Suami Misterius - Bab 641 Patuh Di Depan Dan Bertindak Diam-diam Di Belakang

Suasana keluarga Sunarya sangat harmonis, begitu memasuki rumah, dia langsung mendengar suara tawa Wilson yang ceria, Nyonya Sunarya ikut berlari di belakang cicit buyutnya, dan tersenyum senang.

Bahron sedang duduk membaca koran di sofa, dan mengenakan kacamata, tidak terlihat tua, tetapi menambahkan sedikit temperamen elegan.

Ardian sedang menyiapkan makan malam, ketika melihat Rudy dan Clara bergandengan tangan memasuki rumah, dia berkata dengan suara lembut: "Kalian kembali kebetulan bisa makan bersama."

Clara agak segan, kembali pas waktu makan.

Dia mengikuti Rudy ke ruang makan, seperti seorang menantu kecil.

Sekeluarga duduk bersama, meskipun hanya makan makanan sederhana, juga terasa sangat hangat.

Tentu saja, kalau Ardian tidak menentangnya, Clara akan merasa sempurna.

Di tengah makan, Ardian meletakkan peralatan makan dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada Clara.

Ardian berkata: "Cepat atau lambat, kalian akan pindah kembali ke Beijing, sampai saat itu pekerjaan Rudy akan semakin sibuk.

Dia sibuk, kamu juga sibuk, selalu berpisah sepanjang tahun, keluarga tidak mirip keluarga, tidak peduli seberapa bagus hubungan kalian, juga akan terjadi masalah."

Topik ini agak susah dilanjutkan, Clara menundukkan kepalanya dan berpura-pura makan tidak berkata.

Dia tidak berkata, Ardian terus melanjutkan: "Aku tidak melarangmu bekerja, tapi aku berharap kamu bisa berusaha merawat keluargamu sebanyak mungkin. Bagaimanapun, statusmu saat ini adalah istrinya Rudy dan ibunya Wilson.

Kalau kalian memiliki rencana ingin melahirkan anak kedua, sebaiknya dilakukan lebih awal.

Melahirkan di usia muda, bisa pulih lebih cepat."

Clara sedang minum sup, dan hampir tersedak.

Sebenarnya dia lumayan takut dengan Ardian.

Ardian adalah ibu mertuanya yang sebenarnya, selalu berwajah suram, dan selalu tegas ketika menegur orang.

Clara mengulurkan tangan mengambil tisu untuk menyeka mulutnya, dia mengedipkan matanya kepada Rudy, ingin meminta Rudy membantunya.

Tapi, Tuan keempat sama sekali tidak melakukan kontak mata dengannya, tidak tahu apakah dia tidak melihatnya atau sengaja.

Clara sangat marah, diam-diam melepaskan sandalnya, merentangkan kaki, menendang kaki Rudy yang duduk di seberangnya.

Clara tidak percaya, Rudy berani pura-pura mati.

Clara menendang beberapa kali pada paha Rudy, akhirnya Rudy mengangkat kepala dan menatapnya dengan tatapan mendalam.

Mereka saling memandang satu sama lain, Clara melihatnya meletakkan peralatan makan dengan tenang, mengambil tisu dan menyeka sudut mulutnya dengan anggun.

Rudy menurunkan tangannya ke bawah, dan memegang pergelangan kakinya.

Ujung jari Rudy yang sedikit kasar menggosok lembut pada pergelangan kakinya yang ramping, suhu ujung jarinya terasa panas dan membuatnya terasa gatal, pipinya memerah, Clara merasa malu dan segera menarik kembali kakinya dengan panik.

Mungkin karena tergesa-gesa, dia tidak sengaja mengenai kaki meja.

“Aduh.......” Clara kesakitan dan membungkukkan tubuh memegang pergelangan kakinya.

“Anak ini, makan pun begitu ceroboh.”

Nada suara nenek terdengar tak berdaya, dan bertanya dengan penuh khawatir, “Terluka?”

“Tidak, baik-baik saja.”

Clara memegang kakinya dengan satu tangan, dan melambaikan tangannya yang satu lagi.

Saat ini, Clara sangat malu, dia tidak sabar ingin mencari sebuah lubang dan sembunyi ke dalam, sepasang matanya berlinang air mata dan memelototi Rudy dengan ganas.

“Sakit?”

Rudy tersenyum bertanya, berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke samping Clara dan membungkukkan tubuhnya, dia mengulurkan tangan, mengangkat kakinya, dan memijat.

“Sakit, jangan terlalu kuat.”

Alis Clara yang indah berkerut.

“Hanya memerah, tidak berdarah.”

Selesai berkata, Rudy berdiri.

Mendekatinya dan langsung menggendongnya dari tempat duduk.

“Nenek, ayah, ibu, kalian makan dulu.

Aku membawa Clara kembali ke kamar.”

Selesai berkata, Rudy menggendong Clara keluar dari ruang makan.

“Ayah menggendong ibu!”

Wilson mengulurkan tangan menutup wajahnya, pura-pura malu.”

“Anak kecil makan, jangan banyak bicara.”

Ardian berkata.

Dan pada saat ini, Clara telah bersembunyi ke dalam pelukan Rudy.

Bermesraan secara terang-terangan di depan orang tua, Clara merasa sangat malu.

Jadi, sampai Rudy menggendongnya kembali ke dalam kamar, dia masih bersembunyi di dalam pelukannya.

“Sekarang tahu malu?”

Mengangkat kaki menggodaiku di depan orang tua, mengapa kamu tidak merasa malu?”

Rudy tersenyum berkata.

“Kamu masih berani bilang! Ketika ibumu menegurku, mengapa kamu tidak membantu?

Rudy, adakah suami sepertimu! Apakah kamu tidak mencintaiku lagi?”

Clara berkata dengan nada suara manja, mengulurkan tangan menarik dasi di leher Rudy, dan menariknya mendekatinya.

Rudy menggelengkan kepala, tersenyum dan mengulurkan jari mencubit dagunya, “Kamu begitu pandai menggodai orang, bagaimana mungkin aku tidak mencintaimu?”

“Lalu mengapa kamu tidak membantuku?”

Clara membuka lebar mata menatapnya.

“Membantah kata-kata kakak di depan nenek dan ayah, wajahnya pasti akan terlihat buruk.

Menyinggungnya hanya akan membuatnya lebih menentangmu.

Biarkan dia mengatakan apapun yang ingin dia katakan, kamu sebagai junior, cukup mendengarnya saja.

Pokoknya, ada lindungan dariku, kamu cukup patuh di depan dan bertindak diam-diam di belakangnya.”

Rudy menjelaskannya dengan sabar, jarinya mencubit dagu Clara dengan lembut.

Clara tersenyum puas, dan menarik lagi dasi di lehernya, jarak keduanya menjadi semakin dekat.

Clara mengangkat dagunya, dan mencium bibirnya.

“Suamiku paling baik, aku harus memberikan hadiah.”

“Hanya begini?

Kamu benar-benar pandai mengabaikanku.”

Sambil berkata, tangan Rudy yang hangat sudah memegang belakang kepalanya, menundukkan kepala dan mencium bibirnya.

Wajah Clara memerah, lengannya perlahan-lahan merangkul lehernya dan membalas ciumannya.

Kemudian seluruh tubuh Clara ditarik ke dalam pelukannya.

Clara duduk di pangkuannya, tubuh mereka menempel bersama, suhu tubuh Rudy seolah-olah akan membakarnya.

Dan di luar kamar, Ardian mengangkat tangan ingin mengetuk pintu, tapi melihat adegan ini melalui pintu yang tidak tertutup rapat.

Clara duduk di dalam pelukan Rudy, keduanya berciuman dengan mesra.

Lengan Rudy merangkul pinggang Clara, sepertinya sedang memeluk sebuah permata yang berharga, begitu semangat dan tak terkendali.

Ardian perlahan-lahan melepaskan lengannya, menghela nafas, berbalik dan turun ke bawah.

Dalam ingatannya, putranya selalu lebih dewasa daripada anak-anak seusianya, dan selalu bersikap acuh tak acuh terhadap semua masalah.

Dia masih ingat, sebelum bertunangan dengan Rahma, Ardian pernah bertanya tentang pendapatnya.

Pada saat itu, Rudy berkata dengan tenang: Dia sangat baik, pengertian, lembut, berpengetahuan luas dan cocok dijadikan istri dalam segala aspek, aku merasa ini sudah sangat baik.

Terhadap Nona keluarga Mirah, dia hanya merasa 'cocok', tapi terhadap Clara, dia sangat jelas terpesona olehnya.

Ardian kembali ke ruang makan, tidak terlihat nenek dan Wilson, makanan di atas meja telah dikemas dan diganti dengan peralatan teh yang indah.

Bahron sedang duduk mencicipi teh, terlihat sangat santai.

“Ke mana ibu dan Wilson pergi?”

Ardian bertanya.

“Ibu membawa Wilson bermain ayunan di halaman.”

Bahron menjawab.

“Ibu sudah tua, selalu menemani anak berlarian di luar, bagaimana kalau terlalu lelah dan jatuh?

Pembantu ada ikut?”

Ardian bertanya dengan penuh khawatir.

“Bibi Limengikutinya, apa yang akan terjadi di dalam rumah, kamu tidak perlu terlalu khawatir.”

Bahron memegang cangkir teh dan tersenyum berkata: “Ada Wilson di sisinya, Ibu terlihat lebih muda belasan tahun, seluruh tubuhnya terlihat semangat.

Ada seorang anak di dalam sebuah keluarga, langsung terasa ramai, manusia kalau sudah berumur, tidak meminta lainnya, hanya ingin menikmati kebahagiaan kekeluargaan.”

Bahron tidak menahan diri berkata dengan penuh perasaan.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu