Suami Misterius - Bab 36 Terjadi Konflik Dengan Orang Sendiri

Depan pintu kantor CEO, Clara sangat berkarakter mengulurkan tangan mengetuk pintu, juga tidak menunggu jawaban dari dalam, langsung mendorong pintu dan masuk. Setidaknya dia harus berakting samping akhir dengan citranya sebagai nona besar yang sombong.

Di dalam ruang kantor, Heru sedang menelpon di depan jendela Prancis, melihat Clara masuk, dia menutup telpon dengan tepat waktu.

“Clara sudah datang, duduklah.” Dia melebarkan tangan, memberi isyarat menyuruhnya duduk. Senyuman hangat di wajahnya, sama sekali tidak menunjukkan sikap meremehkan karena Clara mendadak menerobos masuk.

Clara langsung duduk dengan santai di sofa kulit asli di tempat penerimaan tamu, sedikit mengangkat dagunya melihat ke arah pria tinggi yang berdiri dua langkah darinya.

Tahun ini Heru berumur 31 tahun, dalam ingatan Clara, dia adalah orang hebat yang luar biasa, dalam dirinya terdapat aura pelajar yang lembut dan elegan, dia sulit membayangkan orang seperti ini ternyata adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan pribadi, seorang pengusaha yang menghalalkan segala cara.

Ketika Clara termenung, Heru sudah mengeluarkan sebuah minuman Zegar dari kulkas dan diberikan ke hadapannya, minuman rasa lengkeng, saat dia masih kecil sangat menyukainya, apakah Heru masih mengingatnya.

Clara mengulurkan tangan menyentuh minuman Zegar sejenak, baru saja dikeluarkan dari kulkas, sangat dingin. Meskipun dia sangat ingin minum, tapi tidak berdaya kebetulan sedang datang haid.

“Aku ingat dulu saat kamu masih kecil sangat suka minum rasa lengkeng.” Heru melihat dia tidak meminumnya, semakin penuh kelembutan berbicara.

“Kamu juga mengatakan saat masih kecil, selera orang akan berubah.” Clara sembarangan menjawabnya. Dia tidak mungkin memberitahunya: paman sepupu Heru, aku sedang haid, tidak bisa minum sesuatu yang dingin!

Mereka tidak akrab sampai sejauh itu.

Dan ini adalah sebuah hal yang tidak penting, Heru juga tidak banyak bicara apa-apa lagi, selanjutnya mengarahkan pembicaraan ke topik utama.

“Aku dengar dari Yunita, kamu baru saja tanda tangan dengan sutradara Chen ( Film Putri Duyung), bisa memainkan film sutradara Chen, ini adalah kesempatan yang langka. Sekarang kamu sudah sama dengan menapakkan setengah kaki ke dalam dunia hiburan, lingkaran ini lebih rumit dari yang kamu bayangkan, jika tidak memiliki agen yang baik, sangat mudah membuat kekacauan. Seharus kamu pernah dengar Siera kan, dalam lingkaran ini dia termasuk agen yang cukup terkenal, orangnya lumayan baik, juga memiliki banyak sumber di tangannya, aku atur dia yang membawamu. Mengenai asisten, perusahaan baru merekrut beberapa orang, kamu bisa memilih yang kamu suka.”

Ketika Heru dan Clara berbicara, selalu terdapat senyum lembut, tapi kata-katanya sama sekali tidak memiliki ruang untuk negosiasi dengannya.

Jika Clara masih seorang gadis kecil yang naif waktu itu, mungkin dia sudah dibawa masuk oleh Heru, juga akan merasa sangat bersyukur.

Dia dengan sabar menunggu Heru selesai bicara baru mulai bicara, dia belajar darinya, tersenyum lembut, tapi kata-katanya sama seperti dia tidak bisa dinegosiasikan sama sekali.

“Asisten adalah untuk mengurus kehidupan sehari-hari artis, aku akan membawa putri pengasuhku ke kru, dia lebih mengerti dengan kehidupan sehari-hariku, jika orang lain yang menjagaku, aku tidak terbiasa. Mengenai agen, aku mana berani merepotkan kak Siera, katanya dia cukup sibuk juga. Aku sudah memiliki orang pilihan.

“Oh, coba katakan?” Heru mengangkat alisnya, merasa sedikit terkejut.

Di perusahaan ada berapa banyak agen, dia sebagai CEO paling jelas. Kecuali Siera yang diaturkannya, seharusnya tidak ada orang yang berani menerima masalah rumit ini. Sekalipun ada orang tidak tahu diri yang berani menerimanya, dia juga punya alasan dengan mudah mengatasinya, bagaimanapun, kualifikasi Siera jelas di sana, kecuali Luna, tidak ada orang yang bisa bersaing dengannya.

Dia baru berpikir sampai di sini, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu kantornya, dia sudah terbiasa mengatakan: “Silahkan masuk.”

Kemudian, pintu terbuka, Luna berjalan masuk.

“Apakah ada masalah?” Heru bertanya. Dia tidak ingat memanggil Luna ke kantornya.

Namun, tidak menunggu Luna menjawabnya, Clara juga mulai bicara, “Tentu saja ada masalah. Kak Luna sudah setuju untuk menjadi agenku, kelak dia akan bertanggung jawab penuh atas semua masalahku.”

Heru secara tidak sadar menyipitkan mata melihat Luna, tampaknya sedang berpikir. Terdiam agak lama, baru menaikan sudut bibirnya, menunjukkan sedikit senyuman. Ternyata benar gadis kecil sudah tumbuh dewasa.”

Jelas sekali Clara datang dengan persiapan, gadis kecil yang ada dalam ingatannya sudah tidak bisa diatur orang lagi, bahkan sudah mengaturnya.

“Hal-hal lainnya, kamu rundingkan dengan kak Luna, aku sudah membuat janji dengan orang pergi ke salon kecantikan untuk spa, sedang buru-buru.” Clara selesai bicara, langsung berdiri sambil tersenyum, lalu berjalan ke arah pintu.

Pinggangnya yang ramping bergoyang dengan penuh keindahan dan elegan, sepatu hak tinggi warna merah yang menginjak di lantai membuat suara yang menyenangkan.

Luna hanya datang untuk menunjukkan wajahnya saja, juga tidak perlu tinggal lebih lama di sana, ikut keluar.

Kantor CEO yang luas itu menjadi hening sesaat.

Jari panjang Heru secara tidak sadar mengetuk meja beberapa kali, berbicara sendiri mengatakan: “Industri hiburan adalah tempat yang memberi pengaruh buruk buat orang banyak orang baik dan jahat berkumpul jadi satu sangat tidak cocok untukmu, kenapa kamu harus terjun ke dalam sana?”

Dia menghela nafas tanpa suara, kemudian, mengulurkan tangan mengambil ponsel di atas meja, menelpon satu nomor. “Yunita......”

……

Yunita menutup telepon, raut wajah sangat buruk.

“Apakah ada yang tidak lancar dengan pamanmu?” Rina bertanya dengan agak mendesak.

Tidak menunggu Yunita menjawab, Elaine menyela duluan: “ Siera adalah agen senior dalam industri ini, bagaimana mungkin Clara menolaknya, mungkin sedang diam-diam merasa senang. Tunggu setelah di jatuh dalam tangan Siera, langsung sengaja sembunyikan dia agar tidak diperhatikan orang. Dia ingin seperti kakak menjadi artis terkenal untuk mencari perhatian, juga tidak bercermin lihat diri sendiri apakah memenuhi syarat.......”

“Kamu diam.” Rina langsung menyela kata-kata Elaine dengan dingin. Raut wajah putri sulung yang ada di depan ini semakin buruk, sudah tahu pasti ada yang salah.

Benar saja, Yunita mengulurkan tangan memegang dahinya, merasa tidak berdaya mengatakan: “ Luna sudah menerima Clara, dan menjadi agennya.”

“Kenapa begini, beberapa waktu lalu aku dengar dari pamanmu, Luna baru saja menandatangani dua pendatang baru yang memiliki prospek bagus, mana mungkin ada waktu luang lagi.” Rina terkejut dan khawatir mengatakannya.

“Dua pendatang baru, dengan mudah bisa di suruh pergi.”

“Tapi Luna selalu bersikap netral di perusahaan, dulu Heru juga mencoba untuk menariknya ke sisi kita, tetap tidak sesuai harapan. Bagaimana mungkin Luna mau mengambil masalah sulit Clara ini!” Rina berkata lagi.

Yunita semakin tidak sabar, “Dari awal sudah aku katakan pada kalian, Clara adalah seekor singa yang tertidur. Kita berakting selama bertahun-tahun di hadapannya, hanya demi membuat dia hidup dalam kepolosan dan kebohongan. Pada saat itu kita ingin menipu saham perusahaan dari tangannya, bukankah sebuah hal yang mudah. Kalian malah tidak mau mendengarkanku!”

“Kak, apakah kamu sedang menyalahkanku?” Tidak peduli seberapa bodohnya Elaine dia bisa mendengar bahwa kata-kata Yunita ditujukan padanya.

“Apakah kamu masih berpikir dirimu tidak salah? Sosial kelas atas ada begitu banyak tuan muda kaya, kenapa matamu malah tertuju ke pria Clara! Sekarang malah bagus, keuntungan yang didapat tidak bisa mengkompensasi kerugian!” Yunita tidak bisa menahan amarahnya.

“Sosial kelas atas ada begitu banyak pria, bukankah kamu juga masih belum berhasil menikah.” Elaine agak takut dengan Yunita, tapi dalam hati merasa tidak terima, hanya bisa bergumam satu kalimat.

Yunita sangat marah hingga wajahnya jadi pucat pasi, langsung berdiri dan pergi. Dia tidak ingin membuang waktu terus berselisih dengan adik bodoh ini.

Dua putri berdebat, yang paling sulit adalah Rina. Lawan masih belum melakukan apa-apa, sudah terjadi konflik dengan orang sendiri.

Rina dengan galak melototi Elaine sebentar, kemudian, bergegas mengejar keluar.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu