tujuan ayahmu juga demi kebaikan Wilson.

Wilson anak yang begitu pintar, jangan-jangan kamu rela kalau hidupnya meninggalkan kecacatan karena kecelakaan kali ini ya.

Lagi pula Senior Xu barusan sudah bilang, terjadi gejala bengkak itu sangat wajar, sementara ini keadaan Wilson masih terkendali.”

Ardian menasihatinya.

Namun jelasnya Clara sama sekali tidak bisa mendengar nasihatnya lagi.

“ Senior Xu memang ada bilang kalau keadaan Wilson dapat terkendali.

Namun dia juga bilang, dia tidak dapat menjamin risikonya.

Seandainya Wilson tidak bisa sadar dalam waktu tujuh puluh dua jam, mungkin saja selamanya tidak akan bisa sadar lagi.”

Clara tersenyum pahit, lalu mulai menyindir lagi :”Aku tahu, keluarga Sunarya membutuhkan seorang pewaris yang unggul dan terampil, nenek, ayah dan ibu membutuhkan keturunan yang bisa membanggakan nama baik keluarga, bukan seorang anak yang cacat.

Kalian tenang saja, aku tidak akan membiarkan Wilson menyeret keluarga Sunarya, aku akan membawa dia pergi dari sini… lagi pula, Rudy masih muda, ke depannya dia masih bisa mempunyai anak yang lain…” “Sudahlah, semakin konyol bicaranya.”

Bahron memotong pembicaraannya dengan reaksi emosi, “Clara, kamu sekarang tidak bisa tenang, menenangkan dirimu dulu baru membahas denganku lagi.”

Bahron selesai berbicara, langsung berbalik badan dan berjalan ke dalam ruangan Senior Xu .

Clara jatuh terduduk di atas kursi unit perawatan intensif, rasanya seluruh tubuhnya menjadi lemas, seolah-olah seluruh jiwa dan raganya telah tertarik keluar.

“Waktu menjenguk sudah tiba, kamu menjenguk Wilson saja.”

Ardian mengeluh nafas dan berkata pada Clara.

Namun Clara malah menahan air matanya dan menggeleng kepala, dia tidak ingin melihat tubuh Wilson yang telah membengkak dan wajahnya yang tidak ada jejak kehidupan.

Dia khawatir dirinya akan kehilangan kendali lagi apabila melihatanya.

Ardian juga tidak menasihatinya lagi, dia memakai pakaian steril dan berjalan ke dalam unit perawatan intensif, pada saat keluar dari ruangan, matanya telah kemerahan, wajahnya juga penuh dengan bekas air mata.

Mengenai permasalahan operasi, Clara dan Bahron tetap saja tidak menemukan kesepakatan.

Senior Xu juga tidak berani menyampaikan saran apapun.

Berdasarkan keadaan normal, dengan mengutamakan keselamatan pasien, dokter akan menjelaskan seluruh pengaruh positif dan negatif, setelah itu akan menyarankan kepada pihak keluarga untuk melakukan operasi dengan secepatnya.

Apabila berdiri di pihak rumah sakit dan dokter, tentu saja tidak ingin pertarungkan risiko kehilangan nyawa.

Apabila menjalankan operasi, setidaknya dapat menjamin nyawa anak kecil tersebut.

Sementara mengenai segala efek lanjutan yang terjadi setelah operasi, bukan masalah yang perlu dipikirkan oleh dokter lagi.

Namun keadaan saat ini berbeda dengan biasanya, pasien yang berbaring di dalam unit perawatan intensif adalah anak keluarga Sunarya, apabila terjadi masalah apapun dengan anak ini, mereka akan mendapatkan hasil yang mengerikan.

Oleh sebab itu, permasalahan operasi menjadi kaku dan tidak menemukan kesepakatan apapun.

Waktu juga terus berlalu di dalam keadaan kaku tersebut.

Wilson tetap saja tidak ada jejak kesadaran.

Pada waktu makan siang, Ardian datang dengan membawa makanan, namun tidak ada yang berselera untuk makan siang.

Ardian membuka kotak bekal dan menyerahkan ke tangan Clara, lalu berkata dengan nada cemas :”Lebih kurang makan sedikit, takutnya tubuhmu tidak sanggup menahan lagi.

Coba berpikir dengan Wilson, kamu tidak boleh sakit di saat ini.”

Clara mengangguk, ketika dia menerima bekal makanan dan mulai memakan, sudah terdengar suara langkah kaki yang berasal dari koridor, beberapa polisi bertugas sedang menghampiri ke arahnya, setelah itu mereka menunjukkan identitas juga surat penahanan.

“Nona Santoso, Anda menjadi terdakwa dalam tuntutan melukai orang, silakan pergi bersama kami.”

Pimpinan polisi yang bertugas berkata padanya.

Clara terbengong sejenak, lalu meletakkan kotak bekal di tangannya dan berdiri dengan perlahan-lahan.

“Siapa yang suruh kalian datang ?”

Bahron bertanya dengan tampang seram, jelasnya sedang emosi.

“Ketua Sunarya, aku juga menjalankan perintah atasan, berdasarkan prosedurnya, kami harus mengundang nona Santoso untuk interogasi di kantor.

Anda seharusnya juga tahu, masalah ini sangat heboh, pengaruh yang terbentuk juga sangat tidak baik.

Kekuatan dari internet dan komentar umum, kami sama sekali tidak boleh mengabaikannya.”

Polisi tersebut menjawab dengan berhati-hati, dalam hatinya terus mengeluh.

Komisioner mereka tidak berani menampakkan diri, sehingga hanya bisa memerintahkan mereka untuk datang mengurusnya.

Namun berdasarkan posisi dan jabatan mereka, pastinya tidak sanggup menahan amarah ketua Sunarya.

Akan tetapi berdasarkan keadaan saat ini, semakin tingginya kedudukan Bahron, semakin harus menjaga citra diri dan pengaruh sosial, dia boleh bertindak secara diam-diam, namun tidak akan mungkin melawan aturan negara dengan terang-terangan.

Bahron tidak berkata apapun lagi, dia hanya meninggalkan pesan, “Suruh komisioner kalian meneleponku.”

Namun Ardian tidak bisa tenang seperti Bahron, dia dengan nekatnya menghalang di depan Clara.

“Kalian sekarang sudah langsung menangkap orangnya, apakah sudah selidiki dengan benar ? “

Pimpinan polisi yang bertugas semakin tidak berdaya lagi.

Video Clara yang memukul orang telah tersebar di situs internet, kejadian ini telah menjadi fakta yang tidak dapat mengelak lagi, berdasarkan prosedurnya, apabila penggugat telah melapor polisi, mereka mesti menangkap tersangka untuk terlebih dahulu, setelah itu baru menjalankan proses penyelidikan.

Sementara pada saat ini, nyonya Sunarya malahan menanya proses penyelidikan terhadap mereka secara terang-terangan.

Masalah menantumu memukul memang sudah menjadi kenyataan, masih perlu menyelidiki lagi ?

“Nyonya Sunarya, kami bekerja berdasarkan aturan dan prosedur, tolong jangan menyusahkan kami.”

“Aku ikut kalian.”

Keadaan perdebatan antara Ardian dan petugas polisi langsung dipecahkan oleh Clara.

Pimpinan polisi yang bertugas langsung menghela nafas lega, “Nona Santoso., terima kasih atas kerja sama Anda.”

Dia mengulur tangan dan membuat gerakan silakan, namun Clara malah meliriknya dengan tanpa ekspresi, lalu mengangkat kedua pergelangan tangannya dan menyindir :”Tidak perlu memborgol ya, bukannya harus melengkapi drama ini ?”

Pada pertengahan pembicaraan, tatapan Clara terus melekat pada tubuh Bahron, tatapannya penuh dengan jejak tidak acuh dan sindiran.

Jelas sekali, dia beranggapan bahwa Bahron yang merencanakan semua ini, tujuannya adalah agar dirinya tidak dapat menjalankan operasi perawatan Wilson, sehingga menyuruh beberapa petugas polisi ini datang menangkap dirinya.

Bahron sepertinya juga mengetahui isi pemikiran Clara, sehingga reaksi wajahnya sangat seram dan emosi.

“Seharusnya tidak menikah ke dalam keluarga yang tidak serasi.

Setelah Wilson menjalankan operasi, aku akan membawa dirinya ke kota A, sejak saat ini, aku tidak sanggup lagi menjadi menantu keluarga Sunarya.”

Clara langsung pergi dengan petugas polisi setelah selesai berbicara.

Petugas polisi tentu saja tidak berani memborgol dirinya, malahan mempersilakan dirinya masuk ke dalam mobil polisi dengan nada sopan.

Clara dibawa ke kantor polisi, setelah itu dua orang petugas wanita langsung datang menginterogasi dirinya.

Dua orang petugas tersebut sangat sungkan terhadap Clara, Clara menjelaskan sekilas mengenai seluruh kejadian dan permasalahan tersebut.

Petugas wanita juga mencatat dengan apa adanya.

Setelah selesai mencatat hasil penjelasannya, petugas wanita juga menginterogasi beberapa pertanyaan yang sesuai dengan prosedur.

“Nona Santoso, dikarenakan Anda telah mencuri dengar hasil pembicaraan Nona Cheng dan adiknya, dengarnya mereka memaki bahwa anakmu adalah anak haram, sehingga Anda turun tangan dan melukainya ya ?”

“Bukan mencuri dengar, mereka mengatakannya di koridor, mereka tidak memperhatikan keadaan dan tidak mengecilkan suara pembicaraannya, aku juga dengar dengan tanpa sadar, setelah terjadi pertikaian, mereka bukannya tidak melawan juga, hanya saja tidak sanggup melawan.”

Clara berkata dengan nada tidak acuh dan tanpa ekspresi.

Petugas wanita tersebut mengangguk dan mencatat, setelah itu bertanya lagi, “Kata-kata kamu hanya penjelasan satu pihak, ada bukti yang mendukung ?”

“Aku sudah mengatakan apa adanya, mencari bukti adalah urusan polisi.

Rumah sakit begitu ramai, ada dokter, suster dan juga pasien, pasti akan menemukan saksi mata, di dalam koridor juga ada kamera pengawas, tidak perlu aku yang mengajarkan cara menyelidiki kan ?”

Clara telah hilang kesabarannya, sehingga nada bicaranya sangat tidak sungkan.

Sejak awalnya hingga saat ini, sikap dua orang petugas tersebut tetap saja sangat sopan.

Bagaimanapun orang tersebut adalah nyonya muda di keluarga Sunarya, sehingga tidak ada yang berani menyinggung perasaannya.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu