Suami Misterius - Bab 705 Hubungannya Lumayan Mesra

Petugas tim syuting tentu saja tidak mungkin melakukan kesalahan fatal dengan memarkir mobilnya di lokasi syuting, setelah bertanya dengan jelas, baru mengetahui bahwa ternyata seorang wanita pemeran spesial datang membawa temannya, temannya tidak mengerti aturan sehingga memarkir mobil di tempat tersebut.

Sutradara yang emosi besar langsung memecat wanita pemeran spesial tersebut.

Setelah itu, sutradara memanggil Ruben yang sebagai wakil sutradara dan terus memakinya, membereskan lokasi syuting adalah tanggung jawab wakil sutradara, Ruben hanya fokus memperhatikan orang, namun tidak memperhatikan mobil, jelasnya memang kelalaian dalam bekerja.

“Adegan barusan perlu rekam ulang, kamu diskusi lagi sama pemerannya.”

Sutradara Wu hanya meninggalkan kalimat ini setelah selesai memaki orang.

Ketika Ruben mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruang istirahat, Clara telah selesai berdandan.

“Sudah mau mulai syuting lagi ya ?

Kinerja sutradara Wu ini lumayan baik.”

Melanie selesai berbicara, langsung menjinjing tas dan air hangat, bermaksud untuk ikut Clara ke lokasi syuting.

Ruben berdiri di hadapan mereka, reaksinya seperti ingin mengatakan sesuatu.

“ Ruben, bilang saja.”

Clara berkata.

“Itu, kak Clara, barusan, adegan barusan mesti rekam ulang, sutradara menyuruh aku datang memberitahumu agar bersiap-siap.”

Ruben menyelesaikan kalimat ini dengan nada grogi, tangannya bahkan telah berkeringat dingin.

Turun danau pada musim dan cuaca seperti ini memang sangat menyengsarakan, lagi pula, kali ini dikarenakan kesalahan dirinya, Clara perlu kedinginan untuk berkali-kalinya.

“Haih, tuan kecil, kamu bilang apa, aku tidak terlalu jelas mendengarnya.”

Clara masih belum menjawab apapun, Melanie telah emosi meledak.

“Sudah rekam tetapi mesti rekam ulang lagi, aku pertama kalinya mengalami hal seperti ini, apa yang terjadi pula, lupa membuka penutup kamera ya ?”

“Bukan.”

Ruben berekspresi panik dan kesusahan, “Lokasi syuting ada sebuah mobil yang terekam.

Oleh sebab itu, perlu rekam ulang lagi.”

“Membereskan lokasi adalah tanggung jawab wakil sutradara kan, kalian lalai dalam bekerja, malahan membuat Clara yang ikut sengsara, apa maksud kalian ! Ruben, kamu pertama kali bekerja ya, kamu tahu suhu air danau itu, kamu coba rasakan sendiri, rasakan bagaimana air bergenang sampai lehermu !”

Ruben tidak berani membantah apapun, dia menunduk kepala dan terus minta maaf.

“Kak Clara, maaf sekali, memang kesalahan aku, sutradara sudah memarahi aku, kamu anggap saja membantu aku…” “Tidak berhubungan apapun, kenapa pula harus membantumu.

Merasa dirimu sendiri sangat hebat ya.”

Melanie sama sekali tidak menjaga harga diri Ruben.

“Melanie.”

Clara memutuskannya, lalu berkata dengan tampang tidak berdaya, “Melanie, bantu aku ganti pakaian, suruh orang keringkan baju sebelumnya.”

Melanie menetap di tempat dan tidak mau bergerak, kesannya sedang merajuk.

“Cepat pergi, jangan menunda pekerjaan.”

Clara berekspresi suram dan mendesaknya.

Melanie yang masih emosi akhirnya membawa bajunya dan berjalan keluar.

Ruben terus membungkuk pinggang dan mengucapkan terima kasih kepada Clara.

“Sudahlah, kamu keluar saja dulu, aku mau ganti baju.

Lain kali lebih fokus lagi, jangan melakukan kesalahan fatal."

Clara duduk kembali di depan cermin setelah selesai berbicara.

Ruben berjalan keluar dengan tampang berdosa.

Ruben baru saja keluar, Melanie telah kembali, tangannya masih membawa baju yang belum kering total.

“Tidak bisa kering total, pakai saja daripada tidak ada.”

Melanie melempar bajunya kepada Clara.

“Tidak masalah, nanti juga turun ke danau.”

Clara memakai ulang celana hangat dan celana anti air, setelah itu, dia mengenakan baju setengah kering pada tubuhnya.

“Clara, sejak kapan kamu begitu baik hati.

Dia pacar adik iparmu, buat apa segan sama dia.”

Melanie berkata dengan nada emosi.

Clara hanya mengeluh nafas dengan tidak berdaya, “Adegan yang ketahuan, bagaimanapun juga harus rekam ulang, tidak ada gunanya juga kalau kamu menyusahkan dia.”

Setelah selesai ganti baju, Clara masuk kembali ke lokasi syuting.

Namun proses perekaman kali ini tidak begitu lancar lagi.

Tanah di dalam danau sangat lembek, Clara terpeleset di dalam air dan tersedak air, wajahnya penuh dengan bekas tanah.

Petugas di tempat menarik dirinya dari air, mulai syuting lagi setelah istirahat sejenak, setelah bolak-balik berkali-kali, akhirnya menyelesaikan juga untuk perekaman kali ini.

Clara sudah kedinginan parah ketika pulang ke hotel, sehingga harus rendam di dalam bak air panas.

“Minum dulu obat pilek, daripada besok pilek, malahan harus syuting dalam kondisi sakit, rasanya sengsara sekali.”

Melanie sudah menyediakan obat pilek, ketika Clara keluar dari kamar mandi, dia langsung minum obat yang telah disiapkan, seluruh lambungnya terasa hangat, kondisinya sudah mulai membaik.

Clara meletakkan gelas dengan sembarangan, dia mengambil ponselnya dan menelepon Rudy seperti biasanya.

“Haih, jangan terlalu malam bermesraan, besok masih ada satu adegan yang perlu dikejar.

Besok aku datang membangunkan kamu lagi.”

Melanie mendorong sekilas dengan tampang mesra.

Clara mengulurkan kaki dan menendangnya, lalu berkata dengan bentuk mulut, “Cepat pergi.”

Melanie berjalan ke depan pintu dan baru saja ingin keluar, bel pintu malah berbunyi.

“Siapa ya, tidak tahu aturan sekali, sudah malam masih datang mengganggu.”

Melanie mengulur tangan dan membuka pintu, di luar pintu adalah Ruben yang berekspresi segan.

“Ada apa ?”

Melanie bertanya dengan nada tanpa segan.

“Aku datang mengantar obat pilek untuk kak Clara.”

Ruben berkata dengan nada panik.

“Tidak perlu lagi, kami masih sanggup membeli obat pilek.”

Melanie berkata dengan datar.

Ruben berdiri kaku di luar pintu, reaksinya sangat canggung.

“Sudahlah, jangan berdiri di luar lagi, masuk saja.”

Melanie memiringkan badan dan membiarkan Ruben masuk ke dalam kamar.

Clara merasa sedikit kaget ketika melihat kedatangan Ruben.

“Kamu kenapa bisa datang, duduklah.”

Tangan Clara masih memegang ponsel, di sisi telepon, Rudy bertanya dengan nada lembut :”Sudah begitu malam, masih ada tamu ya ?”

“ Ruben, dia sekarang satu tim syuting denganku.”

Clara berkata lagi :”Sampai sini dulu, kamu cepat istirahat.”

Clara memutuskan teleponnya, lalu hanya mengobrol sebentar dengan Ruben.

Bagaimanapun waktu sudah malam juga.

Ruben sangat sadar diri, setelah mengantar obat pilek, dia langsung pamit dan mengucapkan terima kasih.

Clara juga istirahat dengan cepat.

Akan tetapi tidak ada yang menduga bahwa, masalah Ruben masuk ke kamar Clara, sudah langsung terbongkar heboh pada berita di internet pada keesokan harinya.

Pada tengah malam, wakil sutradara berjalan keluar dari kamar wanita pemeran utama, tentu saja akan memancing imajinasi masyarakat.

“Ini tingkah dari tim syuting ya, menyebar sedikit rumor untuk promosi film sebelum penayangan.”

Melanie membaca sekilas mengenai keterangan berita, langsung melempar ponselnya dengan sembarangan.

Bukan hanya Melanie yang berpikir demikian, rata-rata netizen juga berpikir seperti itu.

Clara sering terlibat dalam rumor dengan para aktor, namun tetap saja hanya sekedar rumor.

Mengenai rumor yang telah tersebar, para netizen sepertinya tidak kaget lagi.

Sementara hal yang paling lucu adalah, ketika Ruben masuk ke kamarnya, Clara sedang bertelepon dengan Rudy.

“Mungkin karena ada yang terlalu bosan, makanya mau cari masalah.

Tidak perlu dihiraukan.”

Clara menggerakkan pundak dengan tampang tidak peduli.

Clara sama sekali tidak mempedulikan kejadian kali ini, namun setelah Altria mengetahui berita ini, hampir saja meledak habis-habisan.

Dia lekas menghubungi Ruben.

Namun Ruben yang menjadi wakil sutradara sedang sibuk di lokasi syuting, sehingga tidak ada waktu untuk mengangkat teleponnya.

Altria tidak berhasil menghubungi Ruben, sehingga dia beralih menghubungi Samara, karena bagaimanapun Samara juga berada di dalam tim syuting tersebut.

“ Samara, kamu sudah membaca berita hari ini kan.”

Altria yang hilang kesabaran langsung bertanya setelah teleponnya tersambung.

“ Altria, maksudmu kejadian Ruben dan kak Clara ya, sudah tersebar luas di internet, aku mana mungkin tidak tahu.”

Samara memakai pakaian film dan sedang duduk di lokasi syuting, sekalian menjawab pertanyaannya.

“ Samara, kamu jujur padaku, rumor itu nyata atau tidak ?”

Altria bertanya lagi.

Namun Samara malah bereaksi kesusahan, lalu berkata dengan nada ragu :”Aku, aku tidak tahu ya.

Tetapi, kelihatannya hubungan mereka lumayan mesra.”

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu