Suami Misterius - Bab 368 Dirinya Juga Seorang Ibu

Ruang kerja villa keluarga Santoso.

Rudy duduk di sofa dan melihat ke cangkir teh di hadapannya.

Yanto duduk di sampingnya dan membagikannya sebatang rokok.

Rudy mengambil rokok itu dengan dua jarinya dan kemudian mengambil mancis yang diberikan Yanto. Lalu dia menyalakan rokoknya dan menghembuskan asap rokok.

“ Paman, aku mengerti maksudmu. ” Rudy berkata dengan tenang.

Yanto mengajaknya ke ruang kerjanya dan membicarakan banyak hal dengannya. Tujuannya hanya untuk memintanya mencari cara untuk mengatasi situasi yang sulit ini. Setelah kejadian skandal yang besar ini, dia bahkan masih memikirkan tentang kampanye itu.

Rudy merasa bahwa Yanto bukan ingin menikahkan putrinya, melainkan menjual putrinya dan menjualnya dengan harga yang tinggi.

“ Aku memiliki beberapa koneksi dengan tim investigasi, dan aku akan menyelesaikan masalahnya sesegera mungkin. Hanya saja, daftar kampanye telah ditentukan dan nama anda tidak termasuk di dalamnya. Aku khawatir aku tidak bisa membantu dalam hal itu. ”

Yanto sedikit kecewa. Tetapi sekarang dia memiliki Rudy, seorang menantu yang hebat, sehingga dia pasti akan mendapatkan banyak peluang di masa depan.

“ Sayang sekali. Rudy, kedepannya aku butuh banyak bantuan dukungan darimu. ”

Rudy tersenyum dan kemudian berkata : “ Paman, jangan terlalu sungkan. Aku dan Clara akan segera menikah, setelah itu, maka kita sudah menjadi satu keluarga. ”

Rudy sudah membahas tentang masalah pernikahan. Yanto juga bukanlah orang yang bodoh, dia tidak mungkin terus berpura-pura dan tidak menanggapinya.

“ Huh, waktu berlalu dengan sangat cepat, hanya dalam sekejap, Clara sudah akan menikah. ” Ketika Yanto berbicara, matanya merah dan suaranya terdengar sedikit serak, seperti seorang ayah yang enggan menikahkan putrinya.

Setelah Yanto selesai berbicara, dia berdiri dan membuka laci di bawa mejanya. Laci itu berisi dua buah buku sensus.

Yanto menoleh ke Rudy, tetapi Rudy sedang duduk di sofa sambil meminum teh dan tidak memandang ke arahnya.

Yanto melihat dua buku itu, dan setelah memastikannya, dia pun mengeluarkan salah satu buku itu dan kemudian menutup kembali lacinya.

Yanto menyerahkan buku sensus itu kepada Rudy dan berkata : “ Rudy, aku serahkan Clara kepadamu. Kamu harus memperlakukannya dengan baik. ”

“ Jangan khawatir paman. ” Rudy tersenyum dan mengambil buku itu. Kemudian, dia bangkit dari sofa dan berkata : “ Hari juga sudah malam, aku dan Clara pulang dulu. ”

“ Aih, jika ada waktu luang, bawa Clara untuk berkunjung kesini. Neneknya sudah tua, jangan membuatnya terus memikirkannya dan mengkhawatirkannya. ” Yanto berkata dengan penuh peringatan.

Rudy tersenyum sopan, tetapi masih tidak terlihat ketulusan di matanya.

Yanto mengantarnya kebawah dan Clara sudah menunggunya di tangga bawah.

“ Ayo pulang. Jangan mengganggu waktu istirahat nenek dan paman. ” Rudy menatapnya dengan tatapan hangat.

Clara mengangguk dan meraih lengannya, lalu berkata kepada Yanto : “ Ayah, aku dan Rudy pulang dulu ya. ”

“ Ya, hati-hati di jalan. ” nenek Santoso dan Yanto mengantar mereka ke mobil dan menunggu sampai mobil pergi.

Clara duduk di kursi penumpang, meletakkan tangannya di jendela dan melihat kaca spion, nenek Santoso dan Yanto terlihat seperti dua titik.

“ Setiap kali aku pulang bersama Tuan Sutedja, aku langsung diperlakukan dengan sangat baik. ”

“ Bukannya Keluarga Santoso selalu memperlakukan orang secara berbeda-beda. ” Rudy memutar setirnya dan berkata dengan santai.

Clara mengangkat bahunya dan tidak berdaya. Bagaimanapun, kelahirannya bukanlah pilihan yang dapat dipilih.

“ Bagaimana dengan buku sensusnya? Apakah kamu sudah mendapatkannya? ” Clara bertanya.

Rudy memegang setir dengan satu tangannya dan mengambil buku sensus itu dan memberikan kepadanya dengan tangan lainnya.

Clara melihatnya dan melemparnya, lalu berkata : “ Benar-benar, masih saja bertahan. ”

Rudy mengerutkan bibirnya, tidak berbicara dan berpikir.

“ Apa yang sedang kamu pikirkan? ” Tanya Clara.

“ Aku sedang berpikir, pemuda berbakat seperti apa yang cocok dengan sepupumu. ” Rudy bercanda sambil tersenyum.

“ Kamu masih saja menganggapnya serius. Apa yang dikatakan nenek anggap saja angin berlalu. Ester masih belum bercerai, jika kamu mengenalkan kepadanya, maka kamu sudah melakukan kejahatan dalam pernikahan. ” Kata Clara.

“ Pernikahan sepupumu ini mungkin tidak akan ada perceraian. Nenekmu tidak akan pernah menyerah jika dia belum memberi pelajaran kepada keluarga Maramis. Keluarga Maramis juga terkenal akan kekikiran mereka, mereka lebih baik menyingkirkannya daripada menerimanya. ” Rudy berkata dengan santai.

Setelah Clara mendengarnya, dia menghelakan nafas dan berkata : “ Jika itu aku, aku lebih baik pergi meninggalkan rumah dan bercerai. Aku tidak tahu bagaimana cara Ester Pina menjalani kehidupan bersama dengan Vito Maramis bajingan itu. Jika aku menjadi Ester, aku pasti sudah mengebiri dia. ”

Rudy menatap jalan di depan sambil mengerutkan keningnya dan berkata : “ Kamu seorang gadis, jangan selalu mengucapkan kata-kata yang tidak baik. ”

Clara menjulurkan lidahnya padanya.

Rudy memegang setir dengan satu tangannya dan mengelus kepalanya dengan tangan lainnya.

Sudah akan menikah, tetapi masih belum dewasa dan terlihat seperti anak-anak.

“ Clara, jika besok kamu tidak ada acara, ayo kita pergi ke Biro Urusan Sipil dan membuat sertifikat pernikahan kita. ” Katanya.

“ Hm, baik. ” Clara mengangguk dan berkata : “ Jangan menunda lebih lama lagi. ”

Rudy : “... ”

Pada saat di tikungan, tiba-tiba datang sebuah mobil dengan kecepatan tinggi dan Rudy hampir menabraknya. Untung saja, dia bereaksi dengan cepat, memutar setirnya dan menginjak rem.

“ Tuan Sutedja, mengemudilah dengan penuh konsentrasi. ” Clara memegang sabuk pengaman dan berkata dengan serius, tetapi jelas terlihat senyuman di matanya.

Rudy memutar setirnya dan kembali mengemudi.

“ Kamu sedang dalam suasana hati yang baik? ”

“ Tentu saja. Sebelum menikah, Rina akhirnya sudah diusir dari keluarga Santoso. ” Clara merasa bahwa memenangkan pertempuran ini adalah sesuatu hal yang menyenangkan.

“ Ternyata sekarang kamu sudah pintar. ” Rudy berkata dengan lembut.

Tidak hanya menghalangi jalan Yanto, tetapi juga membiarkan Rina menderita kerugian besar. Gadis ini benar-benar cerdas.

Rudy menyaksikan perkembangannya selangkah demi selangkah dan dia merasa sangat bangga.

“ Semuanya tergantung lingkungan. Mengikuti Tuan Sutedja, tentu saja aku harus memiliki kemajuan. ” Clara mendekatinya dan meletakkan dagunya di lengannya.

Rudy melihat kondisi jalan, lalu menoleh dan tersenyum padanya : “ Nona Santoso, aku harus mengemudi dengan konsentrasi. ”

Clara mencibir dan duduk kembali di tempatnya, lalu berkata : “ Rina sudah mencapai penderitaan seperti ini, aku benar-benar menantikan bagaimana cara Elaine balas dendam. ”

“ Dalam situasi seperti ini, keputusan yang paling bijaksana adalah menyerah dan melindungi yang patut dilindungi. Tetapi sayangnya, manusia memiliki perasaan, dan perasaan emosional itu sering kali mengalahkan segalanya. ” Kata Rudy.

“ Orang seperti Rina juga memiliki perasaan? ” Clara berkata dengan nada meremehkan.

“ Jangan lupa, dia juga adalah seorang ibu. ” Rudy hanya berkata demikian dan tidak berbicara lagi.

.....

Malam dimana Rina dan Elaine diursir, Yunita pun bergegas kembali.

Dia bergegas ke rumah sakit dan ketika dia memasuki ruang pasien, wajahnya langsung pucat.

Rina berbaring di kasur dengan wajahnya yang penuh memar dan Elaine duduk di samping kasur dengan matanya yang bengkak.

Ketika mereka berdua melihat Yunita, mereka langsung menangis.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu