Suami Misterius - Bab 541 Rasa Kesegaran Dirimu Bisa Bertahan Berapa Lama

Ini jejak beli satu gratis satu ! Perhitungan Nalan Vi memang hebat sekali, mengatur Viona ke dalam departemen sekretaris, menandakan telah mengaturkan seorang mata-mata di sisi Rudy, apabila Sutedja Group mengalami perubahan atau perkembangan apapun, departemen sekretaris adalah orang pertama yang mengetahuinya.

Rudy menarik senyuman dingin, lalu tertawa ringan dan menjawab, “Boleh.”

Nalan Vi begitu berusaha, dia bahkan mau lihat seberapa besarnya ketabahan Viona di departemen sekretaris.

Karyawan departemen sekretaris di Sutedja Group semuanya licik dan hebat, dengan sikap Viona yang begitu bodoh, kemungkinan besarnya akan dipermainkan oleh orang lain.

Nenek Sutedja sepertinya tidak kepikiran kalau Rudy akan menyetujuinya dengan begitu mudah.

Pada kenyataannya, dia sama sekali tidak memahami Rudy.

Sifat Rudy sangat tenang dan tabah, seolah-olah sifat dingin telah merasuki tulangnya.

Namun dia adalah orang yang paling berperikemanusiaan di dalam keluarga Sutedja.

Mengenai kakak beradik Gevin dan Viona, Rudy sama sekali tidak pernah kepikiran untuk memusnahkannya.

Seandainya Gevin tidak bertindak bodoh, tidak mencari masalah, mereka dapat bekerja sama dengan aman tenteram.

Sebuah perusahaan Electric Technology, memberikan padanya juga tidak bermasalah, sejak awal Rudy memang bukan orang yang pelit.

Setelah itu, semua anggota di tempat juga makan bersama.

Kekurangan suara batuknya Revaldo di meja makan, sepertinya lebih terkesan sunyi dibanding sebelumnya.

Clara tidak terlalu ada selera, dia meninggalkan tempat pada pertengahan makan, lalu melihat drama sendirian di atas sofa rumah ruang tamu.

Dia sedang bermain game dengan ponselnya, tiba-tiba Nalan Vi berjalan menghampiri, duduk di hadapannya.

“Revaldo sudah meninggal, kalian suami istri pasti sangat senang kan !”

Terdengar suara Nalan Vi yang berkesan kejam dan dingin.

Clara mengangkat kepalanya setelah mendengar demikian, lalu menatapnya dengan mengerutkan alis.

Nalan Vi berpakaian warna hitam, di atas rambutnya menjepit sebuah bunga putih kecil, wajahnya sangat pucat, matanya telah bengkak karena tangisan, kelihatannya sangat lelah, namun reaksi wajahnya tetap saja kejam dan ganas seperti dulu.

Clara ingin sekali bertanya pada Nalan Vi, dari mana dia melihat dirinya merasa sangat senang ?

Reaksi wajah Nalan Vi tetap saja sangat ganas, dia lanjut berkata :”Clara, kamu tidak perlu terlalu cepat senangnya.

Rudy dulu juga mencintai Rahma sampai mati-matian, demi dirinya Rudy bahkan hampir membunuh orang, akhirnya tetap saja terpisahkan.

Clara, kamu merasa, rasa kesegaran dirimu bisa bertahan berapa lama !”

Clara tidak marah setelah mendengarnya, malahan tertawa.

Revaldo sudah meninggal dunia, Rudy juga telah mundur langkahnya, telah menyetujui membiarkan Gevin dan Viona bekerja di dalam perusahaan.

Nalan Vi tetap saja berupaya untuk menghasut, sepertinya dia memang tidak bisa terima apabila orang lain mempunyai hidup yang menyenangkan.

“Kamu sudah selesai bicara ?”

Suara Clara sangat datar, dan membawa sedikit kesan hilang kesabaran.

Setelah itu, dia tunduk kepalanya, lanjut bermain game di ponsel.

Nalan Vi dibuat tak berdaya olehnya, dia merasa Clara belum mengerti maksud pembicaraannya.

“Tidak terduga juga umurmu masih kecil, tetapi begitu sanggup menahan ya.”

Nalan Vi membuka mulutnya lagi, hanya saja, ketika pembicaraannya sedang berlangsung, sudah dipotong oleh suara rendah seorang lelaki.

“Terima kasih pujian kakak ipar, kalau tidak ada keperluan lain, kami sudah harus pamit.”

Rudy melangkahi kaki panjangnya, mengulurkan tangan dan menarik pergelangan Clara, menggandengnya dan terus berjalan keluar.

Mobil kondisi stabil pada perjalanan pulang ke apartemen jalan Gatot Subroto.

Clara sedang termenung dan menatap pemandangan luar jendela yang terus mundur, tiba-tiba di dalam pemikirannya muncul kata-kata Nalan Vi barusan : Rudy dulu juga mencintai Rahma sampai mati-matian, demi dirinya Rudy bahkan hampir membunuh orang, akhirnya tetap saja terpisahkan.

kamu merasa, rasa kesegaran dirimu bisa bertahan berapa lama !

“Sedang memikirkan apa ?”

Di sampingnya, Rudy tiba-tiba bertanya padanya.

Clara menoleh dengan refleks, tatapannya melekat pada tangan Rudy yang sedang memegang stir mobil, jari tangannya sangat lentik, sangat nyaman di lihat.

“Rudy, mantan tunanganmu, orangnya seperti apa ?”

Clara mencoba bertanya.

Rudy sedikit mengangkat alis, tatapan matanya semakin dalam.

“Nalan Vi menghasut apa lagi padamu ?”

“Dia hanya bilang kamu demi Rahma bahkan hampir membunuh orang, sisanya dia belum sempat bilang, kamu sudah muncul.”

Clara berkata.

Sebenarnya, Clara tidak begitu mempedulikan hal ini, bagaimanapun, semua itu terjadi sebelum mereka bersama.

Meskipun Rudy memang sangat mencintai Rahma pada saat itu, namun tetap juga hanya termasuk kenyataan masa lalu.

Akan tetapi, Rudy yang muncul dengan begitu buru-buru, malahan membuat Clara memikirkannya.

Dia merasa, sepertinya Rudy sangat pantang dengan masa lalu itu.

Tatapan Rudy terus fokus pada keadaan perjalanan di depan, nada bicaranya datar bagaikan tidak terpengaruh apapun.

“Rahma, dia memang seorang wanita yang sangat baik, dia sopan dan elegan. Termasuk juga lembut dan baik hati.

Hanya saja, aku sangat tidak mengerti dengan tingkah lakunya, kenapa dia harus merendahkan diri untuk membujuk dan menyanjung orang keluarga Sutedja.

Bahkan, kalau suami istri Revaldo menyusahkan dirinya, dia bisa diam-diam menangis sendiri, sampai matanya bengkak kemerahan.

Aku bertanya padanya, ingin membela kebenarannya, tetapi dia malah membantu mereka mengelabuhiku.

Mungkin saja, dia terlalu mementingkan identitas dan kedudukan, khawatir kalau aku lepas dari keluarga Sutedja, khawatir jika aku akan kehilangan segalanya.

Kalau aku kehilangan segalanya, dia juga akan demikian.

Sedangkan membunuh orang demi dirinya, Nalan Vi yang terlalu berlebihan gambarannya.

Pada saat itu, Revaldo dan Nalan Vi merencanakan adegan tangkap basah perselingkuhan.

Aku melihat Rahma dan lelaki itu di dalam kamar, melihat mereka berpelukan dengan tubuh telanjang.

Saat itu masih muda, aku memukul lelaki itu sampai sangat parah sekali.

Hampir dituntut karena hal itu.”

Meskipun demikian, Rudy tidak pernah menyalahkan Rahma, bagaimanapun, dia juga dimanfaatkan oleh orang lain.

Namun beberapa tahun berlalu, dia sangat tidak ingin mengungkit dan membahas tentang orang ini lagi.

Clara selesai mendengarnya, juga tidak berkomentar apapun.

Dalam pandangannya, Rahma sudah baik berlebihan, sehingga tidak bisa menilai kondisi.

Hubungan Revaldo dan Rudy, sudah menginjak batas saling mematikan.

Rahma menyanjung mereka, berusaha memperbaiki hubungan sesama, sama saja menghabiskan tenaga dengan sia-sia.

Sementara dia sebagai tunangan Rudy, tidak dapat berpihak pada Rudy dengan berani dan tabah, hasil akhirnya hanya bisa membuat Rudy menjauhi dirinya.

……

Ada yang sedang berduka cita, ada juga orang yang sedang bersenang ria.

Di dalam kamar pasien rumah sakit.

Hyesang duduk di samping kasur, memberikan sebuah kalender kepada Saras dengan sopan.

“Tante, beberapa hari ini di bulan depan termasuk hari yang baik, cocok dalam pernikahan.

Tante merasa bagusnya hari apa, untuk melaksanakan acara pernikahanku dengan Ahyon.”

“Kamu sudah meminta persetujuan orang tuamu ?”

Saras tersenyum dan bertanya.

“Menikah adalah urusan berdua, hanya butuh persetujuan aku dengan Ahyon, dan juga persetujuan tante saja.”

Hyesang hanya mengalihkan pembicaraan, jelasnya sedang menghindari pembahasan dalam.

Saras mengangguk sekilas, lalu berkata, “Anak bodoh.”

Dia tentu saja mengetahuinya, orang tua Hyesang pastinya tidak akan setuju, sejak kecelakaan yang terjadi sebelumnya, mereka tidak akan mungkin setuju lagi.

Saras tidak bisa menyalahkan Tary Cut, karena mereka sama-sama sebagai orang tua.

Semua orang tua memang egois.

Dia berharap setelah dirinya meninggal dunia, ada seseorang yang menjaga Ahyon, oleh sebab itu, dia mengizinkan Hyesang menikah dengan Ahyon, secara tidak langsung membiarkan Hyesang menyerahkan hak untuk mempunyai anak sendiri.

Jari tangan Saras yang pucat sedang mengelus beberapa angka yang sudah lingkar di kalender, dia tidak buru-buru mengambil pilihan, justru menceritakan sebuah cerita kepada Hyesang.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu