Suami Misterius - Bab 900 Siapa Yang Lebih Konyol

"Nenek, kakak ipar menindasku dengan begitu kejam, kamu harus mengadili masalah ini untukku!" Kata Petty sambil menangis.

"Apa yang kamu ingin aku lakukan? Apakah kamu ingin aku memanggil Clara datang dan memarahinya, atau biarkan Rendi menceraikannya?" Tanya Nenek Sunarya, dengan wajah muram.

Petty berpikir : Tentu saja, yang terbaik adalah membiarkan mereka bercerai.

Tetapi kata-kata semacam ini hanya ada didalam pikirannya, Petty masih tidak berani mengatakannya di depan Nenek Sunarya.

Nenek Sunarya mengambil cangkir tehnya, minum setengah cangkir teh dalam satu tarikan napas, untuk menekan amarahnya. "Apakah kalian pikir aku sudah cukup tua dan bisa mempermainkan aku ya. Perilaku kalian seperti ini disebut "Mencari perhatian", Clara memberimu perhatian itu berarti dia memberi kamu wajah. Tetapi jika dia tidak, itu juga tidak ada yang salah dengannya, hubungan kamu dan dia juga tidak terlalu dekat. "

"Bu! " Astrid memanggil, matanya tiba-tiba penuh dengan keluhan. "Bu, apakah kamu pikir kami ingin mencari perhatiannya tanpa rasa malu begini. Petty menandatangani sebuah perusahaan di bawah nama perusahaan Sutedja dan agennya terus bersikap acuh tak acuh terhadapnya, tidak memberinya peran, juga tidak memberikan pemberitahuan kepada publik, jelas-jelas mereka ingin menyembunyikannya. "

Setelah mendengar ini, Nenek Sunarya mengerutkan kening, "Aku akan bertanya pada Rendi tenSunarya masalah ini. Kalian berkelakuan dengan baik saja, jangan menimbulkan keributan lagi. Keluarga Sunarya tidak bisa menahan lagi."

Setelah berkata demikian, Nenek Sunarya akan mengantar mereka pergi. Pada saat ini, beberapa petugas polisi berseragam masuk.

Dipimpin oleh putra kedua keluarga Zhang, dia sekarang adalah kepala Tim Investigasi Kriminal Biro Kota.

Keluarga Sunarya dan keluarga Zhang memiliki hubungan pertemanan, karena itu, Nenek Sunarya mengenal putra kedua keluarga Zhang.

"Hembusan angin mana yang telah membawakanmu ke sini, Bibi Liu, segera sajikan teh." Nenek Sunarya berkata sambil tersenyum.

Tidak ada senyuman di wajah Tuan Muda Zhang dan sikapnya sangat tegas dan formal. "Nenek Sunarya, hari ini aku datang bukan untuk minum. Aku datang ke sini untuk urusan resmi."

Setelah selesa berbicara, dia langsung membiarkan anak buahnya menyerahkan surat perintah penangkapan kepada Nenek Sunarya. Penangkapan itu didakwa dengan pencurian.

Kemudian, dua polisi wanita datang ke sisi Petty, memborgol tangan Petty secara langsung dan dengan paksa mengangkatnya dari sofa.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian menangkapku?!" Petty berjuang dengan marah.

Melihat ini, Astrid segera bergegas maju dan menendang serta memukuli dua polisi wanita, "Lepaskan putriku, siapa yang memberi kalian keberanian untuk datang ke keluarga Sunarya dan menangkap orang!"

Dua polisi wanita khawatir tentang identitas keluarga Sunarya dan tidak melawan. Namun, Tuan Muda Zhang datang dan meraih lengan Astrid dan menariknya ke samping.

Tuan Muda Zhang terkenal dengan kecuekkannya dan ketika berkaitan dengan pekerjaan, dia tidak akan memihak kepada siapa pun. Secara alami, dia tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Astrid.

Astrid terlempar ke lantai dan tidak bisa bangun karena kesakitan. "Ini Rumah Keluarga Sunarya, kamu siapa? Berani bertindak sewenang-wenangnya di sini!"

"Nenek Sunarya selalu adil dan jujur, aku menangani masalah dengan tidak memihak dan dia tidak akan menyusahkan aku. Itu Nona Sunarya, kamu jangan mendiskreditkan keluarga Sunarya dan jangan menghalangi kita dalam menegakkan hukum tanpa memihak. Jika tidak, hanya dengan penyeranganmu terhadap polisi ini, aku dapat langsung mengundang Anda ke kantor polisi untuk minum teh. "

Setelah selesai berbicara, Tuan Muda Zhang hanya mengangguk kepada Nenek Sunarya dengan sopan, kemudian, membawa mereka pergi.

Dua polisi wanita bersikap kasar kepada Petty dan menyeretnya keluar dari rumah keluarga Sunarya seperti mayat.

Muka Petty menjadi pucat karena ketakutan, terpaksa diseret kedepan dan terus berteriak, "Bu, Bu, tolong aku!"

Dalam teriakkannya, dia dipaksa masuk ke dalam mobil polisi, mobil polisi yang bersiul dan pergi menjauh dari rumah Sunarya.

Melihat putrinya dibawa pergi, Astrid sangat ketakutan sehingga dia bersujud didepan Nenek Sunarya, "Bu, Bu, kamu harus menolong Petty, jangan biarkan dia masuk penjara!"

"Sekarang kamu sudah tahu takut! Kamu jelaskan padaku dengan jelas apa yang terjadi!" Nenek Sunarya sangat marah dan melemparkan surat perintah penangkapan ke Astrid.

Ketika polisi datang untuk menangkap orang, wajah keluarga Sunarya semuanya sudah dipermalukan.

Astrid khawatir putrinya akan mederita didalam sana, pada saat ini, dia juga tidak berani merahasiakannya lagi, dia berkata dengan takut-takut: " Petty juga sedang tergiur saat itu, dia mengambil mantel Clara, anak itu juga tidak berniat buruk. Clara juga sangat tidak masuk akal, bagaimanapun kita adalah satu keluarga, bagaimana dia bisa melapor polisi …… "

“Kamu diam!” Astrid diinterupsi oleh Nenek Sunarya sebelum dia menyelesaikan kata-katanya. Nenek Sunarya sangat marah dan menunjuk ke hidung Astrid dan berkata: “Jika sesuatu terjadi, kamu selalu menyalahkan orang lain, putrimu sendiri yang tidak masuk akal, dia terus mencuri barang-barang orang lain berulang kali, aku pikir ini adalah kebiasaan buruknya dan pantas ditangkap. "

Wajah Astrid pucat, dengan hati nurani yang bersalah, tidak berani mengatakan apa-apa.

"Di mana mantelnya?" Tanya Nenek Sunarya.

"Seharusnya di mobil Petty, dia kembali dari upacara penghargaan dan langsung datang ke sini." Selesai berkata, Astrid menyuruh Conan untuk pergi mengambil pakaian itu.

Conan tampak seperti sedang mencoba mengatakan sesuatu, tetapi dia ragu-ragu dan berkata, "Mantel itu digunting rusak oleh Petty."

Setelah mendengar ini, Nenek Sunarya sangat marah dan memukuli Astrid dengan kepalan, "Manusia macam apa yang kamu besarkan sampai sekarang!"

Astrid juga tidak melawan, memeluk paha Nenek Sunarya dan menangis tersedu-sedu.

Nenek Sunarya sangat marah, tetapi bagaimanapun juga, dia tidak bisa mengabaikan anak perempuan dan cucunya.

Dia menghela nafas, meminta pelayan untuk membawa ponsel kemari dan secara pribadi mencari nomor ke kepala biro kota untuk menanyakan tentang kasus Petty.

Meskipun ini adalah penyelidikan, tetapi Nenek Sunarya berbicara langsung dalam keadaan normal, Biro Kota tidak akan tidak memberikan keluarga Sunarya muka. Dalam kasus kecil seperti ini, orang pasti akan segera dibebaskan.

Namun, setelah diskusi, direktur dengan sopan berkata kepada Nenek Sunarya bahwa cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan keluar dari pengadilan.

Nenek Sunarya adalah orang yang cerdas dan segera mengerti apa yang dimaksud direktur.

Jelas, Rudy telah menjelaskan bahwa tidak mungkin bagi Biro Kota untuk melepaskan orang dengan mudah. Direktur ingin menjadi orang baik dan tidak ingin menyinggung perasaan siapa pun, secara alami, dia berharap mereka dapat menyelesaikan masalah melalui diskusi yang baik.

Setelah menutup telepon, raut wajah Nenek Sunarya menjadi lebih buruk. Setelah diam lama, dia mengambil ponselnya dan mencari nomor Rudy.

Telepon berdering lama sekali sebelum dijawab.

"Nenek." Di sisi lain telepon, terdengar suara rendah dan dingin Rudy.

Astrid dengan tidak sabar mendekati Nenek Sunarya dan mengulurkan tangan untuk menekan tombol speakerphone.

Nenek Sunarya menatapnya sekilas dengan dingin dan akhirnya meletakkan ponselnya di atas meja teh.

"Rendi, Petty baru saja dibawa pergi oleh Pertugas Polisi Kota, bibimu sangat khawatir dan berharap untuk bisa menyelesaikannya dengan damai. Bagaimanapun juga kita semua satu keluarga, tidak perlu membuat masalah terlalu jelek." Nenek Sunarya sedikit menurunkan postur tubuhnya dan berkata.

"Karena nenek menginginkan rekonsiliasi, maka berdamai saja." Suara Rudy dingin dan kata-katanya sangat tegas.

Rekonsiliasi adalah apa yang diinginkan Nenek Sunarya, tetapi bukan kehendaknya.

"Pakaian yang telah disentuh oleh orang lain, aku tidak akan pernah memakainya lagi. Biarkan bibi membayar uang saja." Rudy melanjutkan dengan tenang.

Begitu dia mendengar membayar uang, Astri agak kesal dan berteriak ke ponsel: "Mengapa aku harus membayarnya! Bukankah pakaian itu dibeli dengan uang keluarga Sunarya! Sungguh konyol, dia dapat membeli tas Hermes edisi terbatas kepada istrinya, tetapi malah memperhitungkan dengan bibi sendiri. "

"Konyol?" Setelah mendengar ini, Rudy tertawa rendah, tetapi suaranya penuh sindiran. "Orang yang mencuri barang berulang kali tidak lucu, tetapi mereka yang kehilangan barang itu malah di bilang konyol. Kalau begitu, kita serahkan saja kepada pihak polisi, mereka seharusnya bisa membedakan dengan jelas siapa yang lebih konyol."

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu