Suami Misterius - Bab 940 Harus Dirahasiakan

Setelah menutup telepon, Rudy tetap memegang sterling mobil dengan satu tangan dan terus menelepon.

Dia menghubungi nomor telepon Clara, tapi selalu dalam kondisi tidak terjawab.

Rudy mengerutkan kening dan menghubungi nomor Olga, menelepon dua kali berturut-turut, tetap tidak ada yang jawab.

Sebagai prajurit dari pasukan khusus, ponsel Olga selalu aktif 24 jam dan sama sekali tidak akan muncul situasi tidak terjawab.

Muncul situasi seperti ini, hanya ada dua kemungkinan, yaitu sengaja tidak menjawab, ataupun terjadi kecelakaan.

Tapi tidak peduli kemungkinan manapun, semuanya membuat Rudy sangat kesal.

Rudy hendak terus menghubungi telepon Olga, sebuah pesan teks tiba-tiba masuk.

Olga mengatakan: Pemimpin, Nyonya bilang ingin menenangkan diri sejenak, dia memintamu jangan mencarinya.

Setelah membaca pesan teks, Rudy mengerutkan kening.

Kemudian mobil berhenti di tepi jalan, dia membalas sebuah pesan teks: Jaga baik dirinya.

Setelah mengirim pesan teks, dia tidak menerima balasan apapun.

Rudy tiba-tiba merasa sakit kepala, gadis kecilnya selalu suka mengeluarkan soal sulit padanya.

Rudy menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, tangannya memegang erat ponselnya.

Dia memijat bagian jembatan hidung, kemudian menghubungi nomor telepon Raymond.

Telepon hanya berdering dua kali, langsung diangkat.

“Bos, ada perintah apa?”

Raymond berkata.

“Menyelidiki di mana Clara berada, aku ingin mengetahui keberadaannya sesegera mungkin.”

Rudy memerintah.

“Ok, aku akan meminta bawahanku pergi mengecek ke Kementerian Perhubungan, kemudian mengirimkan pesan padamu.”

Raymond berkata.

...... Dan pada saat ini.

Clara dan Olga sedang duduk di bangku kayu lapangan alun-alun melihat anak-anak memberi makan pada merpati.

Clara mengenakan mantel yang tebal, topi katun, sarung tangan katun dan sepatu boots, menutup dirinya dengan rapat, bulu rubah putih di leher membuatnya terlihat berbulu.

Matanya yang jernih seperti anak kecil, sudut bibirnya sedikit tersenyum, ketika melihat burung-burung merpati terbang di langit, hatinya merasa tenang.

Seorang gadis kecil berlari menarik layang-layang, lalu tersandung sesuatu dan jatuh di samping Clara.

“Hati-hati.”

Clara membungkukkan tubuh, membantu mengangkat anak gadis itu.

Gerakannya mengejutkan Olga "Kamu hati-hati, jangan sampai melukai anak di perutmu.”

Clara memeluk gadis kecil dan tersenyum menggelengkan kepala pada Olga "Aku baik-baik saja.”

Clara berjongkok di lantai, mengulurkan tangan menepuk debu di lutut gadis kecil.

Gadis kecil sekitar tiga atau empat tahun, rambutnya diikat, wajahnya bulat dan sepasang matanya yang besar berlinang air mata, mungkin karena sakit.

“Sakitkah? Jangan takut, aku akan membawamu pergi mencari ibumu.”

Clara menggandeng tangan gadis kecil dan berkata dengan nada lembut.

Gadis kecil mengangguk dan membiarkannya menggandeng tangannya dengan patuh.

Saat ini, ibunya gadis kecil juga bergegas datang, memeluk anaknya ke dalam pelukan dengan wajah cemas " Nana , ada apa? Apakah kamu jatuh, sakitkah?”

“Sakit.”

Gadis kecil menangis dalam pelukan ibunya.

Ibunya memeluk gadis kecil, dia merasa cemas, marah dan sakit hati "Sudah berapa kali aku memberitahumu jangan sembarang berlari, selalu tidak mendengar, sudahlah jangan menangis lagi, ibu memelukmu.”

Ibu memeluk gadis kecil pergi, Clara melihat punggung mereka, dia merasa adegan ini sangat harmonis.

Olga memapahnya duduk kembali ke bangku, sepertinya mengetahui pikirannya, dia berkata: “Kamu tidak perlu mengagumi orang lain, beberapa bulan lagi, kamu juga akan memiliki putrimu sendiri, memiliki sepasang putra dan putri, sungguh menyenangkan.”

Setelah mendengar, Clara memutar kepala menatapnya dan bercanda: “Apakah prajurit dari pasukan khusus semuanya begitu pandai berbicara?”

“Mulutku paling bodoh, hanya tahu membicarakan kebenaran.”

Olga terus berkata dengan serius: “Pemimpin benar-benar sangat baik padamu, lembut dan penuh perhatian.”

Clara tersenyum dan berpikir dalam hati: Rudy benar-benar sangat baik padanya, akan lebih baik lagi kalau dia bukan seorang pemimpin.

Clara sangat berharap Rudy selamanya adalah penganggur yang dia nafkahi.

“Olga, apakah kamu memiliki pacar?” Clara bertanya.

“Dulu punya.”Olga menjawab

"Dia juga sebagai prajurit dalam pasukan khusus, pernah sekali ketika sedang menjalankan misi, dia berkorban demi melindungiku.”

Setelah mendengar, Clara terkejut dan berkata dengan penuh bersalah "Maaf, aku.....” “Tidak apa-apa.”

Olga menggelengkan kepalanya.

Pacarnya telah meninggal selama tiga tahun, dia sudah keluar dari masa-masa sulit.

Olga akan hidup dengan baik, akan terus menjalankan cita-cita mereka dan terus melindungi negara.

“Cuaca menjadi dingin, Clara ayolah kita kembali.” Olga berkata.

“Ya.”

Clara mengangguk "Cuaca terlalu dingin, mari kita mencari sebuah restoran dan memakan semangkuk mie hangat.”

“Apa? Kamu tidak ingin kembali ke rumah?” Olga bertanya dengan wajah cemberut.

“Ya, tidak ingin kembali. Biarkan dia mencariku, biarkan dia panik.”

Clara berdiri, sepatu bot menginjak di batu bata biru, mengeluarkan suara lembut.

Tidak jauh dari lapangan alun-alun ada sebuah jalan makanan, Clara memilih sebuah restoran mie yang terlihat cukup bersih dan memesan dua mangkuk mie sapi.

Clara dan Olga duduk berhadapan sedang memakan mie.

Mie-nya lumayan enak, tapi agak pedas.

Sambil makan, Clara berkeringatan.

Tapi Olga tidak berselera, matanya penuh kekhawatiran.

Dia adalah prajurit, tidak mendengar perintah pemimpin, tidak mengangkat telepon pemimpin, malah menemani Clara melarikan diri, tidak tahu apakah dirinya akan dihukum setelah kembali.

Dan kalau terjadi sesuatu pada Clara, dia bahkan tidak sanggup membayar dengan nyawanya sendiri.

“Clara, kapan kamu ingin kembali? Pemimpin pasti sangat panik.” Olga bertanya.

Clara baru saja ingin menjawab, ponsel di dalam sakunya berdering lagi.

Dia menyangka Rudy yang meneleponnya, dia berpikir dalam hati, kalau Rudy merayunya beberapa kata, dia langsung kembali bersamanya.

Namun, nama penelepon yang muncul di layar ponsel adalah Sora .

Clara berwajah bingung, mengapa Sora meneleponnya, mereka tidak terlalu akrab.

Clara mengangkat telepon dengan curiga.

Dalam telepon, nada Sora agak cemas, dia memohon Clara membantunya.

Setelah mendengar, Clara merasa sakit kepala.

“Masalah yang begitu besar, mengapa kamu tidak memberitahu Kak Lun, dia adalah agenmu.”

“Aku.... aku tidak berani. Kak Lun pasti akan memakanku.”

Sora berkata dengan gelisah "Kakak Clara, kamu memiliki banyak kenalan, bisakah membantuku mencarikan seorang dokter yang bisa diandalkan, untuk menyelesaikan masalah ini.

Kakak Clara, kamu paling baik, kamu pasti akan membantuku.”

Akhirnya Clara menyetujuinya dengan tak berdaya.

Setelah menutup telepon, Clara berpikir, Dokter yang paling dapat diandalkan yang dia kenal hanyalah Lena, jadi dia menelepon Lena.

Setelah berdering beberapa kali, langsung terjawab.

Terdengar suara Lena seperti petasan.

“Kamu masih tahu menghubungiku, aku menyangka kamu siap-siap menghilang dari dunia.

Apakah kamu tahu, suamimu sedang mencarimu di mana-mana.....” “Lena.”

Clara memotong kata-katanya, dia memegang dahinya dengan satu tangan dan berkata dengan sedikit sakit kepala "Lena, bantu aku.

Buatkan janji untuk operasi aborsi...... Dan masalah ini harus dirahasiakan."

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu