Suami Misterius - Bab 792 Kamu Menyukai Clara Santoso

Loran seperti seekor ular beracun, bahkan ketika siap menggigit tanpa menunjukkan taringnya, bisa membuat orang terpana.

Markel juga tidak mengira Loran ada disini, dia mengernyitkan alisnya, lalu, baru dengan langkah besar berjalan masuk ke kamar pasien.

“Markal sudah datang, kenapa Clara juga datang.”

Mama Chen melihat Clara, terkejut senang.

“Bibi, aku datang menjengukmu, apakah kamu tidak menerima?” Clara berkata sambil tersenyum.

“Tentu saja terima, aku takut jika artis besar kita tertunda pekerjaannya.”

Mama Chen dengan ramah menarik tangan Clara, menyuruh dia duduk disamping ranjang.

Identitas Clara sebagai Nyonya Muda keluarga Sunarya sangat berharga, walaupun Mama Chen tidak perlu dengan sengaja memperlakukan dengan baik, juga tidak berani menyinggung.

“Bibi, bagaimana kondisi tubuhmu?” Clara bertanya.

“Sudah mendingan, semua adalah penyakit tua, kakak Markalmu yang berlebihan, bersikeras ingin aku dirawat dirumah sakit.”

Mama Chen tersenyum.

“Kak Markal karena berbakti kepadamu.” Clara menjawab kata-katanya.

Tapi Mama Chen dengan sengaja memperlihatkan wajah kesal, berkata sambil bercanda: “Jika dia ingin berbakti, maka lebih baik membawa satu menantu pulang, supaya aku cepat menggendong cucu.”

Saat Mama Chen berbicara, dia melirik Loran.

Wajah Loran memerah, menundukkan kepalanya, lalu dengan tidak sadar melihat ke arah Markel.

Dan Markel sepertinya tidak mendengar kata-kata mamanya, dengan wajah tanpa ekspresi berjalan ke sampping dispenser, menuangkan air, dan memberikan kepada Clara.

Clara menunduk meminum air, bulu matanya yang panjang seperti kipas kecil sedikit bergetar, menahan semua emosinya.

Dia berpikir: Mama Chen ternyata menyukai Loran sebagai menantunya, seberapa buta mata dia.

Tapi, jika dikatakan, Loran memang pandai berpura-pura, tidak menunjukkan wajah aslinya setelah bertahun-tahun berhubungan dengan nenek Sunarya, apalagi didepan Mama Chen.

Clara ragu apakah harus memberi peringatan kepada Markal, bagaimanapun, Loran adalah wanita yang karakter dan kepribadiannya bermasalah, sangat sulit menjadi istri yang baik.

Tapi Clara takut berbicara terlalu banyak, jika Markal dan Loran senang satu sama lain, maka dia akan menjadi penjahat dibelakang.

Tetapi jika menutup mulut, Clara sedikit tidak tega.

Bagaimanapun, Markal orangnya tidak buruk, tidak bisa melihat dia jatuh kedalam rawa Loran.

Sampai saat akan berpamitan pulang, Clara masih ragu dengan hal ini.

Markal mengambil kunci bersiap mengantar Clara, Mama Chen saat itu berkata: “Loran hari ini tidak membawa mobil, Markal, kamu mengantar Clara, sekalian antar Loran pergi ke grup menari.”

“Aku membawa mobil, Kak Markal, kamu tidak perlu mengantarku.” Clara langsung pergi setelah selesai berbicara.

Dia tidak ingin berada satu mobil dengan Loran, akan merusak seleranya.

Setelah Clara pergi, Loran mengambil jaket dan tasnya, dengan ramah mencium pipi Mama Chen.

“Bibi, besok aku datang melihatmu lagi.”

“Kamu sibuk bekerja, tidak perlu setiap hari datang kemari.” Mama Chen berkata.

“Bibi, apakah menurutmu aku mengganggu.” Loran dalam postur yang elegan, ekspresi wajahnya berpura-pura marah dan sedih.

Mama Chen menarik tangan Loran, buru-buru berkata, “Aku malah berharap kamu setiap hari menemaniku. Kalian anak muda bekerja keras untuk karir, aku takut mengganggu pekerjaan kalian.”

“Pekerjaan tidak lebih penting dari kamu. Asalkan kamu tidak merasa terganggu, aku setiap hari akan datang menemanimu.”

“Baik baik.” Mama Chen berkata.

Sebuah kata-kata dari Loran, membuat dia gembira.

Ayo jalan, aku antar kamu, jika menunggu sebentar lagi jalanan akan macet.”

Nada bicara Markal terdengar acuh, dan juga sedikit memaksa.

Loran baru mengikuti dia berjalan keluar dari kamar pasien, lalu berjalan masuk ke dalam lift.

Setelah Lift turun, didalam ruangan kecil, keheningan yang luar biasa.

Punggung lurus Markal bersandar di sisi lift, mata hitamnya memandang kebawah, kedua jarinya terjepit sebuah rokok yang belum menyala.

Loran memandangnya dengan serius, setelah beberapa saat, dia baru berbicara memecah kesunyian.

“Beberapa waktu yang lalu grup kami pergi tampil di pasukan, kebetulan pasukan tempat kamu berada, tapi tidak melihat kamu. Markal, kamu… apakah sengaja menghindariku?”

“Berpikir terlalu banyak.”

Markal mengangkat matanya, pandangan dan nada bicaranya datar, “Belakangan ini baru saja dipindahkan, sangat sibuk sekali, sampai tidak ada waktu untuk melihat pertunjukkan. Dengar-dengar pertunjukkannya sangat berhasil, selamat.”

Loran mendengar dibalik kesopanannya adalah perasaan dingin dan asing, hatinya merasa sedikit tidak nyaman.

Pria yang dulu mencintainya, dan telah bersumpah dengannya, saat ini sikapnya terhadap dirinya tidak berbeda dengan sikap terhadap orang asing.

“Aku beberapa kali mengirim pesan untukmu, tapi kamu tidak membalasku.”

“Maaf, peraturan di pasukan, tidak boleh menggunakan ponsel saat bekerja. Mencegah bocornya informasi.” Markal berkata dengan natural.

Loran: ”…..”

Ada keheningan diantara keduanya, Loran melihat angka yang bergerak diatas kepalanya, samar-samar, berkata dengan sedikit emosi :”Jika bukan karena aku dengan tidak tahu malu datang menjenguk Bibi, mungkin tidak akan bisa berjumpa denganmu.”

Markal terdiam sejenak, lalu, memandangnya dengan serius, berkata :”Kamu bisa datang menjenguk ibuku, aku sangat berterima kasih. Kondisinya tidak begitu serius, lain kali, lebih baik jangan datang mengganggu dia lagi, aku tidak berharap dia salah paham.”

“Salah paham apa?” Loran menatap mata dia, bertanya dengan bibir gemetar.

“Hal yang tidak mungkin, aku tidak berharap ibuku terus memiliki imajinasi yang tidak realistis.” Setelah Markal berbicara, kedua pintu lift tiba-tiba terbuka.

Dia melangkahkan kaki panjangnya berjalan keluar.

Loran segera mengejar dia, menghadang dia didepan tangga depan rumah sakit.

“Kenapa tidak mungkin?” dia bertanya dengan hampir lepas kendali.

Markal mengernyitkan dahi melihat dia, perlahan menyalakan rokok di tangannya.

Suaranya bercampur dalam asap, tapi sangat dingin dan jelas.

“Loran, kita sudah sudah berpisah dari awal. Aku tidak pernah berjanji akan berdiri ditempat menunggu kamu berbalik. Dan juga seharusnya juga tidak memberikan kepadamu perasaan untuk rujuk kembali. Sebuah hubungan yang sudah berakhir, maka sudah berakhir. Mengakhiri dengan lancar sama seperti ketika mengaitkan, tidak baikkah jika menjadikan sebagai kenangan indah saja? Apakah harus saling mempermalukan?”

Loran juga sepertinya merasakan kehilangan kendali dia, dengan cepat menjadi tenang kembali.

Dia sedikit menatap kebawah, sudut bibirnya tersenyum sinis, “Benar, sudah berakhir. Kamu sudah berjalan keluar dari hubungan itu, hanya aku sendiri yang tidak bisa untuk berjalan keluar. Kamu sudah bukan lagi Markal Chen yang aku kenal, umur muda, berada diposisi tinggi, memiliki masa depan yang menjanjikan. Aku dengar dari Paman Sunarya, banyak kepala pemimpin yang ingin menikahkan putri mereka kepadamu.” Suara Loran sedikit serak, tertekan dan kesulitan.

Seperti orang yang baru saja dibuang.

Markal menutup mulut rapat, melihat dia, tidak berbicara.

Mata Loran sudah sedikit basah, perlahan mengulurkan tangan, ingin menarik lengannya, tapi malah dihindari oleh Markal.

Pandangan mata Markal melihat kejauhan, menghisap rokoknya, berkata, “Mobilmu disana, karena kamu datang membawa mobil, maka aku tidak akan mengantarmu lagi, selamat tinggal.”

Selesai dia berbicara, lalu menjatuhkan puntung rokok yang tidak terbakar ke dalam tong sampah, berbalik dan berjalan kembali ke dalam rumah sakit.

Dibelakang, suara Loran terdengar lagi, “Apakah karena Clara? Kamu menyukai dia, benar tidak?”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu