Suami Misterius - Bab 10 Lihat Bagaimana Aku Memberimu Pelajaran

Clara sedikit gugup, tanpa sadar melihat laki-laki yang di sampingnya. Laki-laki itu mengepulkan asap rokok, seperti tidak ada keinginan mau membantu dia.

Clara berjongkok, segera memasukkan kamera pengintai ke vas bunga yang ada di meja samping kasur, kemudian, menarik Rudy masuk ke dalam lemari.

Di dalam lemari sangat gelap sekali, Clara mengeluarkan telepon genggam, membuka. Kamera pengintai terkoneksi dengan telepon genggamnya, melalui aplikasi bisa melihat keadaan di luar.

Di layar teleponnya tampak, Roy yang bertubuh gemuk sedang berada diatas wanita paruh baya, gerakannya sangat kasar sekali, ekspresi wanita itu terlihat sangat kesakitan.

"Sepertinya diberi obat." Terdengar suara laki-laki diatas kepala Clara.

"Apa kita perlu lapor polisi?" Clara mengangkat kepala, menyadari wajah tampan laki-laki itu sangat dekat dengan wajahnya, tercium aroma tubuhnya.

Saling berpandangan, bola mata Rudy yang hitam, seperti terbakar.

"Aku tidak suka mengurusi hal-hal yang tidak penting, terserah kamu." Rudy berkata, suaranya terdengar merdu.

Adegan di telepon genggam Clara masih terus berlanjut, di luar lemari terdengar nafas berat laki-laki dan erangan kesakitan seorang wanita.

"Hm, tidak perlu mengurusi hal yang tidak penting." Clara menganggukkan kepala dengan yakin, dahinya memanas, bersama dengan laki-laki dewasa normal sembunyi di dalam lemari dan menonton adegan seperti ini, benar-benar suatu hal yang sangat canggung. Clara segera mematikan telepon genggamnya.

Setelah telepon dimatikan, di dalam lemari kembali gelap, makin lama makin pengap. Karena ruang gerak terbatas, tubuh mereka berdua sangat dekat, Clara merasa hatinya tidak karuan.

Dari luar lemari terdengar suara pintu ditutup, akhirnya orang yang diluar keluar juga.

Clara segera membuka lemari, melompat keluar.

Rudy dengan kaki jenjangnya, perlahan keluar dari dalam lemari. Melihat Clara sedang mengambil kamera pengintai dari vas bunga.

Setelah Clara mengambil kamera pengintai, dia segera berlari keluar, baru berjalan beberapa langkah seperti teringat sesuatu, tiba-tiba berjalan kembali.

Dia berhenti di depan Rudy, tiba-tiba menjulurkan tangan memegang kerah baju Rudy, melihat merek baju. Versace, ini merek ternama.

"Mau menggoda aku?" Rudy menghisap rokok, kepulan asap rokok mengenai wajah Clara.

Clara melepaskan kerah bajunya, berjalan mundur. Dia terbatuk karena asap rokok itu.

"Jangan keseringan merokok, hati-hati nanti bisa cepat mati." Clara berkata dengan tidak senang, kemudian dari dalam tasnya mengeluarkan dompet, menulis cek sebesar 100 juta dan memberikan ke Rudy.

"Jangan boros-boros, kalau kamu masih berani ambil uang susu untuk beli baju bermerek, lihat bagaimana aku memberimu pelajaran."

Clara berkata dengan serius, kemudian, berbalik dan pergi.

Rudy melihat Clara yang berjalan pergi, menyeringai.

Rudy kembali ke kamarnya, di dalam kamar, melihat Raymond Christian yang sedang duduk di atas sofa, sedang menyeduh teh.

"Teh yang baru diseduh, coba dulu." Raymond Christian menyodorkan mangkuk teh, dengan dingin ditolak oleh Rudy. Dia tidak tertarik dengan teh.

Raymond Christian juga tidak peduli dengan penolakannya, meneguk teh itu, kemudian meletakkan mangkuk teh, berkata: "Dengar-dengar setelah rapat direksi, diputuskan setelah ini kamu akan mengurus semua hal di perusahaan?"

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu