Suami Misterius - Bab 665 Semoga Demikian

Ardian menata kentangnya dengan mahir di piring sambil berkata dengan menghela ringan : “Standartmu terhadap ‘pengertian’ ternyata cukup rendah. Dirumah baru kurang seorang Sus Rani saja, hidup kalian sudah jadi seperti itu. Meskipun di rumah ada pelayan dan pekerjaan rumah tidak perlu ia kerjakan, namun paling tidak dia harus memperhatikan kebutuhanmu dan Wilson yang paling dasar.

Aku malah melihat dia yang butuh kamu urus sekarang. Aku yang melihat saja rasanya capek.”

“Ma!” Rudy menghentikan ucapannya sambil tersenyum.

Ardian hanya menghela sambil menatapnya, lalu bertanya lagi : “Masalah Rahma, dia tidak rebut denganmu?”

“Tidak.” Rudy berkata.

“Dia cukup pinter juga, paling tidak mana yang benar dan palsu dia masih bisa membedakannya dengan jelas. Kali ini harus diselesaikan dengan hati-hati, jangan sampai muncul masalah. Masalah Wilson yang lahir diluar nikah saja sudah cukup membuat imagemu buruk. Kalau kali ini sampai muncul masalah lagi, masa depanmu akan menjadi taruhannya. Rudy, kamu punya rencana apa? Ayahmu menyuruhku mengingatkanmu, jangan sampai menyelesaikan ini dengan kekerasan.”

Rudy membawa sup sayur hijau dengan hati-hati, alisnya yang tajam sedikit mengkerut.

Dia tidak menjawab artinya dia menyetujuinya.

Ekspresi Ardian terlihat cukup tidak berdaya, “Kamu adalah militer dan bukan bandit, kalau ketemu masalah jangan selalu berniat menggunakan kekerasan. Apalagi anak Rahma itu anakmu atau bukan, semua bisa diketahui melalui selembar test DNA saja, tidak perlu membuatnya menjadi begitu rumit.”

“Apakah kamu merasa ini hanya masalah test DNA?” Rudy mengangkat alisnya, senyumnya terlihat begitu dingin.

“Ibu, dan Rahma bisa dibilang memiliki perasaan, masalah kali ini kemungkinan hanya salah paham, kita tidak perlu menghabisi Rahma. Aku akan menghubungi Rahma langsung, aku akan memintanya melakukan test DNA antara kamu dan anaknya. Asalkan terbukti kamu tidak ada hubungannya dengan anaknya, maka Rahma tidak punya alasan untuk terus mengusik hidupmu.”

“Semoga demikian.” Rudy meletakkan sayur yang sudah di cuci di atas piring, ada dengusan dingin yang terdengar, terlihat jelas kalau dia tidak merasa demikian.

“Sudah, kamu boleh keluar sekarang, aku ingin memasak, kamu juga tidak bisa membantu.” Ardian berkata.

Rudy mengeringkan air di tangannya, lalu berbalik keluar dari dapur.

Dia naik menyusuri tangga kayu ke lantai atas, didalam kamar Clara baru selesai mandi dan sedang berbaring di atas ranjang.

Dia mendekat, menyentuh rambutnya yang masih basah, “Kenapa tidak mengeringkan rambutmu?”

“Toh masih belum mau tidur, nanti juga akan kering sendiri.” Clara menjawab dengan nada malas.

Rudy duduk di tepi ranjang, tangannya menekan bahunya, memijat bahu dan juga punggungnya dengan tenaga yang pas.

Clara merasa sangat nyaman sampai menghela ringan.

Wajahnya dibenamkan di bantal, semuanya baru diganti dengan yang baru, ada aroma lavender yang lembut, membuat orang yang menghirupnya merasa begitu nyaman.

“Seprei dan gorden ibu yang menggantinya, dia bahkan sampai membantuku mencuci pakaian, pakaian dalam juga di cuci dengan tangan, rasanya sungguh enak memiliki ibu.” Clara tidak bisa menahan diri untuk menyayangkan.

Rudy malah tersenyum, “Dia hanya mulutnya saja yang tajam, tapi hatimu begitu lembut, lain kali kalau diomeli kamu boleh menangis, aku jamin dia tidak akan berani memarahimu lagi.”

Setelah Clara mendengarnya, ia langsung duduk di ranjang dan merangkul Rudy, “Suamiku, kamu begitu berpihak padaku, kalau ibu tahu pasti akan marah.”

Lengan Rudy melingkar di pinggangnya, bibirnya yang tersenyum mengecup bibirnya perlahan, “Sudah tahu aku berpihak padamu, lain kali patuhlah sedikit, jangan buat masalah.”

Lengan Clara yang lemas melingkari lehernya, bertanya dengan setengah bercanda : “Rudy, kenapa kamu tidak menanyakan pria dalam foto itu padaku?”

“Apakah itu bukan Marco?” Rudy asal bertanya.

“Kamu sudah memeriksanya?” Clara terlihat sedikit tercengang.

“Aku punya mata, tidak perlu memeriksanya.” Rudy menjawab.

Hanya sebuah bayangan belakang yang tidak terlihat jelas sisi samping wajahnya saja sudah cukup membuatnya mengenali pria itu adalah Marco, tidak sia-sia dia menjadi anggota pelatihan khusus.

“Aku dan Marco kebetulan bertemu secara tidak sengaja, lama kami mengobrol paling lama 30 menit, lalu kami langsung berpisah.” Clara menjelaskan.

“Hmm.” Rudy mengangguk, lekuk alisnya yang dalam sama sekali tidak memperlihatkan sedikit pun perubahan moodnya.

“Baguslah kalau kamu tidak cemburu.” Clara mendekat sambil tersenyum senang, ujung hidung mereka berhimpitan, “Kuda yang baik tidak akan makan rumput bekas, meskipun aku ingin selingkuh, aku juga tidak mungkin melakukannya dengan Marco.”

“Kamu punya niat untuk selingkuh?” alis Rudy agak mengangkat, hanya dalam satu gerakan saja sudah cukup untuk meringkusnya dalam pelukannya.

“Aku..” Clara baru ingin menjelaskan, bibirnya sudah langsung terkunci olehnya.

Rudy menciuminya dengan penuh semangat, Clara hanya bisa mengikuti ciumannya dengan patuh, namun tetap saja dicium olehnya sampai hampir tidak bisa bernafas.

Setelah berciuman sesaat, jemarinya yang panjang masuk kedalam helai rambutnya yang lembut, matanya yang hitam dan dalam menatapnya, lalu bertanya lagi, “Masih ada yang ingin kamu katakana padaku?”

Bibir Clara mengkerut, wajahnya merona merah, nafasnya terlihat terengah.

Namun alisnya yang indah sedikit mengkerut, setelah berpikir sebentar baru berkata.

“Ketika itu tidak ada orang lain di aula, aku juga tidak melihat ada orang Negara kita, tidak mungkin begitu kebetulan sampai tersorot kamera. Aku merasa, mungkin aku sudah diincar, bahkan itu sengaja direkayasa untukku.

Yang pertama, foto yang tersebar di internet itu merupakan foto yang diambil orang professional, terlihat jelas kalau orang itu sudah mempersiapkannya.

Kemudian lagi, berdasarkan statusku sebagai Nyonya Sutedja, biasanya kalau ada wartawan yang memotret foto apapun, mereka tidak akan berani menyebarkannya secara sembarangan, mereka pasti akan mempertimbangkan untuk tidak menyinggungmu. Namun kabar ini tersebar begitu saja, bahkan langsung tersebar luas, terdengar jelas kalau ada orang yang sengaja merencanakannya. Aku sudah menyuruh Miko untuk mencaritahunya, hanya saja belum menemukan apapun sampai sekarang.”

“Hmm, cukup pintar.” Rudy tersenyum sambil menggores hidungnya perlahan.

Dia baru mengantar Clara keluar negri, berikutnya kabar berita tentang pria simpanan Clara langsung mencuat, mau tidak mau dia harus kembali secara terpaksa.

Terlihat jelas kalau ada orang yang tidak ingin melihat hidup Clara tenang.

Semua yang terjadi sungguh terlalu kebetulan, membuat Rudy mau tidak mau mengaitkan masalah ini pada Rahma.

Hanya saja, untuk sementara waktu dia masih belum bisa melihat motif apa yang sedang direncanakan, sehingga ia hanya bisa menghitung selangkah demi selangkah.

“Sebenarnya siapa yang mengincarku? Apa untungnya bagi dia? Tidak mungkin kan ia ingin menjadi terkenal memanfaatkanku.” Clara menopang pipinya, masih memikirkan masalah gossip yang beredar ini.

Rudy tersenyum tipis, mengulurkan tangan mengelus rambutnya yang masih lembab, berkata : “Pergi tanyakan Marco, mungkin dia tahu.”

“Bertanya pada Marco?” Clara melihat Rudy dengan bingung, namun dia rasanya tidak ingin menjelaskan.

“Ibu membuat janji dengan Rahma, ia akan melakukan test DNA dengan segera.” Rudy berkata lagi.

“Oh.” Clara mengangguk, ia tidak menyambung pembicaraan, terlihat jelas kalau dia tidak ingin membicarakan hal ini.

Lalu Sus Rani menggandeng Wilson datang mengetuk pintu, meminta mereka turun untuk makan.

Ardian yang memasak langsung, ia mengambil sepotong daging ikan yang cukup besar dan diletakkan di mangkuk Clara.

Clara merasa begitu terharu, ia berkata sambil tersenyum, “Terima kasih Ma.”

Ardian sangat pintar memasak, daging ikannya begitusegar dan terasa lembut.

Hanya saja, Clara sedang tidak begitu nafsu makan.

Masalah Rahma dan anaknya itu bagaikan batu besar yang menindih dadanya, membuat nafasnya terasa begitu berat.

Kalau masalah ini tidak bisa diselesaikan, maka hari Clara tidak akan berakhir tenang.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu