Suami Misterius - Bab 702 Suka Semuanya

Pada saat ini, tubuh Rudy sedang mengenakan seragam tentara yang berwarna hijau, kesannya lebih tegap dan tampan dibandingkan pakaian setelan jas pada biasanya.

“Sayang, aku baru pertama kali melihatmu pakai seragam tentara, ganteng sekali.”

Clara mengelus mata sendiri, tersenyum manis dan berkata.

Pada saat mereka pertama kali bertemu, Rudy memakai seragam Pasukan Perdamaian, wajahnya mengoles warna pelindung, Clara bahkan tidak bisa melihat dengan jelas bentuk wajah Rudy.

Pada saat ini, memang pertama kalinya Clara melihat paman Sutedja mengenakan seragam tentara.

Kesannya tampan dan tegap, sangat menonjolkan aura kehormatan.

“Maaf, membangunkan kamu.”

Rudy tersenyum lembut dan berkata.

“Kamu mau berangkat sekarang ya ?”

Clara bertanya, reaksinya juga tidak tega untuk berpisah.

“Iya.”

Rudy menjawabnya, lalu menunduk dan mengecup ringan pada bibir Clara.

“Masih pagi, kamu lanjut tidur saja.”

Namun Clara malah terduduk dari kasur, lalu mengelus rambutnya yang terurai.

“Tidak mau tidur lagi, aku antar kamu keluar rumah.

Hari ini masih perlu bertemu dengan sutradara.”

Clara turun dari kasur dan membersihkan badannya, dia memakai jaket dan turun ke lantai bawah sambil bergandengan tangan dengan Rudy.

Pada ruang tamu di lantai dasar, nenek Sunarya, Bahron, dan Ardian sudah berada di sana.

“Clara kenapa begitu pagi bangunnya, anak muda, lebih banyak tidurnya agar semangat.”

nenek Sunarya berkata sambil tersenyum.

nenek Sunarya juga pernah melewati masa muda, sehingga tentu saja mengerti semuanya.

Rudy akan masuk ke pasukan dan akan pergi hingga tujuh delapan hari, mungkin juga tidak bisa bertemu selama sebulan apabila terlalu sibuk, perpisahan kecil akan lebih memicu rindu, sehingga pasangan kecil ini pastinya akan bermesraan terlebih dahulu sebelum berpisah.

Pemikiran nenek Sunarya sangat terbuka, meskipun hari ini Clara berbaring di atas kasur dan tidak mau bangun, nenek Sunarya tetap saja akan merasa sangat wajar sekali.

nenek Sunarya sengaja memesan pembantu menyiapkan sarang burung untuk Clara.

Alhasil, ketika sarapan, Clara dan Ardian masing-masing mendapatkan hidangan sarang burung.

Wajah Clara sedikit merah, kesannya tersipu.

Ardian sudah melewati umur tersipu, sehingga hanya tersisa rasa canggung.

Mendapatkan seorang ibu mertua yang begitu ‘perhatian’, Ardian juga tidak berdaya.

Setelah sarapan, Clara mengantar Rudy keluar rumah, mereka berdua berdiri di depan pintu rumah Sunarya, dan masih memperlihatkan adegan enggan berpisah.

Setelah Rudy meninggalkan rumah, Clara kembali ke kamarnya dan mengganti pakaian sopan, lalu menjinjing tas dan keluar rumah.

Waktu dekat ini dia sedang mempersiapkan film 《 Surat Penuh Warna 》, siang hari ini akan mulai pemilihan peran.

Peran yang dicoba oleh Clara adalah wanita pemeran utama yang bernama Sakura, kupu-kupu sosial di Pantai Shanghai, peran ini berdandan tebal namun gerakannya sangat elegan, senyuman yang menggoda namun sangat mengerti batas.

Clara memakai pakaian tradisional sesuai alur waktu film, dia berdandan tebal, seluruh gerakan menampakkan kesan keindahan dan menggoda, namun tetap saja kekurangan unsur pesona sebagai orang dewasa.

Bagaimanapun Clara masih belum mencapai umur seperti itu, bentuk wajahnya terlalu suci, sehingga hanya cocok untuk berperan sebagai gadis polos yang suci.

Tetap saja kekurangan rasa pesona sebagai pelacur terkenal.

Pada kenyataannya, dia juga bukan pilihan terbaik bagi sutradara dalam memilih wanita pemeran utama.

Dia hanya membawa harapan keberuntungan dalam pemilihan peran kali ini.

Berdasarkan bahasa Luna, tidak semua peran bisa mendapatkan artis yang sempurna daalm memerankannya.

Seandainya tidak ada yang lebih cocok daripada kamu, maka kamu akan menjadi pilihan yang terbaik.

Skenario 《 Surat Penuh Warna 》lumayan baik, peran Sakura adalah sebuah tantangan yang baru bagi Clara.

Clara coba memainkan beberapa adegan, namun hanya bermain dalam waktu lima menit saja, telah dihentikan oleh sutradara, meskipun Clara mengetahui bahwa harapan kali ini sangat kecil, namun tetap saja merasa kecewa.

Luna mengulur tangan untuk menepuk ringan pada pundak Clara, lalu menghiburnya, “Tidak mungkin berhasil terus dalam setiap kali percobaan, wajar saja kalau pernah gagal.”

“Aku tahu, aku juga bukan pertama kali menginjak bidang ini.”

Clara tersenyum dan menggerakkan pundak sendiri.

Clara melepaskan anting yang berat di telinganya, lalu bertanya : Tintin sudah bisa beradaptasi dengan sekolah barunya ?”

“Lumayan, dia sangat suka dengan wali kelasnya saat ini, dan juga telah mendapatkan teman baru.

Kemampuan anak kecil dalam beradaptasi selalu baik.”

Luna menjawab.

Clara menghapus riasan wajah dan mengganti pakaiannya, lalu keluar bersamaan dengan Luna.

Ketika mereka melewati ruang percobaan akting, sutradara di dalamnya masih sedang menyaksikan akting artis.

Dua manajer dari artis tersebut sedang menanti di luar ruang percobaan akting.

“ Dinaya sudah masuk setengah jam lebih, kelihatannya kita tidak ada kesempatan lagi.”

Seorang artis sedang berbisik pada manajernya

Semakin lama waktu percobaan akting untuk seorang artis, maka kesempatan terpilih juga semakin besar, semua ini seolah-olah telah menjadi teori umum.

“Citra Dinaya memang sangat cocok untuk wanita pemeran utama, sutradara Wu selalu hebat menilai.”

Luna tidak bisa menahan untuk mengeluh.

Clara hanya tersenyum tidak berdaya, tidak menjawab apapun.

Setelah itu, mereka masuk bersama ke dalam lift.

Luna masih perlu mengantar bekal untuk Tintin, sehingga buru-buru membawa mobilnya dan pergi.

Clara berkeliling sendirian di swalayan terdekat, lalu membeli berbagai buah yang segar, lalu juga pulang ke rumah Sunarya.

Biasanya pagi hari di keluarga Sunarya sangat sunyi, Bahron dan Ardian tidak ada di rumah, seluruh villa hanya tersisa nenek Sunarya dan para pembantu.

Clara membuat jus dari buah-buahan, lalu menuang langsung untuk nenek Sunarya, nenek sambil meminum jus sambil tertawa dan berkata, “Bagus lagi kalau bisa menambah beberapa kelopak bunga.”

“Kalau begitu aku petik dulu di halaman.”

Clara berkata.

“Aku pergi bersamamu saja, sekalian menjemur matahari.”

nenek Sunarya memegang tangan Clara dan berdiri dari sofa, mereka saling bergandengan dan berjalan masuk ke taman bunga.

Halaman rumah Sunarya sangat besar, di dalam taman bunga menanam berbagai jenis bunga, pemandangannya bervariasi dan tidak berujung.

nenek Sunarya menjelaskan arti dan sejarah berbagai jenis bunga kepada Clara dengan semangat,

Clara baru mengetahui bahwa, ternyata bunga rosa di taman bunga ditanam langsung oleh kakek Sunarya, tidak ada arti spesial, hanya karena bunga ini adalah bunga kesukaan nenek Sunarya.

Bunga lily di taman bunga adalah bunga kesukaan Ardian, sudah tertanam sejak tiga puluhan tahun yang lalu, Bahron yang membeli bibit bunga ini.

“Clara, kamu suka bunga apa ?”

nenek Sunarya bertanya.

“Suka semuanya.”

Clara menjawab.

“Suka semua ?”

nenek Sunarya pertama kalinya mendengar jawaban seperti ini.

“Semua bunga bermekaran, semuanya memiliki kecantikan masing-masing.”

Clara berkata.

“Benar, semua bunga memiliki kecantikan tersendiri, tetapi, mereka juga memiliki gaya hidup masing-masing.

Clara, aku mengajari kamu menanam bunga saja.”

nenek Sunarya berkata dengan antusias.

Clara :”…” Setelah itu, sepanjang sore ini, Clara dan nenek Sunarya menanam bunga di taman bunga, seluruh tubuhnya terpenuhi oleh tanah, kuku di jari tangannya juga penuh dengan tanah, setelah kembali ke kamar, Clara yang kelelahan langsung jatuh ke atas kasur.

Clara berbaring di atas kasur, di antara selimutnya masih menyisakan aroma dan suhu Rudy.

Tiba-tiba Clara merasa kangen dengan Rudy.

Dia mengambil ponsel dan menghubungi Rudy.

Telepon baru diangkat setelah lama tersambung.

“Aku mengganggu kamu ya ?”

Clara bertanya.

“Lumayan saja.”

Di sisi telepon, terdengar suara Rudy yang serak dan rendah.

“Hari pertama masuk pasukan, rasanya bagaimana ?”

Clara tersenyum bertanya.

“Sedikit sibuk, lumayan banyak pekerjaan yang harus serah terima.”

Rudy menjawabnya, pada kenyataannya, sepertinya malam ini dia tidak bisa tidur lagi.

“Kalau kamu, hari ini buat apa ?”

Rudy bertanya.

“Siang ini mencoba akting untuk peran baru, tetapi, berakhir dengan kegagalan.

Sore ini terus menemani nenek menanam bunga di taman.

Capek sekali.”

Clara menjawab dengan nada manja.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu