Suami Misterius - Bab 1190 Key Sedang Mandi

"Aku sudah sampai rumah, kamu sudah boelh pergi." Setelah Keyra turun dari mobil, langsung melemparkan kunci mobil kepada Remon.

"Keyra, kamu habis manis sepah dibuang." Remon menerima kunci mobil

Keyra tidak mempedulikannya, langsung masuk ke dalam vila, Remon juga ikut masuk.

Orang keluarga Sunarya tidak ada dirumah, di dalam vila kosong melompong.

Keyra berjalan lurus ke dalam dapur, mengeluarkan sebotol anggur merah. Dia kembali ke ruang tamu, menyadari kalau Remon tidak pergi, malah duduk bertopang kaki di sofa ruang tamu.

"Masih tidak pergi?" Tanyanya.

"Kamu sendirian minum bir tidak seru sekali, aku memaksakan diri saja menemanimu minum." Ucap Remon.

Keyra tidak mempedulikannya, membawa anggur naik ke atas, Remon juga ikut dia masuk ke dalam kamar.

Kamar Keyra, ada satu set sofa yang di depan jendela.

Keyra membuka anggur merah, duduk di depan jendela sambil minum. Remon berjalan kesana, duduk di hadapannya, mengangkat gelas, bertanya: "Ada apa denganmu, bertemu saingan langsung cemburu?"

Remon biasanya tampak pria bebas, tapi malah sangat pintar. Banyak sekali hal yang bisa dia ketahui dalam sekejap mata.

Keyra menyicip anggur merah, dengan tenang berkata: "Tidak termasuk saingan, hanya mantan saja."

"Jadi, sebenarnya kamu keberatan apa, kamu tidak berharap pria tidak mempunyai masa lalu bukan?" Remon menggoyang gelasnya, dengan santai lanjut berkata: "Aku saat masuk TK sudah bisa menggandeng tangan wanita, kalau kamu menginginkan pria seperti secarik kertas putih, sepertinya harus pergi ke rumah sakit departemen kandungan."

Keyra yang mendengarnya, langsung melototinya. "Kamu masih berani mengatakannya."

Remon saat masuk TK suka menggandeng tangan wanita, menarik kepangan rambut wanita. Pernah sekali dia menarik kepangan rambut Keyra, langsung ditampar Keyra, akhirnya dia meraung kesakitan.

Remon sepertinya juga teringat dengan masa lalu, tidak bisa menahan tawanya. Saat itu, dia pun berpikir, Keyra si harimau betina kecil ini, siapa yang berani menerimanya. Sekarang sungguh bertemu Alfy si pemberani yang tidak takut ini.

"Kalau memang mereka berdua sudah putus, maka membuktikan kalau tidak cocok, pria biasanya tidak akan kembali. Karena, tidak ada yang bersedia jatuh ke lubang yang sama dua kali." Remon menjelaskan.

Keyra mengangguk, "Aku tau. Semua yang bisa kamu pikirkan, apa mungkin tidak terpikir olehku."

"Jadi kamu tidak senang apa?" Remon tidak mengerti.

"Aku tau. Tapi aku masih tidak senang." Keyra menghela nafas pelan, menegakkan kepalanya dan menghabiskan anggur.

Remon : "............"

Remon hanya merasa tidak bisa mengatakan apa-apa. Kalau memang Keyra mengerti semuanya, malah masih membutuhkan alkohol untuk melupakan masalah, maka hanya bisa menjelaskan, dia terlalu peduli dengan Alfy.

Remon sungguh ingin tau, sebenarnya Alfy mempunyai pesona apa, malah bisa membuat Key pangling, menangis karenanya, tertawa karenanya.

Mereka berdua tidak mengatakan apapun lagi, sebotol anggur cepat sekali sudah habis.

Keyra mengambil sebotol anggur dengan asal, efek samping alkohol semakin kuat, dia meletakkan gelas, semacam linglung.

"Kamu pulang dulu, aku sudah mau tidur." Setelah Keyra selesai berbicara, berjalan masuk ke dalam kamar mandi, setelahnya, terdengar suara air mengalir di dalam kamar mandi.

Remon juga sedikit pusing, dalam keadaan setengah mabuk sadar. Dia berdiri, tengah bersiap untuk pergi, tiba-tiba mendengar dering handphone dari tas Keyra.

Dia mengeluarkan handphone, juga tidak melihat nama yang muncul di layar, langsung menjawab.

"Dia sedang mandi, kamu tunggu sebentar."

Lalu, Remon mengambil handphone, berjalan ke depan pintu kamar mandi, mengetuk dengan kuat, "Key, teleponmu."

Di dalam kamar mandi tidak ada jawaban, Remon malas mengurusi, meletakkan handphone di atas rak depan pintu kamar mandi, langsung pergi.

Setelah Keyra selesai mandi, mengganti baju dan keluar, melirik handphone yang terletak di depan pintu. Dia mengambil handphonenya melihat, di dalamnya ada sebuah pesan yang belum dibaca dan telepon yang belum dijawab, semuanya dari Alfy.

Karena Zara, Keyra pun menjadi kesal terhadapnya. Untuk pertama kalinya, dia tidak membalas pesan pria idamannya, setelah mematikan handphone, langsung berbaring ke atas tempat tidur, tidur lelap.

Mungkin karena efek alkohol, Keyra tidur lelap, hanya saja hari kedua bangun tidur, merasa sedikit sakit kepala.

Keyra langsung memakan dua pil obat pereda sakit, langsung dengan buru-buru pergi ke firma hukum.

Dia baru saja masuk ke depan pintu firma hukum, langsung dipanggil masuk ke kantor oleh Ralia.

Kasus Brigita sudah memasuki tahap kedua, CEO Li tidak putus asa mencari Keyra lagi.

CEO Li tampak lebih rapuh dari kemarin, rambutnya memutih setengah, tampak seperti orang tua yang sekarat.

Brigita dihukum penjara 20 tahun, seorang wanita seumur hidup mempunyai berapa kali 20 tahun, dia seumur hidup ini hampir hancur, sebagai ayah, CEO Li jauh lebih menderita dari siapapun.

CEO Li, berdiri di hadapan Keyra, seperti mengemis, "Pengacara Keyra, kumohon bantu Brigita, meskipun bisa mengurangi hukumannya setahun saja........."

CEO Li yang pernah bersinar tanpa batas, saat ini, hanya seorang ayah yang murahan, yang bersedia melakukan apa saja demi putrinya. Penampilannya membuat Keyra tanpa alasan merasa sedih.

Dalam detik itu, Otak Keyra terlintas bayangan ayahnya.

Ayahnya, berstatus tinggi, dihormati puluh ribuan orang. Namun, dihadapannya, hanya seorang ayah biasa. Saat kecil, saat ayahnya berbicara dengannya, akan membiasakan diri menundunk, menyetarakan tatapan mereka.

Awalnya Keyra memikirkan Diana makanya tidak menerima kasus ini, sekarang tidak ada pertimbangan lagi, tentunya tidak akan menolak.

CEO Li berterimakasih sekali, bahkan berlinang air mata, malah membuat Keyra tertekan sekali. Kalau hasil sidang kedua tidak sesuai harapan, dia tidak tau harus bagaimana bertanggung jawab.

Ralia sangat memperhatikan kasus Brigita , meskipun Keyra adalah pengacara pembela, Ralia malah mengumpulkan semua pengacara di firma hukum rapat untuk membicarakan arah dan rencana pembelaan.

Alasan Ralia sangat memperhatikan kasus ini, bukan karena bayarannya mahal, tapi karena lawan dari pengacara pembela adalah musuh bebuyutannya.

Dina yang memberitahu Keyra tentang ini.

Dina seperti pendongeng, "Hal ini, ceritanya panjang..........."

"Kalau begitu singkat saja." Keyra memotongnya dengan tidak sabar.

"Begini........." Dina masih termasuk dengan sederhana menceritakan masalah tentang Ralia dan pengacara Luo.

Ralia dan pengacara adalah sepasang kekasih saat kuliah, setelah tamat bekerja di firma hukum yang sama. Karena pendapat sebuah kasus tidak cocok, lalu berpisah.

Ralia dimulai dari mengundurkan diri, bekerja di firma hukum baru. Awalnya dia mengira mereka berdua hanya konflik sesaat, cepat sekali pasti akan berbaikan. Akhirnya, tidak lama dia mengundurkan diri, pengacara Luo pun menikah dengan anak perempuan direktur firma hukum.

Ralia termasuk terluka berat oleh kekasihnya, memfokuskan semua semangatnya ke dalam karir, mendirikan firma hukum sendiri, merebut tidak sedikit pelanggan dan kasus pengacara Luo.

Meskipun sekarang Ralia sudah sukses, menjadi wanita kuat terkemuka di industri ini, tapi sampai saat ini masih sendiri. Sebaliknya pengacara Luo, keluarganya sempurna, mempunyai sepasang anak laki-laki dan perempuan.

Setiap kali, Ralia bertemu pengacara Luo di persidangan, selalu harus memenangkan gugatan ini, mengalahkannya sampai tampak menggenaskan.

Keyra rapat seharian, bahkan tidak sempat makan siang, setelah selesai lembur di malam hari, langit di luar sudah gelap sekali.

"Dokumen ini sudah aku susun hampir selesai, lihat penjara sana, aku sudah pergi kesana, besok pagi kita pergi menjumpai tersangka si Brigita . Tapi, aku dengar putri CEO Li sangat memberontak, belum tentu mau bekerja sama dengan kita."

"Aku mempunyai cara membuatnya bekerja sama." Setelah Keyra mengatakannya, menutup laptopnya, kedua jari memijit tulang hidung, berdiri dari kursi. "Pulanglah, istirahat dengan baik semalaman. Mulai sekarang, sampai sidang dimulai, akan ada pertarungan sengit yang harus dilawan."

"Kali ini lawan kita adalah pengacara Luo, memang tidak boleh kalah." Dina menepuk pundak Keyra, bertanya: "Sebenarnya kamu mempunyai keyakinan sebesar apa?"

"Mengurangi waktu hukuman Brigita tidak susah. Tapi kalau ingin membuat pengacara Luo sampai tidak bisa mengangkat kepalanya, anak itu butuh cuaca, lingkungan dan hati orang yang cocok." Jawab Keyra.

Dina seorang asisten biasa, tidak mengerti perkataan sedalam ini, juga dengan peka tidak bertanya lebih banyak lagi, tapi bertanya: "Mau pergi makan snack malam tidak? Daerah sebelah jalan ada sebuah restoran barbeque, rasanya lumayan enak."

"Boleh juga." Keyra mengangguk setuju.

Mereka berdua keluar dari firma hukum, baru saja turun dari tangga, melihat sebuah mobil besar hitam berhenti di depan tangga, Alfy setengah bersandar di pintu mobil, sedang menunduk merokok, di bawah kakinya, sudah banyak sekali abu rokok bertebaran. Tampaknya, dia sudah menunggu lama sekali.

Dina melihat demikian, tersenyum dan menepuk pelan baju Keyra, "Sudah ada yang menemanimu makan snack malam, aku pergi dulu, tidak jadi obat nyamuk."

Dina selesai berbicara, dengan cepat menuruni tangga, memanggil sebuah taksi di pinggir jalan dan pergi.

Sedangkan Keyra sudah sampai di hadapan Alfy, bau rokok yang kental, membuatnya tersedak dan batuk beberapa kali.

Alfy langsung mematikan ujung rokok, pupilnya menggelap, melihatnya dengan dalam.

Keyra mengangkat wajahnya, dengan tersenyum bertanya: "Sudah menunggu lama sekali bukan? Kenapa mau datang tidak bilang dulu?"

"Aku sudah meneleponmu, tapi tidak ada yang menjawab." Ucap Alfy.

Keyra tercengang, mengeluarkan handphone dari dalam tas, menyadari kalau handphonenya terus dalam keadaan diam, di dalamnya ada puluhan panggilan dari Alfy.

"Maaf, hari ini terus rapat, jadi handphone kubuat mode diam." Ucap Keyra dengan merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Yang penting kamu baik-baik saja." Jawab Alfy.

Lalu, keduanya terdiam sejenak, lampu jalan yang bersinar menyilang ke belakang, membuat bayangan gelap panjang di belakangya.

Keyra tidak sengaja menunduk, melihat bayangannya di atas tanah, ada banyak sekali puntung rokok yang tidak bisa dihitung.

Dia mengerutkan keningnya, dia mengingat, Alfy jarang sekali merokok.

"Kamu, kenapa?" Tanya Keyra dengan penasaran, "Apakah ada masalah di perusahaan? Atau........."

"Tidak." Nada bicara Alfy yang dingin menghentikannya, "Hanya saja sedikit merindukanmu."

Setelah Alfy berbicara, langsung mengulurkan lengan memeluknya, lengan yang kekar memeluk tubuhnya erat.

Keyra langsung masuk ke dalam pelukannya, menghirup nafas bersih, yang bercampur bau tembakau, tapi tidak terlalu bau.

Hanya saja, Alfy memeluk terlalu erat, bahkan sedikit membuatnya sesak nafas. Alis Keyra yang cantik sedikit berkerut, merasa, pria idamannya hari ini sedikit berbeda, tapi dia tidak bisa memikirkan dimana anehnya.

Jelas-jelas, bukankah harusnya dia yang marah, dia tanpa alasan diajari oleh cinta pertamanya, kehilangan nafsu makan, menyia-nyiakan makanan enak, dia masih belum mencari Alfy untuk mengganti rugi.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu