Suami Misterius - Bab 145 Kembali Seperti Sedia Kala

Dia menyatukan dokumenya dalam diam dan kemudian sambil tertawa dia berujar, “Tidak masalah, jika kamu yang mengurusnya aku tenang. Sebernarnya, tidak perlu repot, kamu bisa langsung mentransfer uangnya ke rekeningku.”

“Kakak beradik harus jelas dalam perhitungan, sekarang ini lebih baik semua yang di rekening di hitung dengan jelas.” Ujar Marco tertawa sambil menyimpan dokumen.

Selesai membahas amsalah pekerjaan, hidangan manis dan kopi pun dihidangkan kehadapan Clara. Clara pun mengangkat gelas kopi dengan tangan kanannya, kemudian dengan elegan menyeruput kopi hangat itu kemudian meletakanya Kembali.

Lalu dia pun mengambil sendok berwarna silver tersebut dan menyendokan kue tersebut kedalam mulutnya, kue yang dihidangkan oleh Club ini rasanya lumayan, tidak terlalu manis dan tidak membuat eneg, dan dia merasa mungkin Wilson akan suka dan mempertimbangkan untuk take away nantinya.

Clara melahap cake nya dengan serius, sampai-sampai dia tak menyadari ada sedikit cream yang tersisa disudut bibirnya, sampai saat tangan Marco terulur untuk mengusap sudut bibirnya.

Seketika alis Clara pun berkerut, memandang heran pria yang duduk berhadapan denganya, dimana wajah yang sangat tidak asing baginya tetapi sekarang dipandanganya sudah menjadi orang asing baginya.

“Masih sama saja seperti dulum setiap kali makan kue pasti belepotan.” Ujar Marco tertawa.

Perlakuan manis seperti ini mereka dulu pasti pernah melawatinya, hanya saja kali ini membuat Clara merasa adanya konflik dibatinya karena hubungan mereka dan dulu sudah berbeda, dan seluruh perasaan mereka juga sudah berubah.

Clara bahkan tak mengatakan apapun, hanya saja dia sudah kehilangan selera makanya, kemudian dia meletakan sendok dan memanggil pelayan, “Pesan cake ini 2 untuk take away ya.”

“Baik, Nona.” Kata pelayan sambil mencatat pesanannya, tanpa membiarkan mereka menunggu lama, cake yang dipesan pun datang.

Clara berdiri menunggu Marco membayar bill sambil menenteng cake yang dibeli tadi.

Pada saat bersamaan dari arah tangga terdengar suara beberapa orang, yang pertama terlihat itu seorang pemuda dengan kisaran umur sekitar 26 tahun, dia memakai pakaian yang santai dengan tangan kiri dimasukan ke kantong celana dan tangan yang lainya menenteng raket tenis.

Dia sedang berbicara dengan orang disampingnya, tak tahu apa yang mereka bicarakan tetapi kelihatanya mood mereka sedang baik.

Pria asing yang tampan, Clara hanya menatapnya sekilas dengan datar, tepat Ketika aku megalihkan pandanganku Elaine menaiki tangga dengan sepasang sepatu hak tingginya.

Kedua pria itu hendak menuruni tangga dan Elain menaiki tangga, pada saat ini tidak terjadi apa-apa sampai kemudian seorang pelayan yang membawa nampan berlari menuruni tangga kemudian menabrak Elaine.

Hanya terdengar Elaine berteriak ‘Aduh’, dan tubuhnya pun jatuh kedalam pelukan pemuda tersebut.

Dengan adanya kebetulan seperti ini, Clara yang menyaksikan kejadian ini pun hendak teryawa. Seharusnya Elain harus belajar kepada Yunita, aktingnya begitu parah, apa dia menganggap semua orang itu bodoh.

Di sisi lain, pria yang dianggap bodoh itu memapah Elaine menuruni tangga.

“Kalian pulang saja dulu, nanti kalo ada waktu lagi kita ngumpul.” Katanya kepada temanya tadi.

Pandangan teman-temanya pun jatuh pada Elaine yang kemudian mereka pun bersiul mengejeknya.

“Gevin, bocah sepertimu ini baru pulang dari luar negeri ini langsung ada wanita yang jatuh ke pelukanmu, hebat juga daya tarikmu.” Ujaran ini disambut tawa oleh teman-temanya yang kemudian berjalan pergi.

Elaine bagai tak bertulang dia bersender dalam pelukan Gevin. Walaupun aktingnya sangat jelek, tetapi akting kasihan dirinya ternyata masih bisa menarik perhatian orang.

Pelayan yang menabraknya tadi masih mengikuti mereka dari belakang, dan tak hentinya meminta maaf, “Saya benar benar minta maaf, aku tidak sengaja.”

“Tidak menyalahkan dirimu, ini karena waktu berdiri tidak seimbang.” Kata Elaine dengan nada lemah, dengan postur menyender sepenuhnya dalam pelukan Gevin, posisi tubuhnya yang seperti itu membuat orang-orang mengira dia tertabrak hingga seluruh tulangnya patah.

Saat itu juga, setelah teman-teman Gevin pergi, tiba-tiba ekspersi wajah tampan itu berubah dingin.

“Panggil manager kalian.” Perintah Gevin kepada pelayan tersebut.

Pelayan tersebut terdiam bingung, dan kemudian mengalihkan pandanganya kepada Elaine. Elaine yang masih berada dalam pelukan Gevin masih merintih kesakitan, karena Gevin peduli padanya.

Pelayan yang tak berdaya itu pun hanya bisa memanggil Manager Club itu untuk keluar.

Ekspresi Manager Club langsung berubah Ketika melihat Gevin, dia menghampiri Gevin sambil menunduk disertai dengan senyum ramah.

“Tuan Muda Sutedja, ada apa? Apakah pelayan kami berbuat kesalahan?”

Gevin memandang pelayan tersebut, dan dengan nada datar dia pun berkata: “Pecat dia, sekarang juga.”

Manager masih belum menyerap apa yang dikatakan oleh Gevin dan langsung terdiam bingung, dan wajah pelayan tersebut langsung pucat ketakutan.

Elaine juga bingung, dia tidak menyadari emosi Gevin sebegitu besar. “Lagi pula dia hanya melakukan kesalahan kecil, dia juga bukan sengaja menabrakku, langsung memecatnya mungkin sedikit berlebihan.”

“Masih bilang ini kesalahan kecil? Sudah bisa di sogok oleh orang lain apakah ini masih merupakan kesalahan kecil? Kali ini dia disogok untuk menabrak seseorang dengan sengaja, mungkin lain kali dia akan disogok untuk menaruh racun dalam minuman orang, dia juga pasti akan melakukanya!”

Setelah Gevin selesai mengatakan hal itu, dan dengan tak berperasaan dia mendorong tubuh Elaine keluar dari pelukanya, dan kemudian berkata dengan sinis, “Kamu masih ingin berapa lama berada dalam pelukanku? PErmainan seperti ini, dari aku berumur 18 tahun entah sudah berapa banyak orang yang pernah memainkanya kepadaku. Dalam beberapa tahun ini, mengapa masih belum ada permainan yang baru? Apakah kalian tidak muak dengan permaainan itu, aku yang menonton saja sudah muak karenanya.”

Elaine pun pucat pasi dengan bibir bergetar disertai dengan mata yang berkaca-kaca.

Pertemuan indah yang sudah dirancang sedemikian rupa, tiba tiba berubah menjadi pertemuan tragis yang merubahnya menjadi sasaran.

Gevin berdiri tegak, dengan mata nyalang menatap Elaine.

“Kamu Elaine kan? Aku sudah pernah mendengar kabar darimu, dulu kamu sudah pernah bersama 2 pria, yang pertama adalah seorang anak dari kon

glomerat pengusaha kontraktor, karena pria itu kecanduan narkoba dan akhirnya kalian pun putus bahkan kamu mengaborsi anak kalian, sungguh biadab. Yang kedua adalah Tuan Muda dari keluarga Ortega dan Ketika keluarga Ortega bangkrut dan kamu tanpa segan membatalkan pertunangan dan meninggalkan tunganganmu begitu saja, sungguh tak tau diri. Semua orang mengatakan kau adalah Pelacur yang kejam atau pembuat onar, Elaine, jadi kamu sebenarnya termasuk yang mana?”

Hina Gevin tak acuh.

Ekspresi wajah Elaine pucat pasi. Walaupun dia dalah putri tunggal, dia tumbuh dalam didikan Rina, dia sebelumnya tidak pernah mengalami penghinaan sebesar ini.

Karena yang menghinanya adalah keluarga Sutdeja dan hinaan yang dilontarkan semua adalah fakta, sehingga dia tidak mempunyai sanggahan apapun.

Pengunjung dalam Club itu datang dan pergi, dan mulai ada beberapa orang yang mulai memperhatikan Elaine.

Elaine sudah tidak tahu bagaimana menyembunyikan ekspresinya, kemudian dia menangis dan akhirnya berlari keluar.

Setelah Elaine pergi, sudah tidak ada kejadian menarik untuk ditonton. Clara pun mengalihkan padanganya kembali dan saat ini dia baru menyadari bahwa Marco sudah berdiri disampingnya.

“Kok kamu tidak pakai jaketmu, nanti sakit.” Kata Marco dengan lembut sambil menyampirkan jaketnya ke bahu Clara.

Clara memandang pria itu dengan ragu, dia sepertinya juga melihat kejadianitu, wajahnya menampakan berbagai ekspresi yang sukar dijelaskan.

“Aku akan mengantarkanmu pulang.” Kata Marco lagi sambil mengulurkan tangan menggenggam tangan Clara.

Clara hampir saja menepis tanganya, sambil tertawa dia pun berujar, “Kak Elaine mengalami hal kejam seperti ini, kamu tidak pergi untuk menenangkan dia? Mungkin saja hubungan kalian akan bisa kembali seperti semula?”

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu