Suami Misterius - Bab 1088 Semuanya Dihilangkan Air Kencing

Awalnya Desta ingin bertanya mengapa dia tidak menjadi dokter lagi, bagaimanapun Diana adalah siswa teladan dari Universitas Kedokteran, nilainya selalu tertinggi dalam departemen.

Namun, wajah Diana tertegun, dia berpenampilan ragu dan berkata dengan suara rendah: “Aku, aku melahirkan anak kita.”

Selesai berkata, keadaan di sekitarnya seolah-olah menjadi keheningan yang mematikan, bahkan tidak dapat mendengarkan suara Desta.

Diana mengambil risiko melahirkan anak adalah keputusan dia sendiri dan dia tidak pernah merasa itu salah. Tapi setelah melahirkan anak, dia menyembunyikannya selama tiga tahun, ini benar-benar tidak masuk akal.

Diana menarik nafas dalam-dalam, mengangkat kepala menatapnya dengan hati-hati.

Wajah Desta sangat suram, dia membuka lebar matanya. Tapi tubuhnya tidak bergerak sama sekali, sangat kaku bagaikan sebuah patungan.

Diana mengulurkan tangan memeluk pinggangnya dan menyandarkan kepala padanya, “Desta maaf, aku tidak mendengar kata-katamu, aku tidak menjalankan operasi. Dokter Tahar mengatakan anak memiliki 50% kesempatan untuk hidup, aku ingin bertaruh. Lihatlah, aku telah memenangkan taruhan ini?”

Desta memeluknya dengan erat, meletakkan dagu di kepalanya dengan lembut dan mengelus dengan penuh kasih sayang.

“Jangan meminta maaf, aku yang harus meminta maaf padamu, Diane maaf, benar-benar maaf.” Suara Desta terisak.

Kalau dia tahu begini, dia tidak akan mempedulikan perjanjian mereka dan membiarkannya menderita sendirian di luar negri.

“Kamu tidak salah, aku tahu kamu melakukan ini demi kebaikanku. Melahirkan anak adalah keputusan aku sendiri, aku akkan menanggung semuanya, ini benar-benar tidak ada hubungannya denganmu.”

“Bagaimana mungkin tidak ada hubungannya denganku.” Desta bergumam dengan suara serak.

Mereka berdua saling berpelukan dan terdiam sejenak kemudian, Desta bertanya dengan suara serak, “Putra atau putri?”

“Putra, sudah dua setengah tahun.” Diana berkata.

“Di mana dia?”

“Dia bersama Vivi, sementara tinggal di hotel.” Diana menjawab.

“Kamu menempatkan anak kita di hotel?” Desta mengerutkan kening memandangnya.

“Aku menyangka kamu akan menikah dengan wanita lain, aku takut kamu dalam kesulitan, jadi tidak memberitahumu. Dan juga tidak dapat membawanya kembali ke keluarga Zhou, lalu aku juga tidak memiliki properti lain.” Diana berkata.

“Di hotel mana?” Selesai berkata, Desta langsung menariknya keluar dari ruang makan, mengambil kunci hendak keluar dari rumah, dia tidak sabar ingin segera melihat anaknya.

Diana mengatakan alamat hotel, Desta mengendarai mobil bergegas ke sana, kecepatan mobilnya sangat laju, Diana duduk di sampingnya, karena kecepatannya terlalu cepat, pemandangan di luar jendela terus mundur ke belakang dan menjadi kabur.

Untungnya, sudah melewati jam berangkat kerja, kalau tidak berdasarkan kecepatan Tuan Sunarya sangat mudah terjadi kecelakaan.

Mobil berhenti di luar hotel, Desta melemparkan kunci pada petugas keamanan hotel, dia menarik Diana dan segera memasuki tangga listrik.

Tangga listrik berhenti di lantai yang telah ditentukan, Desta tidak tahu kamar mana, jadi setelah keluar dari lift, gantian Diana yang menariknya, dia berjalan melewati karpet lembut di sepanjang koridor, kemudian berhenti di depan pintu kamar.

Diana mengulurkan tangan menekan bel pintu. Hotel kelas tinggi seperti ini, orang di dalam dapat melihat orang di luar pintu melalui telepon video.

Melihat Diana datang, Vivi segera membuka pintu kamar.

Setelah pintu terbuka, Vivi bersandar di pintu, kedua tangannya berpelukan di depan dada dan menghalangi pintu, pandangannya tertuju pada Desta, sudut bibirnya terangkat sebuah senyuman dingin, “Hey, Tuan Sunarya datang, ada urusan apa?”

Desta menutup erat bibirnya, terdiam tidak berkata.

Diana menghela nafas, mengulurkan tangan menarik Vivi, merangkul lengannya berjalan menuju ke dalam kamar dan bertanya: “Di mana Gungun?”

“Baru saja selesai sarapan, sedang bermain dengan Kak Li.” Vivi menjawab.

Begitu Vivi pergi, tidak ada lagi yang menghalang di depan pintu, tapi Desta masih berdiri di luar pintu, matanya yang gelap menyembunyikan perasaan yang mendalam.

Saat ini, dia seharusnya memiliki perasaan rumit.

Desta bergegas datang, tidak sabar ingin segera bertemu dengan anaknya, namun begitu benar-benar berdiri di luar pintu, sepasang kakinya tiba-tiba terasa berat.

“Desta.” Diana memutar kepala dan memanggilnya.

Desta baru kembali sadar, mengambil langkah maju dan berjalan masuk ke dalam.

Kamar ini adalah kamar suite, dengan dua kamar tidur terhubung ke ruang tamu. Begitu masuk ke dalam, langsung bisa melihat jejak anak.

Di atas sofa terdapat bantal kartun dan boneka besar, serta beberapa buku gambar kartun dan sebuah buku dongeng yang terbuka, yaitu dongeng Hoffman "Boneka Pemecah Kacang dan Raja Tikus". Balok bangunan dan mobil mainan berserakan di atas karpet dan ada papan tulis di dekat jendela, tertulis huruf dan angka yang paling sederhana di atasnya.

Anak tidak berada di ruang tamu, seharusnya ada di dalam kamar, terdengar samar suara anak dari dalam kamar.

Desta berdiri di tengah ruang tamu, baru saja ingin berjalan ke arah kamar, sosok seseorang yang kecil tiba-tiba bergegas keluar dari dalam kamar, Kak Li ikut di belakangnya.

Melihat anak bergegas datang, Desta langsung berjalan ke sana, mengulurkan tangan menggendongnya.

Tiba-tiba digendong oleh seorang pria asing yang tak dikenal, bocah kecil sepertinya sangat tidak senang, tubuhnya yang kecil tidak berhenti berjuang dan tangannya yang kecil tidak berhenti memukul dada Desta.

Keluarga Sunarya tidak ada anak kecil, Desta juga jarang bergaul dengan anak-anak saudara dan teman. Jadi ini adalah pertama kalinya dia menggendong anak yang begitu kecil, gerakannya sangat kaku, selain itu, anak sangat tidak kooperatif, hampir saja terlepas dari tangannya.

Desta ingin mengatakan sesuatu, mencoba menenangkan bocah kecil. Tapi suaranya seolah-olah tersangkut dalam tenggorokannya, sama sekali tidak dapat mengatakan apapun.

“Bibit, bibit.....” Wajah Gungun yang cantik berkerut, dia berjuang sambil berbicara, terlihat sangat cemas.

“Apa?” Desta tidak mengerti, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan anaknya.

Tuan muda Sunarya mahir dalam beberapa bahasa, tetapi tidak dapat berkomunikasi dengan putranya sendiri, kalau ketahuan orang lain mungkin akan ditertawakan.

Dia berusaha keras ingin mengerti apa maksud si kecil, tiba-tiba dia merasakan panas lembab di kakinya, aliran panas mengalir perlahan dan tubuh bagian bawahnya hampir basah semuanya.

Si kecil mengompol!

Ternyata yang dikatakan si kecil bukan 'bibit', melainkan 'pipis'!

Gungun mengompol dan merasa sedih, dia mencibir dan mulai menangis dengan keras, seolah-olah telah menderita kesedihan yang luar biasa.

Siapa sangka dalam perjalanan bergegas ke toilet, akan dihentikan oleh seorang pria tak dikenal dan menyebabkannya mengompol. Dia sudah setahunan tidak mengompol, hari ini benar-benar sangat memalukan.

Begitu anak menangis, tubuh Desta langsung menjadi semakin kaku, dia terburu-buru membujuk: "Jangan menangis, jangan menangis, tidak apa-apa."

Pada saat ini, dia sama sekali tidak peduli celananya dibasahi bocah kecil, dia membujuk anak dengan sepenuh hati dan terlihat sangat tidak berdaya.

Kalau adegan ini diketahui Calming, dia pasti tidak menahan diri langsung berkata: Tuan Muda Sunarya memiliki kebiasaan higienis loh! Tapi semuanya dihilangkan oleh air kencing!

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu