Suami Misterius - Bab 6 Muka Tebal Ibu dan Anak

Clara tersenyum dingin.

Clara berjalan sampai di depan Yanto, masih dengan hormat memanggil, "Ayah."

"Kamu masih tahu kembali, memalukan keluarga Santoso!" Senyuman hilang dari wajah Yanto, saat melihat Clara, senyuman itu tergantikan dengan kemarahan, tamparan mendarat di wajah Clara.

"Maksud ayah, sudah tidak mengakui aku sebagai anak lagi?" Clara sama sekali tidak terkejut, bertanya dengan datar.

Yanto melihat dia dengan emosi, tapi tidak berkata apa-apa.

Ayah dan anak perempuan putus hubungan seperti ini, Yanto tidak bisa melakukannya. Sebagai orang yang bekerja di pemerintahan, yang paling penting adalah nama baik.

"Lihat kalian berdua ayah dan anak, kenapa seperti musuh. Yanto, redakan emosi, anakmu mau kembali bukannya itu bagus." Rina berbicara, sambil tersenyum berjalan ke samping Clara, memegang tangannya, wajahnya penuh dengan perhatian.

"Clara, kenapa kamu pulang sendirian, mana anak kamu? Meskipun melahirkan tanpa suami, kalau kedengaran di luar juga tidak enak di dengar. Tapi bagaimanapun juga itu anak kandungmu, cucu kandung ayahmu, kamu bawa pulang, kami juga bisa bantu kamu merawatnya."

Senyumnya menusuk seperti pisau, ini cara yang selalu digunakan Rina. Dulu, Clara masih kecil tidak mengerti, setiap kali Rina melindungi, dia merasa senang. Kemudian Clara menyadari, setiap kali setelah Rina "melindungi" dia, kemarahan Yanto malah menjadi berlipat-lipat.

Benar saja, setelah Rina selesai berbicara, raut wajah Yanto semakin tidak enak dilihat.

Clara menghempaskan tangan Rina, senyumnya manis, "Terima kasih perhatian tante. Tapi, urusanku tante tidak perlu memikirkannya. Lebih banyak perhatikan kakak saja, dia sudah keguguran beberapa kali tidak baik untuknya, takutnya kalau keseringan nanti jadi tidak bisa hamil lagi, kan repot."

Dulu Elaine pernah berpacaran dengan anak tunggal bos property, setelah itu baru tahu kalau laki-laki itu pernah kecanduan narkoba. Dipaksa putus, dan diam-diam menggugurkan bayi yang ada dalam perutnya.

Hal ini meskipun ditutup rapat-rapat oleh Elaine, tapi di dunia ini tidak ada rahasia yang tidak bisa bocor, hanya Yanto yang dibutakan sampai tidak mengetahui masalah itu.

"Elaine keguguran? Sebenarnya apa yang terjadi!" Emosi Yanto meledak lagi.

Saat Yanto sedang dalam kemarahannya, Clara menarik kopernya, naik ke lantai atas. Bagaimana menjelaskan ke Yanto, itu urusan Rina sebagai ibunya.

Kamar Clara ada di lantai 3 paling ujung, kamar yang paling besar dan paling mewah di villa ini.

Clara membuka pintu kamar, semua yang ada di dalam ruangan tidak ada yang berubah, tapi yang ada diatas kasurnya bukan lagi boneka dia, lemari bajunya penuh dengan baju Elaine, meja riasnya dipenuhi dengan foto prewedding Elaine dengan Marco.

Clara berdiri di tengah kamar, menarik kopernya ke samping, memanggil Wulan.

"Bi Wulan, tolong buang semua barang yang bukan milikku, oh, tolong bersihkan dulu kamar mandi, aku mau mandi."

"Baik, non."

Bi Wulan bekerja dengan sangat cepat, saat Clara keluar dari kamar mandi, semua barang Elaine sudah dibuang keluar, bahkan sampai tirai dan sprei sudah diganti yang baru.

Clara duduk di kursi meja rias menyisir rambut, perempuan yang ada di cermin sangat cantik.

Saat ini pintu tiba-tiba dibuka, Elaine bergegas masuk.

"Clara, siapa yang memperbolehkan kamu menyentuh kamarku!"

Clara melihat dia dari dalam cermin, melihat sikap Elaine seperti itu, Clara memandang rendah ibu dan anak yang sangat tidak tahu malu itu.

Clara meletakkan handuk yang ada di tangannya, perlahan berdiri, melihat Elaine dia tertawa, "Kakak, aku sudah merelakan Marco untukmu, kamar ini, kamu mau merebut juga?"

"Kamu sendiri yang tidak mampu mempertahankan laki-laki, wajar saja kamu ditinggalkan, jangan salahkan aku." Nada suara Elaine penuh dengan ejekan.

Clara tersenyum dan menganggukkan kepala, "Aku memang tidak sepintar kakak, Marco mengatakan akan bertanggung jawab, jangan bilang kamu mengatakan kepadanya kalau kamu masih perawan? Kalau dia tahu kamu pernah aborsi anak orang lain, kamu tebak bagaimana reaksi dia?"

Elaine mendengar Clara berbicara seperti ini, wajahnya menjadi pucat, terlihat jelas Elaine ketakutan.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu