Suami Misterius - Bab 711 Lesung Pipi

Memang sudah lama sekali.

Ingatan dia terhadap Markal berhenti pada beberapa tahun yang lalu.

Keluarga Chen bangkrut, dibawah desakan ibunya, dia mengirimkan sebuah cek kepada Markal

Saat itu, Evi berkata: hal baik yang paling bagus dilakukan adalah memberikan bantuan tepat pada waktunya. Sama dengan berbuat karma baik.

Saat itu, Evi memiliki banyak uang di tangannya. Sama sekali tidak peduli dengan 1 atau 2M.

Meskipun, untuk keluarga Chen saat itu, jumlah uang itu tidak cukup besar, tapi setidaknya sudah mengekspresikan ketulusan mereka.

“Abang sepupu, kamu sudah datang.” Tamtam turun dari atas, melihat Markal, segera bergabung.

“Em.”

Markal menjawab, sambil berkata :”Sudah akan segera bekerja, kenapa masih melompat-lompat seperti anak kecil.”

“Abang sepupu, kenapa kamu sama dengan ayahku, sangat pandai menceramahi orang.” Tamtam berkata dengan tidak puas.

Markal tersenyum, mengeringkan rambutnya memakai handuk.

“Abang sepupu, kamu kehujanan.”

Ekspresi Tamtam berlebihan, berteriak ke arah dapur :” Sus Tami, masak beberapa mangkuk air gula jahe untuk meredakan dingin.”

“Sudah selesai dimasak, Tamtam, kemari bantu aku sajikan.” Suara Sus Tami terdengar dari dapur.

Tuan muda Tamtam Pipin tidak pernah masuk ke dapur, lalu, dia menyuruh Clara, “ Babby, sana bantu sajikan air gula jahe untuk abang sepupu.”

Clara melotot menatap dia, benar-benar membuat dia menjadi seperti pelayan.

“Aku pergi ambil sendiri.” Markal berkata.

“Abang Markal Chen, kamu duduk saja, aku pergi ambil.” Clara bangkit berdiri dari sofa, berjalan ke arah dapur, saat melewati Tamtam, tidak lupa mengulurkan kaki menendang dia.

Kulit dan daging Tamtam tebal, tendangan itu tidak membuatnya kesakitan, malah dia menjulurkan lidahnya kepada Clara.

Lalu, Clara membawa dua mangkuk air gula jahe dari dapur.

Membagikan kepada Markal dan Tamtam.

“Kamu tidak minum?” Tamtam bertanya.

“Tidak perlu kamu urus.” Clara menjawab ketus.

Markal mengangkat mangkuk, air gula jahe itu sedikit panas. Dia sambil meniup sambil minum, tersenyum hangat berkata, “Dia tidak suka rasa dari jahe.”

“Hah?” Tamtam tertegun melihat ke arah Clara, “Kenapa aku tidak tahu kamu tidak suka jahe?”

Clara melirik dia, malas menjawab.

Tamtam lalu melihat ke arah Markal, “Bahkan aku saja tidak tahu, Abang sepupu, bagaimana kamu bisa tahu?”

“Dulu saat makan bersama, aku melihat Clara mengeluarkan jahe didalam sup.” Markal menjawab.

“Gerakan kecil seperti ini saja kamu bisa memperhatikannya, Abang sepupu, kamu benar-benar perhatian.” Tamtam berkata dengan santai.

Ekspresi wajah Markal menjadi sedikit canggung.

Dia secara tidak sadar melihat ke arah Clara, menyadari dia sedang melihat pesan di ponselnya, melengkungkan bibirnya, tersenyum malu-malu, sama sekali tidak mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

Awalnya, Clara dan Rudy sudah membuat janji, saat dia membawa paman dan bibinya pulang, Rudy akan membawa Wilson untuk berkumpul bersama.

Tapi hujan di luar benar-benar sangat deras, jarak pandang sangat rendah, mengemudi mobil keluar akan berbahaya.

Clara dengan sengaja mengatakan pada Rudy supaya jangan membawa Wilson kemari.

Jarinya yang kurus dan panjang dengan cepat bergerak di atas layar ponselnya, ekspresi wajahnya sedikit tidak berdaya.

Clara berkata : jarak paling jauh didunia ini, yaitu aku di lingkaran ketiga, kamu di lingkaran kedua, dan hujan lebat berada ditengah-tengah.

Setelah pesan terkirim, Rudy dengan cepat membalas : Setelah hujan berhenti akan pergi menjemputmu.

Clara menggerakkan ujung jarinya, mengirim sebuah emoticon mencium.

Lalu, Rudy membalas : Cium dimana?

Clara :..... saat ini, Rudy sedang duduk di sofa ruang tamu, menemani nenek Sunarya dan Ardian menonton televisi.

“Jarang-jarang bisa pulang, temani nenek mengobrol, jangan melihat ponsel terus.”

Ardia melihat dia, berkata dengan datar.

“Dia, orangnya duduk disini, tapi hatinya sudah terbang jauh.”

nenek Sunarya melihat hujan diluar jendela, berkata menggoda :”Ini karena Tuhan tidak mengabulkan keinginan dia.”

Bibir rapat Rudy tersenyum, meletakkan ponsel, mengambil remote tv.

“Acara yang kamu sukai sudah mulai ditayangkan. Aku temani kamu tonton.”

“Wah, kalau begitu aku merasa sangat terhormat.” nenek Sunarya berkata sambil tersenyum.

Acara baru ditayangkan setengah, hujan diluar sudah berhenti.

Rudy yang masih duduk disofa, meluruskan punggungnya, tapi, sesekali melihat jam tangan di pergelangan tangannya.

Pandangan mata Nyonya Sunarya melihat kemari, tersenyum lembut, dengan sengaja bertanya :” Rendi, pembawa acara tadi, siapa namanya?”

“Em?” Rudy mendongak melihat kesana, terlihat bingung.

nenek Sunarya menggelengkan kepala, berkata dengan lembut :”Sudahlah, duduk disini juga tidak sepenuh hati. Hujan sudah berhenti, pergi jemput pulang istrimu.”

Rudy mengangguk, tersenyum dan bangkit berdiri, kaki panjangnya berjalan keluar dari villa.

Jarak antara villa keluarga Sunarya dengan apartemen Ezra tidak terlalu jauh, mengemudi mobil hanya 20 menit.

Tapi, saat Rudy datang ke rumah keluarga Pipin, tidak ada orang disana.

Pelayan dirumah mengatakan, satu jam yang lalu, suami istri Ezra membawa anak-anak pergi bernyanyi di KTV terdekat.

Pergi ke KTV saat hujan lebar, benar-benar menarik.

Rudy mengeluarkan ponsel, menelepon kepada Clara, tapi tidak ada yang menjawab.

Ini tidak aneh, lingkungan KTV yang begitu bising, tidak mendengar dering ponsel adalah hal normal.

Rudy menelepon lagi beberapa kali, akhirnya telepon tersambung.

Tapi, yang terdengar adalah suara Tamtam.

“Abang ipar, kakak sepupu pergi ke toilet. Ada hal apa kamu mencari dia? Atau, tunggu dia kembali, suruh dia menelepon kembali kepada kamu.”

“Tamtam, kirimkan kepadaku lokasi kalian sekarang.” Rudy berkata singkat.

“Baik, datang kemari main bersama. Abang sepupuku juga ada.” Tamtam berkata dengan gembira.

Rudy : “.....” setelah Tamtam menutup telepon, menggunakan ponsel Clara mengirimkan lokasi kepada Rudy.

Dia baru saja selesai mengirim, Clara sudah kembali.

Dia memakai sepatu hak tinggi 7cm, langkah kakinya sedikit terhuyung, terhuyung-huyung sampai duduk di atas sofa.

“Tamtam, alkohol apa yang kamu pesan, membuat pusing.” Clara berkata sambil memegang dahinya.

“Oh, maksudmu ini? Aku mencampurkan sedikit anggur putih dalam koktail ini, mudah membuat mabuk, kamu tidak minum terlalu banyakkan.” Tamtam menjawab.

Clara:”....” Dia mengira itu adalah alkohol buah-buahan, meminum satu gelas penuh.

Sekarang kepala dia terasa sangat berat.

Clara merasa dirinya sedikit mabuk, terus duduk di sofa tidak bergerak.

Markal duduk disebelahnya.

Tamtam terus memegang mikrofon tanpa melepaskannya.

Dia memilih sebuah lagu duet (Lesung Pipi).

Awalnya ingin menyanyikan bersama dengan Aeris, akhirnya, Aeris sama sekali tidak bisa.

Lalu, Tamtam memberikan mikrofon kepada Markal, mereka kedua pria bernyanyi lagu romantis dengan sedikit tidak selaras, sangat aneh.

Hanya menyanyikan sebagian paragraf, Tamtam dengan asal mencari alasan dan memberikan mikrofon kepada Clara.

“Aku ingin pergi ke toilet, kamu bantu aku menyanyikan terlebih dahulu.” Setelah berkata, Tamtam langsung berlari keluar.

Clara mengambil mikrofon dengan terhuyung-huyung, matanya menyipit melihat lirik lagu di layar.

Mengikuti ritme dan mulai bernyanyi.

Saat Rudy sampai di depan pintu ruang pribadi KTV, kebetulan melihat Clara dan Markal sedang bernyanyi.

“Lesung pipi, bulu mata panjang, adalah tanda pengingatmu yang paling indah. Setiap hari aku tidak bisa tidur, merindukan senyummu. Kamu tidak tahu, betapa pentingnya kamu untukku, hidup akan menjadi sempurna dengan adanya kamu...” suara rendah pria dan suara lembut wanita saling berkait, terdengar begitu harmonis.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu