Suami Misterius - Bab 698 Membela Seseorang Dengan Tanpa Prinsip

“Aku sudah tanya, kejadian saat itu terlalu tiba-tiba, jadi tidak ada yang tahu siapa yang mendorong Clara.”

Bahron berkata lagi.

“Saat itu terlalu banyak orang di tepi kolam, semua orang bisa jadi tersangka, susah kalau mau selidiki.

Tidak masalah, cepat atau lambat pasti akan ketahuan.”

nenek Sunarya berkata dengan reaksi dingin, lalu mengeluh lagi, “Clara baru saja kembali ke keluarga Sunarya, sudah langsung mengalami kejadian seperti ini.

Pesawat Ardian seharusnya sudah mendarat juga, tunggu dia pulang, suruh dia yang sebagai ibu mertua coba menghibur menantu baru ini.

Baru saja masuk ke rumah, jangan sampai membuat anak-anak merasa kecewa.”

“Aku mengerti.”

Bahron mengangguk.

Ardian pulang dari perjalanan dinas, ketika baru masuk ke rumah, Bahron sudah menceritakan sekilas kepadanya mengenai kejadian yang terjadi pada hari ini.

Ardian juga tidak berdaya, keluarga Sunarya adalah keluarga besar, sehingga tidak bisa menghindari perselisihan yang terjadi antara anggota keluarga.

Ardian membereskan isi koper terlebih dahulu, lalu berjalan ke arah kamar Rudy dan Clara.

Ardian baru saja ingin mengetuk pintu, namun pintunya telah terbuka dari dalam ketika dia baru mengangkat tangannya.

Rudy berdiri di dalam kamar, tatapan matanya sangat dalam, namun emosionalnya sangat datar.

“Anda sudah pulang ya ?”

“Iya, baru pulang.

Clara di mana ?

Aku datang menjenguk dia.”

Ardian selesai bicara langsung beranjak masuk ke dalam kamar, Rudy otomatis meluangkan jalan untuknya.

Di dalam kamar, Clara sedang duduk di atas sofa kecil depan jendela sambil bermain game dengan ponselnya.

Clara melihat Ardian berjalan masuk, dengan biasanya berdiri dari sofa dan menyapa, “Ibu.”

“Iya.”

Ardian mengangguk dan duduk di samping Clara, lalu bertanya dengan lembut, “Sudah diperiksa dokter ?”

“Iya.

Sudah minum obat, tidak sakit lagi.”

Clara menjawab dengan sopan.

“Sakit saat menstruasi mungkin bisa membahayakan kesehatan, jangan anggap remeh karena mengandalkan umur yang masih muda.”

Ardian mengingatkannya.

Clara mengangguk menjawabnya.

Setelah selesai basa basi, Ardian mengangkat kepala dan melirik sekilas pada Rudy, lalu berkata, “Kamu keluar dulu, aku mau bahas berdua dengan Clara.”

Rudy sedang mengenakan pakaian santai yang berwarna krim, dia tetap duduk di atas kursi, sama sekali tidak bermaksud untuk berdiri.

“Clara tidak ada hal yang perlu disembunyikan dari aku.”

Ardian sedikit mengerutkan alis, anak kandung sendiri menentang perintah dirinya demi melindungi wanita lain, Ardian merasa dirinya adalah ibu yang gagal.

Suasana menjadi kaku dalam seketika.

Clara mengulurkan tangannya dan menarik sudut baju Rudy, lalu berkata dengan suara yang ringan :”Atau, kamu keluar dulu.”

Rudy melirik sekilas ke arah Clara, dan menoleh sambil menatap Ardian, lalu berkata dengan nada ringan :”Kebetulan Anda di sini juga, aku ada masalah yang mau diskusi dengan Anda, aku bermaksud membawa Clara dan Wison pindah keluar…” “Rudy !”

Rudy belum menyelesaikan pembicaraannya, Ardian telah memotong dengan nada dingin.

Suasana menjadi semakin dingin dan kaku.

Ardian tidak menatap Rudy, tatapannya langsung jatuh pada tubuh Clara.

“Anak kandung aku sendiri, aku sangat mengerti dengannya.

Ini pertama kalinya dia tidak mempedulikan apapun, membela seseorang dengan tanpa prinsip.

Clara, dia begitu membela dirimu, bagaimana denganmu ?

Kamu bisa melakukan apa demi dirinya ?

Membuat dia kesusahan karena terjepit di antara kamu dan saudaranya ya ?

Clara, ibumu terlalu cepat meninggal dunia, mungkin juga tidak ada yang pernah mengajari kamu bagaimana menjadi seorang menantu kan.

Tidak masalah, aku bisa pelan-pelan mengajarimu.

Kamu menikah dengan Rudy, kami selalu menganggap kamu sebagai anak kandung sendiri.

Tidak pernah membebani kamu dalam segi keturunan, tidak pernah juga mengharuskan kamu mengerjakan pekerjaan rumah dan melayani mertua.

Tetapi keluarga Sunarya adalah keluarga besar, orang yang banyak pastinya menandakan masalah yang banyak.

Kejadian kali ini, memang terlalu menyusahkan dirimu, tetapi ayahmu dan nenek juga bukan orang yang tidak pengertian, tidak peduli apakah sekarang maupun ke depannya, kami tetap akan melindungimu.

Clara, kamu coba tanya hatimu sendiri, bagaimana perlakuan nenek, aku dan Bahron terhadap kamu, bagaimana juga perlakuan Rudy terhadap kamu ?”

Ardian menasihati dengan panjang lebar, lalu mengeluh nafas berat, “Kamu sendiri coba pikir baik-baik.

Seandainya nekat mau pindah juga, aku tidak akan menghalangi kalian lagi.”

Ardian telah berkata demikian, seandainya Clara nekat pindah keluar, tandanya sedikit tidak tahu diri.

…. Sementara pada saat ini, Altria sedang merajuk sendirian di dalam kamarnya.

Samara mengetuk pintu dan berjalan masuk, reaksinya sangat berhati-hati.

“ Altria, sebenarnya, aku melihat kakak iparmu sengaja menyeret kamu ke dalam kolam.”

“Kamu lihat juga ! Kalau begitu kenapa kamu tidak mau bilang dari tadi !”

Altria menarik lengan Samara dengan emosional, “Ayo, kita jelaskan sama nenek, aku mau semua orang mengetahui sifat asli Clara.”

Namun Samara malah membuang tangannya, lalu menggeleng kepala dengan tampang ragu, “Aku, aku tidak berani.

Altria, jangan-jangan kamu masih belum mengerti juga, nenek Sunarya sama tuan Sunarya sudah berpihak sama Clara.

Kalian barusan sedang debat dan masih belum mendapatkan hasil, nenek Sunarya sudah langsung memaki kamu, namun dia sama sekali tidak menyalahkan Clara.

Mereka bahkan sudah memperlakukan kamu dengan tidak adil, aku hanya orang luar, mana berani sembarangan berkata jujur.”

Altria semakin emosi setelah mendengarnya.

“Clara, nenek dan paman sudah dicuci otak sama wanita itu.

Rendi Sunarya lebih lagi terjerumus dalam godaannya.

Cepat atau lambat, aku akan memaparkan rupa asli Clara.”

“ Altria, kamu juga jangan terlalu emosi, intinya kamu hanya nona sepupu keluarga Sunarya, kalau tidak senang tinggal di rumah Sunarya ini, masih bisa pulang ke rumah sendiri.”

Samara menasihatinya.

Akan tetapi, Samara semakin menasihati, Altria malah semakin emosi, bagaikan balon yang terus diisi oksigen, kesannya sudah hampir meledak.

“Berdasarkan apa dia menyuruh aku pulang ! Nenek sama paman sangat menyukaiku, aku sudah main di keluarga Sunarya sejak kecil, mau tinggal berapa lama juga sesuka hatiku.

Seandainya bukan anak haram yang bernama Rendi Sunarya itu muncul secara tiba-tiba, abangku sudah menjadi kepala keluarga Sunarya.”

Altria membentak panjang lebar.

Samara melihat demikian, buru-buru berkata dengan nada ketakutan, “ Altria, kamu jangan emosi.

Sudah malam, aku sudah harus pulang.

Besok ada jadwal pekerjaan lagi.

Bye.”

Setelah Samara meninggalkan kamarnya, Altria yang sedang emosi menghancurkan semua barang di dalam kamarnya.

nyonya kedua Sunarya tidak berhasil menasihatinya, sehingga sangat pusing, akhirnya emosional Altria mulai mereda setelah Su Loran datang menghiburnya.

Mungkin dikarenakan terlalu ribut dalam seharian ini, Altria juga merasa kelelahan, sehingga sudah mulai tidur ketika hari telah gelap.

Pada keesokan harinya, Altria mengajak Su Loran belanja bersama, sehingga juga bangun dengan pagi.

Pada saat dia masuk ke ruang makan, sudah langsung melihat Clara dan Wilson yang sedang sarapan di sana.

Di atas meja makan terletak sebuah cake yang sangat wangi, ada telur mata sapi, sepiring salad buah, dan juga setengah gelas susu stroberi.

Semua ini adalah menu kecantikan Altria, pembantu sengaja menyediakan ini untuk dirinya, namun sekarang malah dimakan oleh Clara dan anaknya.

Altria menjadi emosi dalam seketika.

Dia beranjak ke hadapan Clara dengan penuh amarah, lalu membentak dengan kuat, “Siapa yang mengizinkan kalian menyentuh menu sarapan aku ?”

Wilson sedang menunduk kepala untuk makan cake, setelah mendengar bentakan Altria yang penuh amarah, sendok di tangannya terjatuh di atas meja.

Clara mengulurkan tangan untuk memeluk anaknya, lalu mengerutkan alis sambil menatap Altria dengan tatapan dingin, “Sarapan kamu ?

Jangan-jangan di atas makanan ada tulis namamu ya ?

Atau, di dalam rumah ini, ada makanan yang hanya bisa dimakan dirimu, tetapi tidak bisa dimakan oleh aku sama Wilson !”

“Semua orang tahu kalau menu kecantikan ini adalah makanan aku, pembantu sengaja menyiapkan untuk aku.

Aku tinggal di rumah ini sudah dua puluhan tahun, semua orang tahu kalau aku adalah nona keluarga Sunarya.

Kamu hanya apaan, bukannya hanya wanita jalang yang dibawa pulang oleh anak haram itu, kamu tidak ada hak untuk makan makanan aku…” Clara terus mendengar kata-kata kesombongan Altria, namun dia tidak membalas apapun, hanya menatap ke arah belakang Altria dengan tatapan datar.

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu