Suami Misterius - Bab 548 Penampilan Luar Terlihat Terhormat

Dia berdiri dari sofa, mengangkat jas yang ada disampingnya.

“Aku ada urusan, pergi dulu.”

Rudy berkata pada Aldio.

Pandangan Aldio berbalik dari Elanos, senyumnya terlihat sedikit jijik.

Wajah wanita ini yang tidak sabar untuk segera memberikan tubuhnya, benar-benar tidak menarik.

Orang-orang dari keluarga Rugos, terlihat sangat elegan dari luar, tetapi dalamnya ternyata begitu murahan.

……… Ketika Rudy kembali ke apartemen jalan Gatot Subroto, sudah lewat pukul sembilan.

Malam yang hening, hujan gerimis yang melayang di langit.

Rudy masuk ke apartemen dengan tubuh basah, TV LCD di ruang tamu masih menyala, menayangkan drama keluarga yang belakangan ini sangat populer.

Clara bersandar disofa, bermalas-malasan, dengan rambut hitam panjang berantakan, matanya sedikit menyipit, sedikit mengantuk.

Dia mendengar suara, tanpa sadar melihat ke arah pintu, melihat Rudy memasuki pintu, tiba-tiba wajahnya tersenyum.

“Kamu sudah kembali.”

Clara melompat dari sofa, berjalan kearahnya sambil tersenyum, masuk ke pelukannya.

Ditubuh Rudy memiliki aroma rokok dan alkohol, bukan berarti tidak enak dicium.

“Wilson sudah tidur?”

Rudy menganti sepatu, bertanya kepadanya.

“Em.”

Clara mengangguk.

“Kenapa kamu belum tidur, apakah besok tidak perlu melapor tepat waktu?”

Rudy bertanya.

“Aku sedang menunggu kamu, kamu tidak pulang, aku tidak bisa tidur.”

Clara mengangkat dagu, tersenyum sambil berkata.

“Aku sekarang sudah pulang, Nyonya Sutedja ingin aku bagaimana menemanimu tidur?”

Rudy tersenyum lembut, telapak tangan memegang dagunya, dia menundukkan kepalanya dan menciumnya.

Bibir tipisnya sedikit dingin, jatuh ke bibir lembutnya yang berwarna merah.

Diantara bibir dan lidah masih terasa aroma alkohol yang samar, dalam keadaan panik, Clara mendapat sedikit perasaan mabuk.

Clara memejamkan mata, bulu matanya yang panjang sedikit gemetar, sebuah bayangan jatuh di kulit putihnya.

Lengan lembutnya perlahan melingkari pinggangnya.

Rudy mencium semakin dalam, terlihat jelas dia kehilangan kendali karena nafsunya, lalu menekan Clara ke sofa.

“Rudy…….” Clara menggumamkan namanya.

“Siluman kecil.”

Rudy berbisik di telinganya, suaranya tertahan, napasnya juga menjadi cepat.

Berikutnya, dia langsung menggendong Clara dari sofa, bergegas menaiki tangga, menendang membuka pintu kamar.

Dia melemparkan Clara ke ranjang, menekan dengan tubuhnya yang berat, lalu, baju tidur sutra di tubuhnya sudah menjadi sepotong-sepotong.

Clara sedikit sedih, baju tidur sutra aslinya, baru dipakai dua kali.

Tetapi, sangat cepat, dia tidak ada minat untuk memikirkan baju tidurnya lagi, otak Clara menjadi kosong, hanya merasa bahwa sebentar dia akan melayang di awan, sebentar akan jatuh kedalam laut yang dalam.

Setelah selesai, Clara menutupi dirinya dengan selimut, bersandar di dadanya, bernapas dengan terengah-engah.

Dia suka berbaring di dadanya, suka mendengarkan detak jantungnya yang kuat, membuatnya merasa sangat aman.

Banyak orang berkata, rasa aman seorang wanita berasal dari ayahnya, lalu diikuti oleh suaminya.

Tetapi terhadap Yanto, Clara benar-benar tidak bersedia untuk membahas lebih banyak.

Jadi, Clara bisa merasakan kehangatan dan kenyamanan ini, semuanya berasal dari pria yang sedang dipeluknya saat ini.

Perasaannya terhadap Rudy, selain cinta, juga ada banyak ketergantungan.

“Kenapa tidak berbicara lagi?

“Sedang memikirkan apa?”

Rudy menggosokkan telapak tangan dia di bahu telanjangnya.

Pipi Clara memerah dan dia tidak tahu harus berkata apa.

Setelah pria dan wanita berhubungan intim, satu-satunya hal yang bisa mereka komunikasikan adalah apa yang mereka rasakan dari hal ini.

Kulit wajah Clara tipis, bersikeras menolak membahas topik ini.

Pandangan matanya melihat ke suatu tempat, dan kebetulan melihat baju tidur yang dirobek rusak dilantai, kemudian,mendengus, bergumam tidak puas: "Rudy, bisakah kamu bersikap lembut lain kali, baju tidur ini mahal, kamu harus menggantinya untukku. "

Rudy mendengarkan, tersenyum dan menekannya lagi, “Aku akan membayarmu dengan seluruh diriku, apakah cukup?”

Clara panik dan mencoba mendorongnya.

“Tidak bisa, aku tidak memiliki energi lagi.”

“Bukankah kamu ingin memiliki anak perempuan yang patuh, jika tidak berusaha bagaimana bisa melahirkan.”

Rudy bergumam rendah, sambil menciumnya.

Keduanya terjerat lagi, Clara merasa hampir gila dengan permainannya.

Saat sudah selesai, benar-benar tidak memiliki sedikitpun energi lagi,hanya bisa tergeletak diatas ranjang.

Dia melihat langit-langit putih di atas kepalanya, tiba-tiba teringat bahwa sup yang dia masak sore tadi masih hangat di atas kompor.

“Rudy, Apakah kamu sudah memakannya?”

Dia mendongak menatapnya, bertanya.

“Sudah makan, baru saja makan, rasanya tidak buruk.”

Dia tersenyum lembut, bibirnya berjalan di kulitnya.

“Rudy, jangan lagi, capek sekali.”

Clara mendorong dadanya dengan lemah.

Rudy tertawa kecil, mencium bibirnya.

“Baiklah, ayo tidur, hari ini aku melepaskanmu sementara.”

Rudy mematikan lampu dinding di samping ranjang, lalu, merentangkan lengannya untuk memeluknya, keduanya tidur saling berpelukan.

Setiap kali Clara selesai dipermainkan olehnya, kualitas tidurnya menjadi sangat bagus

Dia tertidur langsung sampai pagi, tidur dengan sangat nyenyak.

Jika bukan karena hasratnya yang naik di pagi hari, menciumnya sampai hampir kehabisan napas, Clara mungkin akan tertidur sampai siang hari.

"Rudy, bisa tidak jangan mengangguku terus, apakah hari ini kamu tidak perlu bekerja?"

“Masih pagi.”

Rudy berkata sambil menciumnya.

“Tapi, hari ini aku harus keluar.”

Clara membungkus dirinya dalam selimut seperti bakcang, dengan ekspresi perlawanan yang tidak puas.

Sekarang seluruh tubuhnya sakit, bangkit dari tempat tidur pun harus dipaksakan.

Jika terus membiarkan dia melakukan hal ini, hari ini dia tidak perlu bertemu dengan sutradara dan produser lagi.

Rudy jarang tidak ada rapat dipagi hari, dia berencana ingin berlama-lama bersamanya, tapi, wanita kecil yang ada pelukannya tidak bersedia bekerja sama lagi.

Bukan hanya wanita kecilnya yang tidak bisa bekerja sama, tetapi bocah kecil yang baru bangun juga datang untuk membuat masalah.

Pintu kamar diketuk keras, suara keras Wilson datang dari luar pintu, "Ayah ibu, bangun."

Rudy mengenakan baju celananya, bangkit dari tempat tidur untuk membuka pintu.

Clara buru-buru mencari dress dan memakainya.

Pintu kamar dibuka, Wilson mengenakan baju tidur kartun, kaki kecilnya berjalan masuk, masuk ke dalam pelukan lembut Clara.

“Wilson, selamat pagi.”

Clara mencium wajah kecil putranya.

Di pintu kamar, kakak Sus mengulurkan tangan mengetuk pintu, dia tidak masuk, tetapi hanya berkata, "Wilson sudah saatnya pergi ke taman kanak-kanak, jika terlambat akan melewatkan waktu sarapan."

Bagi Wilson untuk pergi ke taman kanak-kanak bukanlah masalah, bocah kecil ini suka bersosialisasi.

Hanya menempel pada Clara dan berkata, "Ayah dan ibu antar Wilson ke taman kanak-kanak."

Clara mengangguk menyetujui, menyerahkan dia pada kakak Sus, menyuruh kakak Sus membawanya untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian.

Clara buru-buru mandi di kamar mandi, kemarin malam dipermainkan oleh Rudy sampai begitu lelah, dia langsung tertidur.

Pagi hari saat bangun merasa badannya lengket, sangat tidak nyaman.

Setelah selesai mandi, dia mengganti rok panjang untuk keluar lalu turun kebawah.

Ketika melewati pintu dapur, tiba-tiba teringat sup yang dibuat kemarin.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu