Suami Misterius - Bab 771 Mematikan Melanie

Sebenarnya ini merupakan hal baik.

Clara senang melihat hasil seperti ini.

Raymond lebih dapat dipercaya daripada Aldio, meskipun suka bercanda, tapi tidak sembarang memainkan wanita.

Dan juga lumayan menjaga Lena, keduanya juga merupakan cinta pertama.

“Oh, kemudian bagaimana?

Tidakkah dia berkata ingin bertanggung jawab padamu?”

Clara mengangkat alis, dan bertanya dengan nada bercanda.

Wajah Lena memerah seperti udang yang sudah direbus, Clara pertama kali melihatnya begitu malu.

Lena malu dan segan, tangan menutup wajah, langsung membungkuk di atas meja, menghentikan Clara untuk terus membicarakan topik ini.

Masalah malam itu masih berputar di otaknya, membuat hatinya tidak tenang, wajahnya semakin memerah, hatinya juga semakin kacau.

Sebenarnya saat itu dia tidak mabuk, dia bahkan tahu ada sesuatu yang tercampur dalam anggur merah.

Dulu ketika mengikuti Raymond mereka keluar, dia juga lumayan sering menyentuh benda-benda seperti ini, jadi apa yang dilakukan Aldio tidak mungkin dapat membohonginya.

Lena sengaja meminum anggur merah, dan sengaja mabuk, hanya ingin meminjam keberanian dari alkohol untuk melakukan sesuatu dengan Raymond.

Raymond terlihat suka bercanda, tapi sebenarnya merupakan pria sejati.

Setelah mengantarnya ke dalam kamar, dan menggendongnya ke ranjang.

Lena merangkul lehernya, keduanya jatuh ke ranjang yang lembut, tubuh Raymond yang berat menekannya.

Lena berpikir sudah sampai situasi begini, seharusnya akan terjadi sesuatu.

Tapi kemudian Raymond melepaskan tangannya, duduk dari ranjang dan akan pergi.

Saat itu, Lena sangat marah.

Raymond tidak mengambil inisiatif, Lena hanya bisa bermuka tebal mendekatinya, dan memeluknya dari belakang, tidak mengizinkannya pergi.

“Tidak boleh pergi, kamu menemaniku tidur.”

Lena berkata.

Raymond berbalik dan tersenyum, lalu berkata dengan sabar, “Sudah begitu besar, masih meminta orang menemanimu.

Ayolah, cepat tidur, agar besok tidak sakit kepala.”

Lena merasa dirinya bukan sakit kepala, tapi kesal dan sakit hati.

Berbicara tidak berguna, kalau begitu hanya bisa melakukannya.

Dia segera melepaskan mantel di tubuhnya kemudian melepaskan gaunnya, lalu mengulurkan tangan menarik pakaian Raymond.

Wajah Raymond langsung berubah, menjadi sangat serius.

Dia berwajah suram, menarik kedua tangannya, “Lena, jangan sembarang bertindak.”

“Aku tidak sembarang bertindak.”

Lena mengangkat wajahnya dan berkata dengan tegas, “Emangnya kamu tidak mau meniduriku?”

“Mau, tapi bukan sekarang.”

Raymond menggerakkan tenggorokannya, suaranya terdengar serak.

Situasi seperti ini merupakan tantangan besar bagi seorang pria.

“Dengarkan kata-kataku, sekarang kamu mabuk, kita membicarakannya besok setelah kamu kembali sadar.”

“Aku tidak mabuk, aku sangat sadar.”

Lena menggigit bibirnya berkata, “Raymond, maukah kamu tidur denganku?

Kalau kamu tidak tidur denganku, aku akan pergi mencari orang lain.”

Wajah Raymond langsung menjadi suram, dia menutup erat bibirnya, tidak berkata.

Lena sangat kesal, dia mengangkat kakinya akan berjalan menuju keluar, tapi belum sampai di pintu, langsung dihentikan Raymond.

Tangannya yang kuat merangkul pinggangnya yang ramping, sebuah tenaga yang kuat menariknya kembali ke ranjang, tubuh yang hangat langsung menekannya.

Bibirnya menempel di telinganya, berbisik: “Jangan menyesal.”

Kemudian, semuanya terjadi begitu saja.

Pada malam itu, nyeri disertai kekacauan.

Lena akhirnya pingsan.

Pagi berikutnya, Lena bertanya siapa yang meneleponnya, Raymond menjawab dengan acuh tak acuh, “Clara.”

Lena merasa malu dan kesal, dia langsung mengambil bantal dan melempar ke arah Raymond.

“Siapa suruh kamu sembarang mengangkat ponselku, apakah kamu ingin semua orang tahu apa yang telah kita lakukan semalam!”

“Kalau tidak?

Emangnya mau sembunyikan?”

Raymond mengangkat alis, dan berkata dengan tegas.

Lena malah tidak dapat membantahnya.

Dia mengulurkan tangan menutup wajahnya yang merah.

Raymond berjalan ke sana, menariknya ke dalam pelukan dan mencium bibinya, “Sekarang tahu malu, semalam siapa yang bersikeras ingin tidur denganku.”

Mendengar ini, Lena memelototinya, setelah mengambil keuntungan masih pura-pura bingung.

Lena mengepal erat tangannya, dan memukul dadanya dengan marah, malah ditarik kembali olehnya dan ditekan di ranjang.

Siang hari yang cerah, mereka melewatinya di ranjang.

Lena “disiksa” lumayan parah olehnya.

Setelah selesai, keduanya berbaring di atas ranjang, menatap langit-langit di atas.

Lena terengah-engah, menatap langit-langit dan melamun, tiba-tiba mendengar Raymond berkata: “Mari kita menikah.”

“Apa?”

Lena tertegun, dan menatapnya dengan wajah terkejut.

Raymond juga menatapnya, mengerutkan kening berkata, “Kamu sudah tidur denganku, emangnya kamu tidak ingin menikah denganku?”

Lena menggelengkan kepala, dia kembali demi dirinya, dan datang ke Beijing mencarinya, tentu ingin bersamanya selamanya.

Sekarang beras sudah menjadi nasi, dia tidak akan mengatakan dirinya tidak ingin menikah dengannya.

“Bukan, aku hanya merasa terlalu cepat.”

“Tidak cepat, pasukan harus menjalankan proses, dan itu butuh waktu.”

Raymond berkata.

“Oh.”

Lena menjawab, mendekatinya dan masuk ke dalam pelukannya.

Dia merasa senang.

Setelah hari itu, mereka kembali bersama dan memastikan hubungan.

Raymond juga mengajukan permohonan kepada atasannya, tetapi dia terlalu sibuk dalam pasukan, dan pernikahannya ditunda.

Namun, Lena juga tidak terburu-buru.

Karena keduanya masih muda dan memiliki karier sendiri, saat ini, mereka sibuk dengan pekerjaan sendiri dan menikmati manisnya cinta, perasaan ini terasa menyenangkan.

Tapi, perasaan manis seperti ini, dia belum ingin membagikannya dengan orang lain.

Clara adalah orang yang cerdas, dia tidak terus bertanya.

Dia pergi mengambil obat di apotik, kemudian meninggalkan rumah sakit dan kembali ke kru.

Syuting film Keluarga Tong masih berlangsung.

Dia sebagai pemeran utama wanita memiliki banyak adegan, dan sering harus melakukan syuting di malam hari, jadi Lena menyuruhnya makan tiga kali sehari, lalu makan dan tidur tepat waktu, ini benar-benar sangat sulit.

Clara sibuk berakting, kemudian sesuatu terjadi pada Melanie.

Ketika Clara menerima telepon dari keluarga Sunarya, dia tiba-tiba merasa sakit kepala.

Sangat jelas, Rudy telah menekan semua masalah, Ahmed telah berjanji tidak akan menjerat Melanie lagi, dia seharusnya akan menepati janji.

Dengan begini, masih dapat menyebabkan sesuatu, hanya bisa membuktikan bahwa Melanie benar-benar cari mati.

Dalam panggilan telepon, kata-kata Nyonya tua tidak terlalu jelas, dia hanya meminta Clara kembali untuk menanganinya. Bagaimanapun, Melanie adalah asistennya, keluarga Sunarya tidak tahu bagaimana menanganinya.

Clara mengambil cuti dengan sutradara, setelah kembali ke hotel untuk membersihkan riasan wajah, dia bergegas kembali ke keluarga Sunarya.

Setelah kembali ke keluarga Sunarya, dia baru menyadari Melanie telah membuat banyak keributan dan sangat memalukan.

Dia mendengar Melanie ditarik keluar dari hotel oleh Nyonya kedua Sunarya tanpa mengenakan pakaian apapun.

Di dalam hotel bintang lima, orang-orang di lobi hotel sangat ramai, pasti banyak yang menonton.

Nyonya Sunarya sengaja ingin mempermalukan Melanie.

Dalam hal ini, Melanie memang salah, dia tahu Ahmed adalah pria yang sudah menikah, namun masih tetap menjeratnya.

Tapi bagaimanapun Melanie adalah seorang gadis, telanjang di depan umum, apa yang ingin dilakukan Nyonya tua kedua?

Apakah dia ingin mematikan Melanie?

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu