Suami Misterius - Bab 318 Saling Menghargai Satu Sama Lain

Clara buru-buru datang ke apartemen indepennya Milki.

Milki menangis sampai matanya bengkak seperti mata merah kelinci.

“Milki, kamu jangan menangis dulu, sebenarnya apa yang telah terjadi?”

“Ayahku diinvestigasi oleh BPK dan KPK. Kemarin malam dia dibawa pergi. Dia pasti sudah punya firasat kalau dirinya akan mendapatkan masalah maka dari itu dia sudah mengurus semua paspor dan telah mendaftarkanku kuliah di luar negeri. Begitu ayahku ada apa-apa, ibuku langsung memesan tiket pesawat dan besok mengantarku untuk pergi keluar negeri.”

Milki terisak sambil menggenggam tangan Clara. “Aku tidak ingin pergi. Tapi ibuku berkata jika besok aku tidak segera naik pesawat maka dia gantung diri.”

Clara pun mengambil tisu dari kotak tisu dan menyerahkannya kepada Milki untuk menyeka air matanya, “Jangan menangis lagi, menangis tidak akan bisa menyelesaikan masalah.”

Milki mengangguk dan memaksakan diri untuk berhenti menangis.

“Ayahku kemarin malam dibawa pergi oleh orang KPK. Sekarang masih menjalani pemeriksaan. Hanya saja perihal dia korupsi dan memanfaatkan jabatan yang dia miliki itu sudah ditetapkan sebagai kebenaran. Dia pasti masuk penjara. Ibuku bilang kalau aku masih tetap tinggal disini, yang ada aku hanyalah menjadi anak perempuan dari koruptor dan pasti akan dihina dan ditunjuk-tunjuk oleh orang. Ibuku sudah menyiapkan semuanya di luar negeri. Dia menyuruhku keluar negeri dan memulai kehidupan yang baru.”

Clara berpikir sejenak, lalu merasa apa yang dilakukan oleh Ibu Milki ini tidak salah. Orang tua sangat mencintai anaknya jadi harus memikirkan rencana yang jauh dan panjang untuk anaknya. Tea dan istrinya sepertinya sudah dari awal telah menyiapkan baik-baik jalan keluar untuk Milki.

“Apa yang dilakukan oleh bibi itu tidak salah. Kamu tidak ada gunanya juga tetap tinggal di sini, yang ada kamu malah akan muda menambah kekacauan yang ada.”

“Tapi, aku sangat khawatir kepada mereka.”Hati Milki sangat sedih, begitu memikirkan ayahnya akan menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara. Milki jelas tidak akan bisa hidup dengan tenang di luar negeri.

Milki mengangguk, dia menangis sambil mengepak kopernya.

Karena kejadian ini terjadi sangat tiba-tiba, jadi banyak sekali barang Milki yang harus dikepak. Clara membantu Milki mengepak dan membereskan barangnya. Mereka berdua begitu sibuk semalaman.

Milki pergi ke Amerika di hari berikutnya naik pesawat siang. Clara mengantarkan Milki ke bandara.

Milki dan Clara duduk menunggu di bangku tunggu sebelum check in.

“Setelah di Amerika, jangan lupa meneleponku.”

“Em.” Milki mengangguk.

“Jika kamu bertemu pemuda Amerika yang tampan dan ramah, kamu bisa mempertimbangkannya.” Kata Clara lagi.

“Em, aku tahu kok.” Milki memaksakan diri untuk tersenyum kepada Clara.

“Untuk Om dan bibi, aku akan menjaganya di sini.” tambah Clara.

“Em, Clara, terima kasih banyak.” Milki mengulurkan tangannya menarik tangan Clara dan menggenggamnya. Tangan Milki sangat sangat sangat dingin sekali. Dingin sampai bahkan terasa tidak ada suhu hangat pada tangannya.

“Di antara kita mana boleh bicara terima kasih.” Clara pun menggenggam tangan Milki, mencoba memberikan kehangatan padanya.

Nona besar dari keluarga Araya yang dari kecil hidup begitu manis dan bahagia, ini pertama kalinya mengalami ombak masalah kehidupan yang begitu besar. Tapi sikap Milki sekarang ini sudah cukup tegar dan kuat.

“Aku akan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku. Kamu sendiri itu, kapan berencana untuk mengadakan acara membahagiakan itu. Aku pasti akan pulang untuk bersulang dalam acara bahagiamu.”

“Masih sedang dipikirkan. Hanya saja, sementara ini masih belum dijadwalkan.” jawab Clara tersenyum sambil mengangkat bahunya.

“Clara, ketika masih bisa bersama, kalian harus baik-baik ya. Jangan sepertiku...” Menunggu ketika menyesal, tapi semuanya sudah terlambat.

Suara Milki tiba-tiba terdengar terisak begitu hebatnya. Setelah putus dari Vincent, hampir setiap harinya dia bertahan melewati hari dengan bergantung pada kenangan mereka berdua.

Waktu mereka bersama setiap detik dan setiap menitnya, bahkan ketika bertengkar saja, menjadi kenangan yang sangat manis untuk Milki.

Clara tidak tahu bagaimana menenangkan dan menghibur Milki, dia hanya mengulurkan tangannya dan menepuk pundak Milki.

Di saat inilah, terdengar suara dari speaker bandara yang mulai menyuruh para penumpang untuk segera check in. Milki pun segera menata suasana hatinya lalu menarik koper kecilnya dan bersiap untuk check in.

Dia berdiri di depan gerbang check in, dia tidak bisa menahan diri untuk menoleh dan melihat ke sekelilingnya. Setelah itu, tampak kekecewaan di tatapan matanya.

Clara mengulurkan tangannya lalu melambaikannya kepada Milki. Milki pun memaksakan diri tersenyum pahit sekali lagi.

Clara tahu, Milki sedang mencari seseorang yang sangat dinantikan dan diharapkannya. Sayangnya, Orang itu telah mengecewakan Milki.

Clara melihat sosok Milki yang perlahan menghilang masuk ke gerbang check in. Dia pun berbalik dan berniat keluar dari bandara. Tapi tidak disangka dia melihat Vincent yang ada di depan pintu bandara.

Vincent sedang merokok di depan pintu bandara, kelihatannya dia terlihat sedih dan lemas.

“Yoh, aku tidak salah lihat kan ini. Tuan muda Vincent tidak sedang menemani Nona muda Mulyati. Malah datang ke sini memang untuk apa.” Clara tidak bisa menahan diri untuk mencibirnya.

Vincent menundukkan kepala lalu segera merapatkan bibir tipis dan pucatnya.

Pagi hari ini, Vincent menerima pesan dari Milki. Milki berkata, ‘Aku pergi, kamu harus baik-baik’

Kemudian, dia seperti orang kesurupan saja langsung berlari pergi ke bandara. Dia tidak tahu Milki naik pesawat yang jam berapa, Dia mencari-cari Milki di bandara seperti orang gila.

Pada akhirnya, walaupun Vincent menemukan Milki, tapi dia malah hanya melihat begitu saja Milki pergi, dan tidak punya keberanian untuk mengentikan Milki.

Setelah diam cukup lama, Vincent berkata,“Aku dan Mulyati sudah putus.” Lalu dia berkata lagi, “Ini adalah kesepakatanku dengan pamanmu waktu itu.”

Clara terkejut. Tapi ketika memikirkan sikap pamannya kepada Vincent, Clara tidak merasa kalau ini di luar dugaannya. Paman adalah orang yang mengerti semuanya. Dia cukup sangat perhatian dengan anak tirinya, Mulyati ini. Jika memaksakan seorang pria yang tidak mencintainya di sampingnya, jelas tidak akan mendapatkan kebahagiaan apapun.

“Kalau begitu harusnya aku menyelamatimu. Terlepas dari jeratan Nona besar Mulyati dan sekarang juga berhasil membalas dendam kepala sekretaris Tea.

“Clara kamu tidak perlu begitu mencibir dan sinis kepadaku. Tea bisa jadi sekarang karena hasil perbuatannya sendiri. Harusnya dia merasa beruntung karena dia hanya mencuri barang ketika ayahku meninggal. Jika ada perubahan yang baik dan masih bisa hidup, dia pasti bisa keluar dari penjara.”

Kematian ayah dari Vincent ini telah melewati beberapa kali penyelidikan. Dan pada akhirnya diputuskan kalau ini memang murni kecelakaan lalu lintas saja. Ayah Vincent adalah seorang pimpinan yang sangat baik. Karena buru-buru pulang untuk mengurusi kecelakaan ledakan dan kebakaran di pabrik, dia pun akhirnya mengalami kecelakaan mobil karena berkendara dalam keadaan yang sangat lelah. Dan uang yang ada di mobilnya, memang diambil oleh Tea.

Kota ini telah membalas dan menenangkan jiwa ayahnya Vincent. Dia telah menerima penghargaan yang memang miliknya.

Vincent membuang rokoknya ke tanah lalu menginjaknya sampai mati. Setelah itu dia mendongak ke arah Clara, “Aku juga akan pergi segera. Aku akan membantu medis di afrika. Karena kita berdua bertemu di sini, sekalian saja aku mau pamit kepadamu. Clara, selamat berjumpa nanti, bye.”

Selesai bicara, Vincent pun melangkahkan kaki lalu berjalan keluar dari bandara.

Clara membeku di tempatnya, memandang ke arah Vincent pergi. Lalu dia menoleh ke arah gerbang check in di mana Milki pergi tadi. Ada perasaan yang rumit dan aneh dalam benaknya.

Banyak sekali, orang yang saling mencintai tapi tidak bisa mempertahankannya. Ini mungkin adalah lelucon untuk manusia dari Tuhan.

Seperti apa yang dikatakan oleh Milki, ketika masih bisa bersama, maka harus baik-baik saling menghargai satu sama lain.

Di saat ini, Clara tiba-tiba merindukan Rudy, sangat sangat sangat merindukannya.

Setelah satu minggu, Clara hampir selalu bermesra-mesraan bersama dengan Rudy. Jika tidak ada keharusan ke kantor, kebanyakan waktu Rudy digunakan untuk bekerja di rumah.

Di ruang kerja, Rudy duduk dan mengurus semua tugasnya di depan komputer. Sedangkan Clara duduk dan membaca buku di sofa depan jendela, kadang bermain hp dan kadang mendengarkan CD. Jika dia lelah membaca, dia mengangkat kepalanya dan menatap ke Rudy. Pria yang wajahnya sangat serius dan fokus, sungguh menggoda.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu