Suami Misterius - Bab 150 Dia Terburu-buru Mau Buang Air Kecil

Ketika Clara sedang berpikir bagaimana cara untuk meloloskan diri, pada saat ini, pintu kamar pribadi tiba-tiba terbuka.

“Oh, kebetulan banget, semua orang berkumpul hari ini, kalian sudah bisa berkumpul untuk bermain mahjong.” Seiring dengan nada suara yang bercanda, seorang pria tampan dan tinggi berjalan masuk dengan senyum malas di wajahnya.

Ketika beberapa pria di ruang pribadi melihatnya, mereka semua berdiri tanpa sadar, "Tuan Raymond, kebetulan banget, kami tidak menyangka akan bertemu dengan anda di sini."

Beberapa pria yang ada di kamar pribadi ini semuanya adalah orang-orang yang terkemuka di Kota A, tetapi mereka tidak ada yang berani berpura-pura sombong di depan Raymond, siapakah Raymond? Pembantu Tuan Muda Rudy, pria yang paling terkemuka di Kota A saat ini.

“Aku lihat kalian sini sangat ramai, apakah kalian keberatan jika aku ikut bersenang-senang dengan kalian?” Raymond setengah bersandar di pintu kamar pribadi dan bertanya sambil tersenyum.

"Tuan Raymond ingin bersenang-senang bersama kami, itu adalah sebuah kehormatan bagi kami, dan kami tidak mungkin menolaknya." Tidak ada yang berani tidak memberi Raymond wajah.

Raymond tersenyum dan berjalan masuk ke kamar pribadi, dia secara acak memilih tempat duduk untuk duduk.

“Tuan Raymond sendirian datang ke sini?” Salah satu pria dengan menyanjung menuangkan anggur kepada Raymond.

"Aku datang bersama teman." Setelah Raymond selesai berbicara, tatapannya secara alami melihat ke luar pintu.

Beberapa orang yang ada di kamar pribadi juga secara tidak sadar melihat ke pintu, dan Clara juga melihat ke pintu, kemudian dia melihat Rudy berjalan masuk.

Rudy berpakaian santai hari ini, dia tidak mengenakan jas, dia hanya mengenakan kemeja warna gelap, mansetnya digulung dengan santai, sehingga memperlihatkan lengannya yang kuat, dia memasukkan satu tangannya ke saku celana, sementara tangan lainnya memegang rokok.

Rudy sangat low profile, dan dia hampir tidak pernah muncul di depan media atau di depan umum. Oleh karena itu, nama Tuan Muda Rudy sangat terkenal di Kota A, tetapi hanya sedikit orang yang benar-benar pernah melihatnya.

Beberapa pria yang hadir kira Rudy hanyalah teman Raymond, meskipun mereka tidak bisa menyebutkan namanya, tetapi temperamen Rudy yang low profile dan sombong tidak bisa diabaikan.

Semua orang yang hadir sudah berada di dunia bisnis selama bertahun-tahun, dan mereka memiliki indra penciuman yang sangat tajam, mereka tahu bahwa pria yang memiliki temperamen seperti itu pasti bukan pria yang sederhana.

Oleh karena itu, sikap mereka terhadap Rudy juga sangat sopan.

Rudy memberi orang perasaan acuh tak acuh, dan dirinya menunjukkan keterasingan yang dingin.

Dia duduk di seberang Adolf, kemudian mengangkat kakinya, matanya yang dalam memandang tubuh Adolf, dan membuat orang tidak bisa menebak emosinya.

Dan Adolf duduk di sofa dengan tenang, dia adalah satu-satunya yang tidak berdiri untuk menyapa Raymond, dan juga merupakan satu-satunya yang mengenali Rudy.

Hanya saja, status Rudy sangat berharga, dan status dia juga tidak buruk, jadi dia tidak perlu membungkuk untuk menyanjungnya.

Perhatian Adolf masih jatuh pada Clara, Clara tidak pernah patuh padanya, hal tersebut membuatnya sedikit tidak sabar.

Tidak ada yang salah dengan seorang wanita menggunakan trik licik, tetapi kesabaran Adolf terbatas, ketika dia hendak mengulurkan tangan dan menarik Clara, suara yang rendah dan dingin tiba-tiba terdengar.

"Untuk apa kamu berdiri di situ? Cepat kemari dan tuangkan anggur untukku." Rudy menatap Clara dan berkata.

Clara sangat bahagia bahwa ada seseorang yang menyelamatkannya, dan dia dengan bahagia duduk di sebelah Rudy.

Dia dengan patuh menuangkan anggur untuk Rudy dan dengan patuh menyerahkan gelas anggur kepada Rudy.

Mata Rudy yang dalam meliriknya dengan ringan, dia sengaja mengabaikannya sebentar, kemudian baru mengulurkan tangan untuk mengambil gelas anggur tersebut.

Telapak tangannya yang bersih dan ramping mengambil gelas anggur tersebut, dia sedikit menggoyangkan gelas anggur, membiarkan percikan cairan merah kena di dinding kaca kristal, tetapi dia sama sekali tidak bermaksud untuk minum.

Clara dan Rudy juga tidak mengucapkan apa-apa, dan Clara tidak lupa bahwa mereka masih dalam perang dingin.

Rudy sangat jelas tidak bermaksud mengambil inisiatif untuk berbicara, dia hanya duduk diam, kemeja warna gelap di tubuhnya menyatu dengan cahaya redup di sekelilingnya, sehingga emosinya semakin tidak terlihat.

Kerahnya sedikit terbuka, dadanya yang berwarna perunggu samar-samar naik turun, sehingga terlihat sangat seksi dan dingin.

Udara di sekitarnya sangat sunyi, dan juga tertekan sampai membuat orang susah bernafas, hanya rokok yang menyala di ujung jarinya, cahaya rokoknya yang kadang redup kadang cerah menjadi satu-satunya barang yang sedang bergerak.

Clara tidak bisa tahan mencium bau rokok, dia merasa sedikit tidak nyaman, dia ingin meraih rokok yang ada di ujung jari Rudy, lalu melemparkannya ke lantai dan menginjaknya.

Clara berpikir begitu, kemudian dia juga mengulurkan tangan dan meraih rokok yang belum terbakar habis di antara dua jari ramping Rudy, lalu dia mematikannya di dalam asbak kristal di depannya.

Merokok, merokok, merokok, hati-hati kamu mati karena merokok, Clara berpikir dalam hati.

Ujung jari Rudy menjadi kosong, dan dia sedikit mendongak, matanya yang tenang dan dalam kembali menatap Clara, emosinya tersembunyi dalam, wajahnya tidak ada fluktuasi sama sekali, dia hanya mengulurkan tangannya.

Telapak tangannya jatuh di kaki Clara, dan beberapa jarinya yang panjang masuk ke dalam rok Clara.

Clara mengenakan gaun putih yang selutut hari ini, roknya kena anggur merah dan membentuk beberapa gambar bunga ume merah, telapak tangan Rudy setengah tertutup di bawah roknya, sehingga tidak tampak mencolok.

Clara memelototinya dengan ganas, dia baru saja mau mengeluarkan telapak tangan Rudy yang nakal dari roknya, tetapi Rudy tiba-tiba mencondongkan tubuh, dan suaranya yang magnetis dan rendah bergumam pelan di telinganya: "Tunggu aku di luar. "

Clara menatapnya dengan tertegun, lalu dia segera mengerti maksudnya.

Clara bangkit dari sofa dan sekaligus melepaskan tangan Rudy, kemudian dia berkata kepada yang lain, "Maaf, aku pergi ke kamar mandi sebentar."

Kemudian, dia menginjak sepatu hak tinggi, dan dengan cepat berjalan keluar dari kamar pribadi.

Setelah Clara pergi, Rudy juga berdiri, dia berjalan keluar dengan acuh tak acuh, tanpa memberikan penjelasan apapun.

Tuan Muda Rudy selalu bersikap dingin.

Para investor lain yang hadir saling memandang, dan mereka sangat bingung.

“Tuan Raymond, teman anda ini?” Dia bertanya ragu-ragu.

Raymond sedang mencicipi anggur merah dan menjawab dengan santai, "Dia terburu-buru mau buang air kecil."

Semua orang: "..."

Clara dan Rudy sudah keluar sebentar, tetapi mereka masih belum kembali, salah satu dari mereka bertanya, "Tuan Raymond, teman anda sudah pergi ke kamar mandi untuk waktu yang lama, Apakah perlu aku meminta seseorang untuk pergi mencarinya?"

"Tidak perlu, dia sangat suka bersih, dia tidak bisa buang air kecil di luar, jadi dia sudah pulang rumah untuk buang air kecil." Raymond sembarang berkata.

Semua orang: "..."

Bukankah dia terburu-buru untuk buang air kecil? Apakah dia masih bisa tahan sampai pulang rumah?

Saat ini Adolf baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak benar, bukan hanya Rudy yang tidak kembali, tetapi bahkan Clara juga tidak kembali, dia mengingat tadi Rudy berbisik di telinga Clara, jangan-jangan mereka sudah sepakat untuk pergi membuka kamar.

Apakah bebek yang sudah dimasak masih bisa terbang? Wajah Adolf menjadi sangat dingin, dan reaksi pertamanya adalah mengejar mereka kembali.

Tapi begitu dia berdiri, Raymond telah meraih lengannya. "Tuan Muda Adolf, jangan buru-buru untuk pergi, ayo kita minum bersama."

“Aku buru-buru mau buang air kecil.” Adolf berkata dengan ekspresi dingin.

"Oh, kebetulan banget, aku juga ingin buang air kecil, mari kita pergi bersama." Raymond berdiri dengan malas dan tersenyum dengan sangat jahat, sangat jelas, dia berencana untuk menjaga Adolf.

Api di mata Adolf sudah hampir mau terbakar, dia berpikir: Raymond benar-benar adalah anjing yang dibesarkan oleh Rudy, dia menjagaku dengan ketat, karena dia takut aku akan merusak rencana tuannya.

Pria lain yang hadir juga minum terlalu banyak anggur, kemudian dia juga berdiri dan meletakkan lengannya di bahu Adolf, "Aku juga ingin pergi ke kamar mandi, ayo kita pergi bersama."

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu