Suami Misterius - Bab 970 Bodohkah

"Apakah kamu dalam masalah?"

Clara bertanya dengan khawatir.

“Masalah bawahan, tidak ada hubungannya denganku.”

Rudy berkata.

Clara merasa lega dan merangkul lengannya.

Honey adalah seseorang yang sangat tahu diri, dia tidak ingin menjadi nyamuk pengganggu, jadi berpamitan dengan sopan dan pergi.

Setelah meninggalkan rumah Clara, dia tidak sembarang pergi, langsung mengendarai mobil kembali ke vila Aldio.

Vilanya tidak terlalu mewah, berlantai tiga, kamar utama berada di lantai dua, berhubung dengan ruang ganti.

Honey baru saja pindah ke sini, tapi ruang ganti sudah penuh dengan pakaian, tas, sepatu dan perhiasannya. Ada sebagian dia pindah dari vila sebelumnya dan sebagian lagi diberikan oleh Aldio.

Ada desas-desus di industri hiburan bahwa Aldio sangat murah hati terhadap wanita yang pernah bersamanya. Setelah Honey bersamanya, dia mengkonfirmasi hal ini.

Waktu mereka bersama belum lama, tapi uang yang telah dia habiskan untuknya sudah melebihi puluhan milyar.

Meskipun Honey sendiri juga menghasilkan uang, tapi barang-barang yang dibelikan pria benar-benar berbeda dengan beli sendiri.

Dia menendang sepatu hak tingginya di pintu masuk, menginjak tangga kayu solid naik ke lantai atas, setelah mengganti pakaian kasual, dia mulai membersihkan ruangan.

Pengasuh yang biasa Aldio pekerjakan memiliki urusan rumah dan mengambil cuti akhir-akhir ini dan kebetulan mesin cuci rusak, yang lama telah dikeluarkan dan mesin cuci yang baru dia beli belum diantar.

Oleh karena itu, dua hari ini, dia mencuci semua pakaian di rumah dengan tangannya sendiri.

Honey berdiri di depan wastafel, menundukkan kepala sedang menggosok kaus kakinya Aldio. Tiba-tiba, sebuah sosok pria besar muncul di dalam cermin, sepasang lengan merangkul pinggang Honey yang ramping dan langsung menariknya ke dalam pelukannya.

"Ah!"

Honey langsung menjerit, sebelum dia bereaksi, Aldio sudah memeluknya dan berciuman Prancis yang mesra.

Honey berjuang dengan tidak puas, sabun di tangannya mengenai kemejanya yang mahal.

Setelah selesai berciuman, Honey hampir terengah-engah.

“Dasar, bajuku menjadi basah.”

“Kalau basah, lepaskan saja, aku akan membantumu.”

Aldio tersenyum, berbisik padanya dan mulai bertindak.

“Jangan begini, aku masih ingin mencuci baju.”

Honey berkata.

“Mencucinya setelah mesin cuci diantar, zaman sekarang siapa lagi yang akan mencuci dengan tangan, bodohkah?”

Aldio berkata dengan santai.

"Kalau pakaian kotor dibiarkan terlalu lama akan menimbulkan bakteri."

Honey berbalik dan terus menggosok kaus kaki, tapi Aldio merebutnya dan langsung melemparkannya ke tempat sampah.

"Kalau ada bakteri, langsung buang saja, untuk apa mencucinya? Tanganmu sudah memerah, hatiku merasa tertekan. Yang mana lebih mahal, kaus kaki atau tangan, mengapa begitu tidak pandai mempertimbangkannya?"

Aldio menggenggam tangannya erat-erat dan membawanya keluar dari kamar mandi.

Honey mengikutinya dengan patuh dan tersenyum di sudut bibirnya.

Dia juga pernah mencuci pakaian Delton, tetapi Delton tidak mengatakan apapun.

Oleh karena itu, Aldio membuat wanita terpesona bukan tidak ada alasannya.

Kemeja Aldio terkena sabun, dia berdiri mengganti pakaian di tepi ranjang, gerakannya sangat lincah.

“Apa saja yang kamu lakukan hari ini?”

Dia mengancing kemejanya dan bertanya dengan santai.

“Aku pergi ke rumah Clara, setelah mengobrol sebentar langsung kembali.”

Honey duduk di tepi ranjang, meregangkan kakinya berkata.

“Kakak ipar pasti telah mengatakan banyak kata-kata baik tentangku.”

Setelah mengenakan kemeja, Aldio tersenyum santai.

Honey tersenyum, tidak meneruskan topik ini, tapi bertanya dengan lembut: “Apakah kamu sudah makan di luar? Laparkah?”

“Ya, belum makan.”

Aldio mengangguk dan menjawab.

“Kalau begitu aku pergi memasak.”

Honey berdiri dari tepi ranjang, tapi malah ditekan kembali olehnya.

“Aku belum ganti baju basahku.”

Aldio berkata “Aku membantumu.”

Selesai berkata, dia mulai bertindak.

“Aldio, jangan begini, aku memasak untukmu, oke? Apa yang ingin kamu makan?”

Honey menutupi dadanya dengan kedua tangan dan sembarang berjuang.

“Tidak.”

Aldio langsung menekannya dalam pelukan, tatapannya bagaikan api membara.

...... Setelah berakhir, Honey sudah tidak bertenaga untuk memasak, dia berada dalam selimut, berbalik dan langsung tertidur.

Aldio berbaring di sampingnya, jarinya menyentuh rambutnya yang berantakan.

Honey tertidur sangat nyenyak dan bersandar dalam pelukannya seperti biasanya.

Aldio menatapnya, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Sebenarnya, dia bisa menyentuh Honey merupakan sesuatu yang tak terduga.

Dia tahu setelah menyentuh wanita ini, dia akan memiliki masalah yang tak terhitung banyaknya, tapi dia tetap juga tidak dapat menahannya.

Honey berbeda dengan semua wanita yang pernah dia kenal sebelumnya.

Tapi dia tidak terduga, Honey masih perawan.

Di zaman seperti sekarang ini, Honey dan Delton telah bertunangan selama bertahun-tahun, tapi mereka tidak pernah berhubungan intim. Dalam situasi seperti ini, umumnya hanya ada tiga kemungkinan, yaitu: pihak pria punya penyakit, pihak wanita punya penyakit, ataupun kedua belah pihak punya penyakit.

Setelah mereka bersama, Aldio juga pernah mempertimbangkan masa depan mereka. Gadis ini sangat menarik perhatiannya, tapi tidak peduli bagaimana dia berpikir, dia tetap tidak percaya diri untuk melompat ke makam pernikahan dengannya.

Pernikahan kalau dikelola dengan baik bisa disebut pernikahan.

Tapi kalau tidak mengelolanya dengan baik, itu akan benar-benar menjadi makam, menguburkan dua orang yang masih hidup.

Sama seperti pernikahan orangtuanya, bahkan dirinya pun ingin mengambil sekop dan membantu menguburkan mereka.

Oleh karena itu, Aldio selalu bingung terhadap masa depannya bersama Honey.

...... Tidak hanya Aldio yang merasa bingung terhadap hidupnya, masih ada Ahmed.

Yaya baru saja ditemukan, anak itu ketakutan, masih dalam pengawasan di rumah sakit, Su Loran dan Su Dalika sebagai pelaku utama kasus penculikan, kasus ini masih belum berakhir.

Dan pada saat ini, suami istri keluarga Soraya datang lagi, terakhir kali mereka mencicipi rasa manis, saat ini mereka berani meminta lagi.

Ahmed merasa mereka bagaikan vampir, kalau tidak menamparnya sampai mati, mereka akan menghisap setiap tetes darah di tubuhmu sampai mati.

Ahmed tidak pandai menangani bajingan seperti ini, dia sangat kesal menghadapi mereka, tapi tidak berdaya.

Dia hanya bisa pergi mencari Talia di rumah sakit, karena sebelumnya Talia selalu membantunya menyelesaikan masalah seperti ini.

Ketika dia memasuki bangsal, Yaya sedang tidur.

Dia memperlembut gerakannya, meletakkan boneka dan buah di sampingnya.

“Ada apa?”

Talia menatapnya dengan dingin.

“Emangnya kalau tidak ada urusan, aku tidak boleh datang melihat kalian?”

“Tidak boleh.”

Talia berkata dengan tegas.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu