Suami Misterius - Bab 741 Nyawa Dirinya Akan Langsung Hilang Di Jalan

Pada saat Clara membawa nenek Xie kembali ke rumah Sunarya, waktu telah menjelang malam.

nenek Sunarya dan Su Loran sedang mengobrol di ruang tamu, setelah mendengar suara mesin mobil yang berasal dari halaman rumah, mereka dengan refleksnya menoleh ke arah pintu rumah, setelah itu langsung melihat Clara yang masuk ke rumah sambil menggandeng nenek Xie.

“Nenek, kami sudah pulang.”

Suara Clara sangat lembut, dan juga membawa sedikit jejak semangat.

“Clara sudah pulang ya, senang ya bermainnya ?”

nenek Sunarya tersenyum sambil melambaikan tangan, Clara langsung duduk di samping nenek Sunarya, lalu menyempitkan Su Loran ke tempat duduk sampingnya.

“Tentu saja senang, ada aku yang menemani kakak, mana mungkin tidak senang.”

Clara menjawabnya sambil tersenyum manis.

nenek Xie :”……” “Cepat ceritakan sama nenek, hari ini kalian main ke mana saja ?”

nenek Sunarya bertanya lagi.

“Kami pergi museum kerajaan, dan juga main layang-layang di Taman Temple Of Heaven.

Seandainya aku tidak menghalangi kakak, kakak bahkan mau berkunjung ke Tembok Raksasa.”

Clara menjawab.

nenek Xie :”….” nenek Sunarya telah bersenang ria, dia menatap nenek Xie dan mulai mengejeknya :”Sudah berlanjut usia juga, kalau memang sampai ke atas Tembok Raksasa, takutnya mesti memanjat dengan kedua kaki dan tangan.”

“Siang ini kalian makan apa ?”

nenek Sunarya bertanya lagi.

“Hotpot ciri khas lokal, enak sekali.”

Clara menjawab.

“Tidak makan yang pedas kan ?”

nenek Sunarya bertanya.

Clara menggeleng kepala, lalu menjawab :”Tidak ada.

kakak sudah berlanjut usia, makanan yang pedas tidak bagus bagi kesehatan lambung, kami makan kaldu tulang biasa.”

nenek Sunarya mengangguk setuju, lalu menarik tangan Clara dengan penuh kasih sayang, “Biasanya kakak tidak akan puas kalau tanpa pedas.

Memang kamu yang hebat, hanya kamu yang sanggup menasihatinya.”

Reaksi wajah nenek Xie sangat kesal dan emosi.

Clara mana ada menasihati ?

Dia langsung bertindak secara paksa.

nenek Xie kepikiran beberapa roti yang dimakan oleh dirinya pada siang ini, sampai saat ini dia masih merasa tersedak karena roti tersebut.

“Hari ini memang merepotkan kamu, lihatlah, kamu bahkan sudah hitam karena terjemur matahari, tubuhnya juga semakin kurus.

Aku suruh bibi di rumah menyiapkan sarang burung untukmu, nanti minum ya selagi masih hangat, menambah gizi dan ketabahan tubuh.”

nenek Sunarya tertawa terbahak-bahak dan berkata.

“Nenek memang yang terbaik.”

Clara menyandarkan kepala pada pundak nenek Sunarya dengan gerakan manja.

Su Loran yang duduk di samping telah menyadari kejanggalan pada reaksi wajah nenek Xie.

Dia tidak percaya bahwa nenek Xie dan Clara dapat main dengan bersenang ria.

“ kakak, kakak sudah merasa lelah ya, reaksi wajahmu sepertinya…” Su Loran masih belum sempat menyelesaikan kata-katanya, sudah terdengar suara langkah kaki yang berasal dari gerbang pintu.

Clara langsung beranjak dari sofa dan berlarian bagikan peluru yang meluncur.

Setelah Rudy masuk ke dalam rumah, Clara langsung berlarian ke dalam pelukannya.

“Sayang, kamu sudah pulang ya.”

Clara bagaikan seekor gurita yang melekat pada tubuh Rudy.

“Iya.”

Rudy tersenyum, tangannya langsung memeluk pada pinggang Clara.

Setelah itu mereka masuk bersamaan ke ruang tamu.

nenek Xie melihat tindakan mereka yang sedang bermesraan, tiba-tiba mengerut alis dan berkata, “Tidak tahu malu.”

“Aku hanya memeluk suami sendiri, bukan menggoda suami orang lain juga, apanya yang tidak tahu malu.”

Clara menjawab dengan terus terang.

nenek Xie langsung tersedak dan tidak dapat menjawab apapun.

Su Loran tetap duduk di tempat, reaksi wajahnya sedikit berubah.

Su Loran tidak tahu apakah Clara hanya berkata dengan sembarangan, atau sengaja menyindir dirinya.

Namun Clara sama sekali tidak menoleh ke arahnya, mungkin saja hanya dirinya yang berpikir berlebihan.

Sepertinya dirinya yang terlalu sensitif.

Su Loran meredakan suasana hati sendiri, dia menarik tangan nenek Xie dan sengaja meninggikan nada bicara, “ kakak, reaksi wajah kakak tidak terlalu baik, aku bawa kamu istirahat di atas saja ya ?”

nenek Xie memendam api amarah di dalam hatinya, dia baru saja ingin mengatakan sesuatu, namun sudah terlanjur dipotong oleh Clara.

“ kakak, besok kita jalan-jalan lagi ya ?”

Wajah Clara penuh dengan senyuman kesenangan, dia mengangkat alis dan berkata dengan tampang menantang.

nenek Xie merasa tubuhnya menjadi merinding dan gemetaran, seandainya berjalan-jalan lagi, nyawa dirinya akan langsung hilang di jalan.

Clara melihat nenek Xie yang telah mendiamkan mulut sendiri, senyuman di wajahnya semakin riang.

Dia melilit pada lengan Rudy dan menyandar di pelukannya, kesannya sangat mesra.

“Nenek, aku sama Rudy naik ke atas dulu ya.”

“Makan malam sudah siap, makan saja dulu.”

nenek Sunarya tersenyum dan berkata.

Clara menggeleng kepala, lalu tersenyum manis dan berkata :”Kami makan di kamar saja.”

“Kalian mau mengobrol sendiri ya.

Aku suruh bibi Liu antar ke kamar kalian saja, jangan lupa minum sarang burung ya.”

nenek Sunarya tertawa senang sambil memesan padanya.

Setelah Clara dan Rudy naik ke lantai atas, Su Loran membuka mulutnya lagi.

“ kakak, kakak benaran tidak apa-apa ya ?”

Tatapan dan ekspresi Su Loran penuh dengan jejak kecemasan.

nenek Xie hampir saja meledakkan semua amarahnya, namun tiba-tiba kepikiran kata-kata Clara pada hari ini : Anda telah berlanjut usia juga, tetapi masih saja suka mengadu, tidak tahu malu ya.

Kata-kata yang akan dilontarkan nenek Xie langsung tersedak kembali ke dalam tenggorokannya, reaksi wajahnya sangat emosi, akhirnya hanya bisa berkata, “Tidak apa-apa, mungkin terlalu lelah.”

“Makan saja dulu, selesai makan langsung istirahat.”

nenek Sunarya tertawa senang, dia menarik tangan Su Loran dengan satu tangannya, satu tangannya lagi menarik pada lengan nenek Xie, setelah itu masuk bertiga ke dalam ruang makan.

Setelah selesai makan malam, hari semakin gelap, Su Loran juga mesti pulang ke rumahnya sendiri.

Pada saat mobil Su Loran berkendara keluar dari halaman rumah Sunarya, dia langsung menerima telepon dari Markal.

Setelah mereka putus, Su Loran sering kali mengirim pesan kepada Markal, namun tidak pernah mendapatkan balasan apapun.

Dia sering ke rumah Markal dengan alasan menjenguk ibunya, namun tetap saja tidak bisa bertemu dengan Markal.

Su Loran merasa sedikit kaget dan juga senang ketika menerima telepon dari Markal.

“Markal, ada perlu ?”

Su Loran bertanya.

Namun setelah melontarkan kata-katanya, Su Loran langsung merasa menyesal.

Dari bahasanya ini, seolah-olah Markal tidak boleh menghubungi dirinya apabila tidak ada keperluan.

Oleh sebab itu, dia buru-buru berkata lagi, “Kita sudah lama tidak bertemu, ada waktu bisa keluar sama-sama.”

“Tidak perlu keluar lagi, Loran, karena kita sudah lama mengenal, aku hanya ingin mengingatkan kamu, jangan menyentuh barang yang bukan milikmu.

Manusia kalau terlalu banyak perhitungannya, awas malah menjerumuskan hati sendiri.”

Suara Markal kesannya datar dan dingin.

Loran memegang stering dengan satu tangannya, satu tangannya lagi sedang memegang ponsel, alis mata yang cantik sedang mengerut dengan dalam.

“Markal, apa maksud dari kata-katamu ini, aku tidak mengerti.”

“Mesti dikatakan dengan jelas ya ?

Masalah Tamtam Qin alergi dengan mangga, kamu yang mengatur semua ini kan ?”

“Tamtam alergi lagi ya ?

Kenapa bisa ?

Markal, kamu mungkin salah paham.

Aku tidak ada dendam apapun sama Tamtam, buat apa mencelakai dia ?”

Su Loran buru-buru menjelaskannya.

“Kamu tentu saja tidak perlu mencelakai Tamtam, tujuanmu adalah Clara.

Loran, kamu tidak perlu menjelaskan lagi padaku, aku tidak mau tahu.

Aku hanya ingin kasih tahu kamu, orang keluarga Qin adalah orang yang berbudi padaku dan juga sebagai saudaraku, seandainya kamu memanfaatkan mereka, aku tidak akan mengampuni kamu.”

Markal selesai bicara, langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Su Loran mendengar sambungan telepon yang telah diputuskan, raut wajahnya sedikit kejang.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu