Suami Misterius - Bab 1155 Cara Berpikir yang Berbeda

Menghadapi pria yang begitu tenang dan rasional sepertinya, Keyra tidak bisa membantah.

Ayahnya pernah mengancam akan merekrut menantunya, bagaimana mungkin dia membiarkan anaknya dirugikan. Sejujurnya, kekhawatiran Alfy bukannya tidak masuk akal.

“ Key, kamu berasal dari keluarga yang baik. Karena itu, kamu terlalu optimis pada perasaan dan pernikahan. Menjalani pernikahan bukanlah hal yang mudah,” kata Alfy lagi.

“Bukankah kamu yang terlalu pesimis?” tanya balik Keyra.

“Selain orang tuaku, paman ketiga dan bibi ketigaku kenal saat muda, walaupun mereka pernah berpisah karena salah paham, tapi paman ketiga terus menunggu selama bertahun-tahun, bahkan dia tahu jika bibiku mungkin sudah tidak dapat melahirkan, dia juga tidak menyerah, mereka hidup bahagia sekarang.

Masih ada Paman Von , dia sangat terkenal ketika masih muda dan menyatakan kalau dia tidak akan merelakan seluruh hutan demi sebatang pohon. Setelah bertemu bibi Lani, dia dengan patuh membiarkan bibi Lani mengekangnya, mereka saling mencintai selama bertahun-tahun dan hidup dengan baik.

Tingkat perceraian di negara kita sekitar 30%, termasuk pernikahan cepat dan pernikahan singkat. Jadi, sebagian besar suami istri bisa saling membantu dengan damai sampai tua.”

Alfy: “...”

Cara Berpikir mereka berbeda selamanya.

“ Key, kamu sangat pintar, kamu pasti paham maksudku.” Alfy menghela napas.

Cahaya mata indah Keyra perlahan meredup. “Aku paham, tapi aku tidak ingin terus mendiskusikan topik ini denganmu.”

Keyra menganggukkan kepala, lanjut berkata: “Alfy, kamu telah menolakku tiga kali, bahkan sekarang aku sudah tidak tahan berdiri di sini. Jika kamu masih menolakku, aku tidak mungkin terus mengejarmu tanpa tahu malu. Alfy, sentuh hatimu dan tanya pada dirimu, apa kamu benar-benar tidak memiliki perasaan padaku?”

Jika dia memang tidak memiliki perasaan kepada Keyra, dia tidak mungkin terus melindunginya. Jika dia benar-benar tidak ada perasaan, dia bisa meninggalkan Keyra di rumah sakit meskipun Keyra menjadi bodoh. Jika dia tidak ada perasaan, dia tidak akan membantunya berkomplot membohonginya. Bahkan tidak mungkin menendang Rando hingga muntah darah karena Rando bermaksud buruk padanya.

Alfy tidak bisa membohongi dirinya sendiri, ataupun membohonginya.

“Alfy, apa yang kamu katakan itu memang fakta. Latar belakangku pasti akan membawa masalah pada hubungan kita. Tapi dengan mengesampingkan hal ini, apa kamu benar-benar tidak mau memberiku satu kesempatan, juga memberikan dirimu satu kesempatan?”

Setelah Keyra selesai berkata, dia mengangkat kepala dan menatap matanya, matanya cerah dan jernih.

Alfy juga menatapnya, mata tajamnya bagaikan lautan tanpa dasar. Dia mengepalkan tangannya di sisi badan dan melemaskannya lagi, setelah diulang beberapa kali, dia masih terdiam.

Keyra menghela napas lega, dia tidak menolak, ini kejadian yang sangat bagus.

“Kamu tidak perlu menjawabku sekarang, pikirlah pelan-pelan, aku akan menunggu,” katanya sambil tersenyum.

Alfy ragu-ragu sejenak, kemudian, mengangguk tanpa bersuara.

Suasana di antara mereka kembali hening sesaat.

Kemudian, Alfy bangkit dari sofa, “Aku balik ke kamar, kamu cepat istirahat dan pindah besok.”

“Kamu mengusirku?” tanya Keyra dengan kaget.

“Kita pergi bersama.” Alfy menjelaskan dengan sabar: “Kamu sudah menyakiti Rando, apa kamu masih ada muka tinggal di sini?”

“Bukan aku yang menendang tendangan terakhir,” gumam Keyra sambil menundukkan kepala.

Alfy terkekeh mendengarnya, kemudian, berjalan keluar.

Keesokan harinya, setelah sarapan, Alfy pergi bersama Keyra.

Paman Sanusi tidak memintanya tinggal lagi, lagi pula, tindakan Rando yang menggoda Keyra terlalu memalukan, Paman Sanusi juga tidak punya muka untuk menyuruh mereka tinggal lagi.

Alfy mengantar Keyra ke hotel. Dalam perjalanan, Keyra tak tahan dan bertanya: “ Paman sangatlah baik, kenapa putranya sangat tak berguna?”

Alfy yang terus melihat ke luar jendela menoleh ketika mendengar kata-kata itu, mata gelapnya menatap Keyra dengan tenang.

“Bibi Piu meninggal karena distosia, Rando tidak mempunyai ibu sejak kecil. Paman sibuk bekerja, Rando dibesarkan oleh pelayan. Pelayan itu hanya bertanggung jawab atas makan, sandang, tempat tinggal dan transportasinya saja, tidak peduli dengan pendidikannya. Oleh karena itu, Rando tidak disiplin sejak kecil, tidak niat belajar dan hanya bergaul dengan teman-teman kaya.

Lalu, Paman menikah lagi dengan seorang wanita yang tampak sangat bermatabat dan berbudi luhur. Aku mengira, akhirnya ada orang yang bisa mendisiplinkan Rando. Akibatnya, wanita ini baik di depan dan jahat di belakang, Rando malah semakin membangkang, bahkan belajar berjudi, pergi ke klub malam dan bermain wanita.

Walaupun pada akhirnya Paman bercerai dengan wanita itu, tapi karakter Rando sudah terbentuk, mau diubah juga sudah tidak bisa lagi. Beberapa tahun ini, kesehatan Paman memburuk kebanyakan karena marah pada Rando.”

Setelah selesai mendengar, Keyra menghela napas dalam, memang benar bahwa orang yang penuh kebencian juga menyedihkan.

Pada saat bersamaan, dia sangat beruntung, syukurlah Keluarga Sanusi dan Erwin Sanusi mendisiplin Alfy dengan ketat dan tidak membuatnya tumbuh menjadi jahat.

Mercedes-Benz hitam berhenti di depan pintu masuk hotel.

Keyra mendorong pintu dan keluar dari mobil, Alfy menurunkan jendela, dia duduk di dalam mobil, Keyra berdiri di luar, mereka saling menatap.

“Sampai jumpa lain kali, tidak tahu kapan.” Keyra memayunkan bibir, mengangkat bahu asal.

“Kamu punya kontakku.” Alfy mengeluarkan satu tangan dari jendela, nada bicaranya santai.

“Kamu mau membalas pesanku?” Sepasang mata indah Keyra menatapnya penuh binar.

“Ya.” Alfy mengangguk sambil tersenyum lembut.

Mobil mulai bergerak perlahan, Alfy tidak sempat menutup jendela mobil, tetapi dari kaca spion, dia melihat sosoknya yang perlahan mengecil dan akhirnya menghilang.

“Ke rumah sakit,” kata Alfy kepada sopir.

Rando dirawat di rumah sakit tadi malam, tulang rusuknya patah, pendarahan dalam, lukanya lumayan serius.

Alfy masuk ke bangsal, Rando sedang berbaring di ranjang sambil mengerang, melihat Alfy yang masuk, dia meringkuk ketakutan, dia tampak takut dengan Alfy karena tendangannya itu.

“Kamu, apa yang kamu inginkan?”

Alfy menatapnya datar, menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang, bertanya dengan santai: “Bagaimana kabarmu?”

“Aku tidak akan mati,” Jawab Rando dengan marah.

“Baguslah,” ujar Alfy.

Rando : “...” Dia marah karenanya sampai hampir muntah darah lagi.

“Sebenarnya apa maumu lagi?” tanya Rando dengan kesal.

“Berbicara denganmu tentang perusahaan,” Balas Alfy dengan tenang, wajahnya datar, sepenuhnya sikap bisnis. “Aku akan membeli kembali saham Paman di Brendon Construction dengan harga pasar. Mengenai 10% sahammu, kamu bisa mendapat dividen setiap tahun.

Setelah mendengar ini, Rando langsung marah. “Alfy, apa maksudmu! Awalnya bukan seperti ini.”

Alfy pergi ke Kota H, syarat negosiasi dengan Paman Sanusi adalah Brendon Construction kembali dikelola mereka, ayah dan anak, kantor pusat akan mengirim dua wakil presdir untuk membantu mengelolanya.

“Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang,” balas Alfy.

Satu-satunya perbedaan dulu dan sekarang itu cuman Keyra saja.

“Alfy, demi seorang wanita, kamu melakukan sejauh ini!” Rando berteriak lepas kendali.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu