Suami Misterius - Bab 371 Tidak Melupakan Awal Percintaan

Dibelakang mereka, ada satu pasangan yang juga baru mengambil foto.

Wanita itu memegang foto bertanya:”Suamiku, kamu lihat apakah kita cocok?”

Pria itu memeluknya dan berkata:”Tentu saja cocok, kita berdua memang dilahirkan untuk berpasangan. Di dunia tidak bisa menemukan pasangan yang begitu cocok seperti kita.”

Selesai berbicara, dia lalu bernyanyi :”Aku mencintaimu, mencintaimu, seperti tikus mencintai beras....”

Clara menoleh melihat mereka, lalu memandang Rudy. Seperti sedang berkata: Belajar dari orang lain.

Rudy:“……”

Saat itu dia ingin memerintahkan orang untuk menutup mulut pria itu, omong kosongnya banyak sekali.

“Nona Santoso, Tuan Sutedja, mari sebelah sini.” Pekerja itu memimpin mereka naik keatas.

Orang-orang dilantai dua tidak begitu banyak, sangat jelas hanya melayani orang dengan status seperti Rudy.

“Keduanya silahkan isi formulir dulu. “Pekerja itu memberikan formulir pada mereka.

Clara dan Rudy duduk di depan meja, mengambil pulpen dan mulai mengisi formulir.

Rudy menulis dengan sangat cepat, dia sudah selesai mengisi. Membuat Clara sangat tertekan, dan masih mengisi salah, lalu mengambil formulir yang baru.

Selesai mengisi formulir, lalu memberikan foto, formulir dan dokumen yang berhubungan kepada pekerja.

Clara hanya butuh memberikan kartu identitas dan kartu keluarga.

Formalitas Rudy lebih banyak, kartu identitas, kartu keluarga, laporan aplikasi yang dikeluarkan dari tentara, surat ulasan politik, surat pengantar, dan sertifikat tentara.

Clara:“……”

Setelah tertegun begitu lama dia baru sadar, Rudy masih memiliki pangkat militer, dia pikir dia sudah mengundurkan diri.

“Rudy, kita ini adalah pernikahan militer.”

“Em.” Rudy mengangguk.

“Kalau begitu maka tidak bisa bercerai!” Clara merasa sedikit dikendalikan. Dan juga tidak tahu apakah masih sempat jika menyesal sekarang.

“Boleh bercerai.” Rudy berkata, “Jika aku melakukan kesalahan besar, kamu bisa mengajukan perceraian.”

Clara:“……”

Kesalahan besar yang dikatakan, terlalu ambigu. Hampir sama dengan tidak boleh bercerai.

“Apa sekarang kamu menyesal?” Rudy tertawa bertanya.

Clara menggeleng dengan tidak ragu, meletakkan kepala dibahu dia, “Tidak. Aku ingin menikah denganmu saat umur 15 tahun. Hanya saja terus tidak bisa menemukanmu. Lalu, Mamaku menyuruhku menikah dengan Marco, dia merasa jika aku masuk ke keluarga Ortega, dia baru merasa tenang. Akhirnya, setelah berputar cukup lama, aku menikah denganmu juga.”

Rudy tersenyum hangat, mengulurkan tangan meraba kepalanya.

Saat keduanya mengobrol, pekerja tiba-tiba melihat kemari, pandangan matanya sedikit aneh.

“Ada masalah apa?” Clara bertanya.

“Mohon keduanya tunggu sebentar, aku pergi bertanya ke atasan.” Pekerja itu tersenyum sedikit, lalu, pergi sambil membawa kartu keluarga Clara.

Clara melihat ke Rudy dengan bingung.

Rudy tertawa, mata hitamnya melihat dalam. “Kartu keluarganya palsu.” Dia berkata.

Clara tertegun, lalu, merasa marah. Pantas saja Yanto dengan begitu mudah memberikan kartu keluarga, rupanya menunggu saat seperti ini.

Dia dan Rudy pergi ke Biro Urusan Sipil, akhirnya kartu keluarganya palsu. Mereka harus kembali dengan sedih, harga diri Rudy akan hilang. Lalu mereka akan kembali ke rumah keluarga Santoso, memohon Yanto memberikan kartu keluarga, dan mungkin akan diberikan yang sudah dimanipulasi.

Clara merasa, dia sudah menghargai Yanto. Tapi Yanto tidak menghargainya.

“Benar-benar kurang ajar, aku pergi mencari dia!” Clara buru-buru bangkit, tapi di tahan oleh Rudy.

“Tidak usah buru-buru, tunggu saja.” Rudy memegangnya untuk kembali duduk.

Tanganya satu memegang Clara, tangan satu lagi memegang rokok, asap perlahan menyebar.

Ekspresi wajah Rudy dingin dan meremehkan, “Ayahmu kira sebuah kartu keluarga bisa menekanku, benar-benar meremehkanku. Selama orangnya asli, aku Rudy pasti bisa menikahinya.”

Dan tentu saja, tidak lama kemudian, pekerja kembali, membawa sertifikat pernikahan, lalu, memberikan stempel di atasnya.

Clara memegang sertifikat pernikahan yang baru selesai, merasa ini sedikit tidak nyata, dan sedikit senang.

Mulai saat ini, mereka adalah sepasang suami istri.

Keduanya bergandengan tangan, turun dari lantai dua. Telepon Rudy berdering, dia pergi ketempat lain untuk mengangkat telepon.

Clara berdiri menunggu di pintu lobi.

Di pintu banyak orang berlalu lalang, ada pasangan suami istri yang terseyum bahagia, ada yang berwajah sedih,suami istri yang sambil berjalan sambil bertengkar

Biro urusan sipil tempat ini, bukan hanya mengurus masalah pernikahan, setiap hari suami istri bertengkar yang datang juga tidak sedikit.

Clara melihat sepasang suami istri, keduanya sambil berjalan sambil bertengkar, pertengkarannya sangat sengit, wanita itu menggendong anak dalam pelukannya, anak itu berada di bahu ibunya, menangis karena terkejut.

“Sudah bisa pergi.” Rudy datang setelah selesai menelepon, tersenyum hangat.

Clara mendongak memandangnya, tiba-tiba berkata:”Rudy, disana sepertinya untuk mengurus perceraian, kita pergi melihatnya.”

Rudy mengernyit, memandangnya dengan ragu-ragu, tapi akhirnya mengangguk.

Saat keduanya sampai di ruangan mengurus perceraian, langsung terdengar suara pertengkaran yang sengit.

Wanita itu berkata:” Kamu seperti bayi yang tidak tumbuh besar, aku setiap hari sibuk dan capek bekerja, sampai dirumah masih harus mencuci baju, masak, membersihkan rumah, menjaga orang tua dan anak. Kamu pulang bekerja hanya bermain game, dan membuat kamar menjadi seperti warnet, asap rokok dimana-mana.”

“Aku tidak menyuruhmu melakukan, bukankah aku sudah menyuruhmu menyewa pembantu.” Pria itu berkata dengan tidak puas.

“Ibumu jika tidak mengeluh masakan pembantu tidak enak, maka mengeluh pembantu tidak membersihkan rumah dengan baik, pembantu membawa anak, ada sekali membuat kepala anak berdarah. Akhirnya, yang disalahkan ibumu itu aku. Aku sudah cukup melewati hari-hari seperti ini, cerai!” Wanita itu berbicara sambil berteriak.

“Cerai ya cerai, siapa yang takut!” Pria itu membalasnya.

“Anak dan rumah adalah milikku, kamu pindah keluar dari rumah.” Wanita itu berkata lagi.

“Berdasarkan apa, rumah itu ayah dan ibuku yang beli.” Pria itu membalas.

Suara pria dan wanita itu semakin besar, akhirnya menggunakan tangan. Pekerja sibuk melerai mereka.

Tangan Clara yang memegang tangan dia dengan erat, Rudy melihat tangan mereka yang saling menggenggam, dia sedikit mengernyit.

“Ayo pulang.” Dia berkata menyadarkan.

“Em.” Clara mengangguk, keduanya berjalan keluar dari ruang pengurusan perceraian.

Clara menggenggam tangannya, pandangan matanya menjadi serius.

“Rudy, awalnya, aku tidak berencana untuk menikah. Pernikahan ibuku yang gagal, membuatku takut.

“Kamu lihat orang-orang ini, saat mereka menikah juga pasti menyukai satu sama lain. Awal pernikahan pasti akan terasa bahagia. Lalu, kehidupan yang melelahkan mengubah mereka menjadi keluhan.

“Rudy, aku harap, jika ada suatu hari, kamu sudah tidak mencintaiku lagi, atau aku tidak mencintaimu lagi. Kita jangan saling menyakiti, banyak mengingat saat-saat seperti ini.

“Rudy, menurutmu apa yang paling penting dari sebuah pernikahan? Menurutku adalah tidak melupakan awal percintaan."

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu