Suami Misterius - Bab 637 Sangat Menyesal

Ketika Ahyon mendapat berita, sudah pagi berikutnya.

Dia dan Hyesang bergegas ke rumah sakit, suasana di bangsal sangat suram.

Rendi berlutut di depan ranjang rumah sakit, menundukkan kepala, dan menutup wajahnua dengan telapak tangan, meskipun tidak bisa melihat ekspresi di wajahnya, tapi bisa merasakan kesedihan menyebar di sekujur tubuhnya.

Dan Saras berbaring di ranjang rumah sakit dengan mata terpejam, terlihat tenang dan tenteram, seperti tertidur.

Hanya ada suara berisik dari mesin monitor di samping, dan garis lurus di layar pemantauan.

Saras tertidur seiring nyanyian Rendi, dia tidur dengan tenang, nafas, detak jantung, dan tekanan darah semuanya terlihat normal.

Namun, dia tidak pernah bangun lagi, di pagi hari, monitor tiba-tiba mengeluarkan suara berisik, dan detak jantung Saras berhenti.

Dokter melakukan penyelamatan darurat, tapi Saras gagal terselamatkan, dia pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit ataupun penyesalan.

Orang yang meninggal tidak akan terasa apa-apa, hanya mereka-mereka yang ditinggalkan akan merasa sedih.

Ahyon berjalan terhuyung-huyung memasuki bangsal, pada saat itu pikirannya kosong.

Meskipun, semalam dia memiliki perasaan bahwa ibunya mungkin akan meninggalkannya.

Namun, ketika melihat ibunya berubah menjadi jasad yang dingin, dia baru sadar dirinya sama sekali tidak bisa menerima.

Ahyon jatuh duduk di samping ranjang rumah sakit, mengulurkan tangannya yang bergetar, memegang tangan Saras

Pada saat ini, tangan Saras sangat dingin.

Ahyon membuka lebar matanya, menatap wajah ibunya, seolah-olah dia melihat ibunya membuka matanya, dan tersenyum lembut padanya.

Ahyon merasa matanya sangat sakit, dia mengedipkan matanya dan menangis tak terkendali.

"Ibumu menahan dengan susah payah.

Aku tahu dia enggan pergi pada hari pernikahanmu."

Terdengar suara Rendi terisak di telinganya.

Setelah mendengar, Ahyon menekuk sudut bibirnya dan tidak menahan diri tersenyum dingin.

"Beberapa hari yang lalu, dokter memberitahuku bahwa kondisi ibuku sangat stabil, setidaknya bisa hidup lebih dari setengah tahun.

Berkat dirimu, dia percepat pergi ke surga."

Hyesang selalu sangat memperhatikan kondisi Saras, dia menggunakan semua hubungan kontaknya, menghabiskan banyak uang, dan telah mengundang belasan otoritas medis dari dalam dan luar negri untuk memeriksa Saras.

Meskipun, hasil yang dia dapatkan semuanya sama, kondisi Saras hanya masalah waktu.

Tetapi bagi Hyesang, tidak apa-apa meskipun hanya menunda waktu.

Dia tidak ingin melihat wanita yang dia cintai sedih.

Hyesang sama seperti menggunakan uang membeli nyawa Saras, untungnya terlihat hasilnya.

Kondisi Saras sangat stabil, kalau tidak ada kejadian semalam, Saras setidaknya masih bisa bertahan lebih dari setengah tahun.

Dokter dan perawat datang membujuk para anggota keluarga, sambil melepaskan peralatan medis di tubuh Saras, bagi orang yang telah meninggal, peralatan medis ini sudah tidak berarti.

Kemudian, perawat menutup kain putih di wajah Saras dan mendorongnya keluar dari bangsal.

Ahyon berteriak histeris: "Bu!"

Ramzez bergegas keluar dari bangsal tapi dihentikan oleh Rendi.

Pemakaman Saras sangat megah, tapi Saras telah meninggal, kehormatan tidak berguna bagi orang yang telah meninggal.

Tidak peduli seberapa megah upacara pemakamannya juga hanya diperlihatkan untuk orang yang masih hidup.

Semalam Ahyon masih mengenakan gaun pengantin, tapi hari ini dia malah mengganti pakaian kabung, dia terlihat seperti boneka string, wajahnya tidak memiliki ekspresi apapun.

Hyesang selalu berada di sisinya, tapi jarang berbicara, dia berusaha mengurangi keberadaannya.

Pada saat ini, Ahyon tidak membutuhkan kata-kata yang bisa menghiburnya, dia hanya perlu seseorang menemaninya.

Hyesang ingin Ahyon tahu bahwa dirinya tidak sendirian.

Ramzez sangat jarang diam seperti saat ini, matanya memerah, dan menyambut para tamu yang hadir dengan teratur.

Rendi terlihat buruk, dia tidak bergerak dan juga tidak bicara, dia selalu memeluk barang-barang yang ditinggalkan Saras dan duduk di sudut.

Mungkin manusia hanya akan menyesal setelah benar-benar kehilangan.

Rendi tidak berani memberitahu Sarah bahwa dirinya telah menyesal sejak lama.

Sudah bertahun-tahun, dia sering mimpi tentang masa lalu ketika mereka masih muda.

Saras duduk di depan jendela sedang menggambar konsep desain. Sinar matahari di luar jendela sangat cerah, tapi senyuman di wajahnya lebih cerah daripada sinar matahari di luar jendela.

Dan juga mimpi Saras insomnia dan sakit kepala, lalu memintanya bernyanyi.

Saras selalu mengejek suaranya, tapi sering tertidur di pelukannya.

Setiap kali Rendi bangun dari mimpi, hatinya selalu merasa kosong.

Betapa baiknya kalau bisa hidup dalam mimpi selamanya.

Mereka selalu bersama, meskipun seumur hidup tidak punya anak juga tidak apa-apa, selama bisa tinggal di sisinya, melihatnya tersenyum, menemaninya, mengulurkan tangan, memeluknya ke dalam pelukan, dia juga akan merasa puas.

Sangat disayangkan, di dunia ini sudah tidak ada Saras, hanya tinggal selembar foto yang dingin di dalam pelukannya.

Setelah Saras dikuburkan, mereka tinggal di kuburan sampai malam, kemudian Rendi kembali ke rumah bersama Ramzez.

Ramzez mengenakan jas hitam dan terlihat sangat tenang.

Dia membawa foto Saras, begitu memasuki rumah, langsung bertemu Habil dan Risma.

Habil membawa koper di tangannya, sangat jelas dia kembali untuk mengemas barang bawaan.

Wanita ini selalu hebat dalam menilai situasi.

Di masa lalu, dia menolak untuk pergi, tapi sekarang Risma melakukan keributan yang begitu besar, mereka langsung berpikir ingin melarikan diri.

Pandangan Ramzez tertuju pada koper Habil.

Koper tidak terlalu besar, tetapi terlihat sangat berat, mungkin dalamnya mengisi semua barang milik Habil.

Ramzez pernah mendengar Nyonya Mirah dengan tidak sengaja mengatakan bahwa keluarga Habil sangat biasa, dalam keluarganya masih ada adik-adik yang sedang sekolah, bebannya sangat berat.

Ketika menikah ke keluarga Mirah, dia hanya membawa beberapa helai pakaian dan perlengkapan.

Setelah menjadi Nyonya Mirah selama bertahun-tahun, pasti telah menghasilkan sepanci uang.

"Ramzez, kamu telah kembali."

Terlihat senyuman palsu di wajah Habil, dan mengeluh, "Turut berduka cita.

Ini salah Bibi, bibi tidak menjaga Risma dengan baik, jadi dia berlari keluar dan membuat keributan.

Tapi bagaimanapun juga, dia adalah adikmu, masih muda dan tidak tahu apa-apa, kamu jangan salahkan dia."

Ramzez memelototi Habil dan Risma dengan matanya yang memerah, seperti binatang haus darah, yang akan menerkam mangsanya kapan saja.

Dia sama sekali tidak percaya Habil tidak tahu apa-apa, Risma berani ribut di pesta pernikahan, pasti ada dorongan dan bantuan dari Habil.

Di bawah pandangan Ramzez yang memaksa, Habil agak takut, tanpa sadar dia memegang erat koper di tangannya.

Namun, Risma sepertinya tidak mewarisi ambisi dan sikap ibunya.

Habil melirik foto di tangan Ramzez, dia berkata dengan ironis: "Ramzez, mengapa kamu tidak mengganti pakaian sebelum memasuki rumah? Baru kembali dari kuburan, betapa sialnya.

Selain itu, untuk apa kamu membawa kembali foto wanita ini?

Emangnya kamu menganggap ibuku sudah mati! Ibuku adalah Nyonya Mirah yang sebenarnya! Seorang pelakor, meskipun mati, juga jangan berharap ingin memasuki rumah....... ah!"

Sebelum selesai berkata, Risma langsung ditampar oleh Ramzez dengan kuat.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu