Suami Misterius - Bab 476 Sang Ayah Mertua

Rudy sedang bersiap untuk berangkat kerja ketika menerima panggilan telepon dari Hyesang.

Clara berdiri di depannya, berjinjit untuk membantunya memasangkan dasi.

Clara suka rebah-rebahan, dia masih mengenakan piyama, berencana untuk kembali tidur setelah Rudy pergi bekerja.

Kaki putihnya menginjak karpet kasmir tebal, rok piyama mengibas-ibas. Tubuh gadis yang tidak henti bergoyang-goyang di hadapan Rudy membangkitkan gairah Rudy untuk meraihnya dan meremasnya ke dalam pelukan.

Untungnya, Hyesang menelepon kemari sehingga gairahnya tertahankan. Dia mengangkat telepon, keduanya berbicara secara singkat tentang proyek yang direncanakan di kota tua.

Ketika Rudy mematikan telepon, dasi telah selesai diikat Clara.

“Suamiku tampan sekali.” kata Clara sambil tersenyum, sepasang lengan lembut melingkari leher Rudy, bibir merah lembut mengecup bibir tipisnya, memberinya ciuman manis.

"Direktur Rudy, pulanglah lebih awal malam nanti, hari ini adalah hari ulang tahun ‘sang ayah mertuamu’, kita cukup menyetor muka saja." Clara dengan sengaja menekan kata ‘sang ayah mertua’, nada suara penuh sindiran.

Alis tajam Rudy terangkat, "Kalau kamu tidak suka, maka tidak usah pergi saja. Aku akan meminta Johan untuk menyiapkan hadiah untuknya."

Tidak perlu dipikir, Rudy pun tahu bahwa setiap kali Yanto mengundang mereka pulang ke rumah Santoso, dia selalu memiliki niat tersendiri.

Kini, meski Yanto telah melanjutkan kembali pekerjaannya, tapi ia tidak lagi bertanggung jawab atas keuangan dan perpajakan, tetapi bertanggung jawab atas beberapa pekerjaan propaganda, tidak memiliki kekuatan nyata. Yanto yang berambisi tinggi tentu tidak akan puas dengan status sekarang.

Kebetulan, wakil eksekutif walikota Komite Partai Kota baru saja dipindahkan. Agaknya Yanto menargetkan posisi ini dan ingin meminta bantuan Rudy.

Ini benar-benar bukan masalah besar bagi Rudy. Bagaimanapun, Hyesang adalah pemimpin kota A, memobilisasi wakil walikota hanyalah masalah mau atau tidak.

Tapi ketika Rudy memikirkan 'sang ayah mertua', Yanto... …lupakan saja, begitu dia membuka permulaan ini, selanjutnya akan terus diikuti oleh keserakahan keluarga Santoso yang tanpa batas.

Clara sama sekali tidak peduli dengan kekuasaan Yanto. Di matanya, jika Yanto benar-benar memiliki kemampuan, dia tidak akan bergantung pada wanita untuk membangun bisnis.

"Kenapa aku harus menghindar darinya? Itu adalah rumahku! Rumah vila tempat Keluarga Santoso tinggal dibangun oleh kakekku sendiri. Ibuku tumbuh di sana, aku juga dilahirkan dan dibesarkan di sana, aku akan merebut kembali semua itu, baik itu rumah Santoso maupun Tianxing Media."

“Oh, ambisimu besar sekali” Rudy mengolok-olok sambil tertawa kecil. Dia mengulurkan tangan dan meremas wajahnya yang berekspresi serius.

"Sudah, aku harus pergi bekerja. Kamu dan Wilson tinggal di rumah, gaul dengan harmoni."

“Seakan-akan aku akan menggertak putramu.” Clara menumbuk-numbuk dadanya sambil tersenyum, mengantarnya ke luar rumah. Sampai mobil menjauh, barulah dia memasuki rumah.

Wilson mengikuti kelas Bahasa Inggris pada siang hari, Sus Rani membawanya ke kelas, Clara kembali tidur lagi.

Ketika Wilson dijemput pulang oleh Sus Rani, Clara menemaninya makan siang dan bermain bersama di halaman.

Tengah pasangan ibu dan anak bermain dengan gembira, Porsche biru Rudy melaju masuk ke halaman.

“Ayah!” Melihat mobil, Wilson menggerakkan kaki dan berlari ke arahnya.

Clara juga berjalan ke arah pasangan ayah dan anak sambil tersenyum, "Kenapa pulang secepat ini?"

“Aku menolak sebuah pertemuan, biar bisa menemanimu pulang ke rumah Santoso lebih awal, agar bisa pulang lebih awal juga di malam hari.” jawab Rudy dengan santai.

Faktanya, pertemuan pada malam nanti tidak bisa dibatalkan sama sekali, jadi dia hanya bisa mengutus Raymond untuk menghadiri pertemuan tersebut. Raymond meratap-ratap, mengeluh bahwa Rudy mengganggu waktunya menaksir wanita.

Mereka bertiga berdampingan memasuki villa. Clara menyerahkan anak kepada Sus Rani. Setelah naik dan mengganti pakaian, dia keluar bersama Rudy.

Begitu mobil Rudy melaju masuk ke halaman villa Keluarga Santoso, Yanto segera membawa Wini untuk menyambut kedatangan mereka di luar villa.

Penampilan Yanto tidak banyak berubah, mungkin karirnya tidak berjalan lancar, sehingga dia kelihatan lebih kuyu dari sebelumnya.

Sedangkan Wini tampak berseri-seri. Berdandan glamor, mengenakan kalung berlian di leher, sangat pamer. Dia yang sekarang tampak seperti dua orang yang berbeda jika dibandingkan dengan penampilan gadis desa kecil yang dulu.

Clara memandangnya sambil mencibir dengan penuh hinaan. Vivi memberitahunya bahwa akhir-akhir ini Wini tidak berlaku baik, dia bahkan merengek-rengek pada Yanto untuk membawanya ke Tianxing Media, bertingkah seperti orang kampungan yang tidak pernah melihat sesuatu yang modern, benar-benar lucu.

Wini selalu ingin melibatkan diri dalam perusahaan, tetapi Tianxing Media dipimpin oleh Heru, Heru bukanlah orang yang mudah dihadapi, hanya beberapa kata, Wini langsung terusir olehnya.

Karena ini, Wini menangis dan bergaduh. Untuk menyenangkan 'selir' ini, Yanto meminta kepada Heru untuk mengizinkan Wini berpartisipasi dalam sebuah iklan.

Setelah keinginan Wini menjadi selebriti dibulatkan, barulah dia puas.

“Clara sudah pulang ya, ayahmu telah menantikanmu sejak pagi, sangat tidak sabar untuk bertemu kamu.” Wini mendekat, pandangan berputar di antara Rudy dan Clara.

“Rudy memiliki banyak pekerjaan di perusahaan, dia sengaja menolak sebuah pertemuan untuk bisa datang ke sini.” Clara menjawab dengan acuh tak acuh.

Yanto mengambil sikap sebagai seorang ayah mertua yang benar, tidak menunjukkan antusiasme yang terlalu tinggi. Jika dia menyanjung-nyanjung di depan Rudy, maka akan terlalu memalukan.

Untungnya, Yanto merupakan orang yang berharga diri tinggi, jika tidak, bahkan Clara pun akan merasa dipermalukan.

“Masuklah, nenekmu juga menantikan kedatangan kalian.” kata Yanto, berlagak seperti sikap ayah mertua yang seharusnya.

Rudy mengambil kunci elektronik untuk membuka bagasi. Terdapat hadiah yang disiapkan untuk Yanto di bagasi. Tentu saja, itu semua merupakan barang-barang mahal yang tidak asing.

Yanto tampak sangat senang. Dalam persepsinya, semakin mahal hadiah, semakin menunjukkan betapa tingginya status dan kepentingan dirinya.

Wini sibuk mengarahkan pelayan untuk memindahkan barang-barang, pada saat yang sama, dia memperhatikan mobil Rudy. Rudy tidak sering datang ke rumah Santoso, tetapi dia sepertinya selalu mengendarai mobil yang berbeda pada setiap kalinya. Mobil kali ini jelas merupakan mobil baru juga.

"Menantu mengganti mobil lagi ya. Mobil ini terlihat sangat mengesankan."

Sesuai identitas Rudy, ia tentunya tidak akan menjawab kata-katanya, Clara sekadar meresponsnya.

Wajah Yanto mengekspresikan kecanggungan secara samar, kesal dengan Wini yang bersikap di luar batas dan berpandangan rendah. "Kurangi kata-katamu jika tidak berpengetahuan. Apa identitas Tuan keempat Sutedja? Cukupkah jika hanya memiliki satu mobil."

Yanto baru saja selesai berbicara, Wulan dan Vivi keluar, Vivi menginterupsi, "Tuan, aku mendengar bahwa mobil di garasi Tuan keempat Sutedja lebih banyak daripada sepatu kita yang ada di rak, apakah itu benar? Bawalah aku untuk pergi melihatnya."

“Jika kamu ingin melihat mobil, aku akan meliburkanmu di akhir pekan, pergi ke toko 4S dan lihat semaumu.” Wulan memelototinya.

Vivi menjulur-julurkan lidah, tersenyum malu.

Mendengar perkataan mereka, Wini tidak tahu harus berkata apa, ketika melihat Rudy, kedua matanya berbinar.

Sama-sama wanita, dia merasa penampilan dan postur tubuhnya tidak kalah dari Clara. Tapi kenapa Clara malah bisa seberuntung ini, menikahi pria kaya dan tampan.

Sedangkan dirinya hanya bisa mengikuti Yanto, si lelaki tua, bahkan tanpa diberi status dan posisi, juga harus menjalani kehidupan dengan menanggung emosinya.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu